Prolog

9 3 0
                                    

Y U S U F
rayyanza
_____________

Plak!

“Sadar, Suf, sadar! Sampai kapan lo bakalan bersikap kayak gini, hah? Sampai kapan? Sampai nyokap lo mati? Iya?”

Yusuf diam, ia yang semula memberontak kini diam tak berkutik sedikit pun. Nyeri di pipi akibat tamparan Zidan membuat tangan kekarnya bergerak merasakan nyeri itu. Matanya merah seperti menahan amarah.

Teman-teman yang berada di sekelilingnya pun ikut diam. Mereka tak mengerti mengapa Yusuf hanya diam di saat ada yang menampar bahkan memukulnya. Senyap tak bersuara, itulah keadaan malam di kota Bandung kali ini.

“Kenapa diem hah? Bener itu yang lo mau? Pikir, Suf, pikir! Hidup lo bukan cuma buat foya-foya sana sini bangsat!”

Zidan pergi dengan amarah yang memuncak.

Yusuf masih tak bersuara. Sedetik kemudian ia menutup mata, lantas mengacak rambutnya frustrasi.

***

Ya, namanya Yusuf Rayyanza. Ia berjalan seorang diri menuruni satu per satu anak tangga setelah bel pulang sekolah berdering nyaring.

“Yusuuuf!” teriak seorang gadis berambut hitam panjang.

Rara berlari cepat menghampiri sang empunya yang tampak tak peduli. Gadis itu menghadang jalan Yusuf dengan tangan yang ia lebarkan. Sontak si lelaki bertubuh kurang lebih 176cm itu berhenti.

“Tunggu bentar! Beeentar aja!”

Yusuf memutar bola matanya malas. Lagi dan lagi gadis ini, pikirnya.

“Apa?” tanya Yusuf tanpa menatap sang lawan bicaranya.

Rara sibuk mengeluarkan ponsel dari saku bajunya. Lantas menyodorkan benda pipih itu ke arah Yusuf.

“Yusuf ada nomor wa nggak?”

“Cuma satu.”

“Rara cuma mau nge-save doang, kok.”

“Minggir! Gue mau cabut.”

Rara menggeleng cepat.

“Isss! Gimana sih caranya biar bisa dapetin hati Yusuf? Susah banget tauuu!” ketus Rara dengan nada kesal.

Yusuf mengembuskan napasnya kasar.

“Jangan ngemis-ngemis bisa ya fulan. Inget, perempuan itu harga dirinya tinggi, loh. Sama auratnya juga jangan lupa dijaga. Permisi,” kata Yusuf lantas melenggang pergi.

Rara diam di tempat. Ia coba mencerna setiap kata yang diucapkan Yusuf sebelum pergi tadi. Sedetik kemudian mata Rara membulat seketika. Ia sadar sesuatu.

“Fulan? Hah? Fulan? Nama kesayangan? Seriously? Huaaaaaaaa!”

Syarifah Sadira, gadis cantik yang tergila-gila dengan sosok Yusuf Rayyanza. Entahlah, ia sendiri juga tak mengerti mengapa ia bisa jatuh hati pada lelaki yang bahkan sama sekali tak memedulikan keberadaannya.

-to be continued-
@Yusuf Rayyanza
@Syarifah Sadira
@aastianggryni

semoga suka, ya!
next?

Yusuf Rayyanza (on going)Where stories live. Discover now