Chapter 04. Sang penjaga hutan.

Start bij het begin
                                    

Ugh!!!! Dia benar-benar tidak bisa memasak...

Oi Benimaru kampret!!! Jangan pura-pura tidak tau sialan!!! Oii... Nengok sini!!! 'Maafkan aku Rimuru-sama'

Dan untuk kakek di sana juga, dia menyembunyikan Hawa keberadaanya sehingga tidak terlihat. 'Ini juga salah satu bentuk latihan'

Sial... Mereka berdua tidak bisa di andalkan.

"Silahkan di cicipi Rimuru-sama" Cicipi ndasmu!!!

Apa-apaan ini, apakah ini masih bisa di sebut dengan makanan. Sedangkan Shion masih menunggu melihatku untuk makan.

Ugh... Dengan terpaksa aku memegang sendok dan mengambil beberapa.... 'makanan' itu.

*Graaaa

Eeeekkkk... A-Apa itu tadi? Aku seperti melihat ada sesuatu yang aneh di atas sendok yang aku pegang itu.

D-Dai kenja... Tolong aku

« menjawab. Tutuplah mata dan dorong sendok itu ke arah kananmu sekuat tenaga. Maka hidupmu akan terselamatkan.»

Aku gak tau maksudnya, tapi.mau gimana lagi.. *mendorong Aku percaya padamu Daikenja.

"Mugu..."

Aku seperti mendengar suara seseorang aku perlahan membuka sedikit mataku "Mugu...?" Dan melihat Gobta yang menjadi korban masakan dari Shion.

"GAH... ARGHH.. AH .... AH... WAAA... AHH..,"

"Gobu..."setelah itu dia pingsan tak sadarkan diri " ta..." B-banyak busa keluar dari mulutnya... Apakah dia mati? Tidak mungkin bukan.?

"Are..." Jangan cuman bilang 'Are' doang dasar Shion.. ini semua salahmu!!!

"Shion"

"Y-Ya" dia sepertinya sedikit terkejut saat aku memanggil namanya.

"Shion, mulai sekarang, jika kau ingin membuat makanan atau minuman untuk orang lain." Aku memarahinya lalu menatap Benimaru "Kau harus memberikannya terlebih dahulu kepada Benimaru, Mengerti!?"

"Baik..."

Di lihat dari ekspresi Benimaru... Dia seperti ingin mengucapkan...Ini terlalu berlebihan Rimuru-sama..

*Beee

Aku menjulurkan lidah dan pergi duduk di samping Gobuta dan mendoakannya."Makasih Gobuta, aku gak akan ngelupain keberanian mu itu."

"Aku masih belum mati..."

***

*Lempar .... *Tangkap..

"Berikan lagi padaku...." mengambil ancang-ancang dan melempar kembali ranting yang ada di tanganku "Ambil ini Ranga."

"Guk...guk...wauuu..... *Hap "

Karena tidak ada kerjaan, aku memutuskan untuk bermain bersama Ranga. Dia sedang berlari kembali menuju arah ku dengan ranting yang ada di mulutnya " anak baik..." Aku mengambil ranting yang ada di mulut Ranga, dan segera memeluk nya... Aku tidak tahan, dia sangat lucu... Bulunya juga sangat halus, itu benar-benar nyaman. Aku juga sering tertidur di samping Ranga.

"Hahaha... Itu geli Ranga... sudah cukup..." dia menjilati pipiku dengan semangat... bisa di lihat ekornya berkibas ke sana kemari dengan kencang. jika dia dalam wujud aslinya... Pepohonan dan rumah dekat sini mungkin akan hancur di buatnya. Jadi aku memerintahkan dia untuk mengecilkan tubuhnya agar tidak terlalu mengganggu, kecuali jika di keadaan tertentu aku boleh mengizinkannya berubah kembali ke bentuk semula..

Tensura : Rimuru Is a Girl |Rimuru Tempest|Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu