"Jangan takut. Aku ini perajurit istana yang bertugas menyelamatkan kalian." Ucap Brian dengan sangat lembut.

Mendengar kata 'istana' dan 'menyelamatkan' dengan mudah nya anak-anak tersebut langsung percaya. "Pa-paman a-akan mengeluarkan kami?" Tanya salah satu anak kecil tersebut.

Brian tersenyum dan mendekati mereka. "Ya.. Sebaiknya kita segera bergegas keluar." Ucapnya menggiring anak-anak untuk keluar.

Merasa masih ada yang tertinggal. Brian kembali masuk ke dalam penjara besi tersebut. Ia melangkah mendekati dua anak kecil yang masih nyenyak tertidur.

"Hei bangun." Gugah Brian dengan kedua tangan yang menepuk-nepuk pipi dua bocah kembar itu.

Felix membuka mata ketika merasa ada seseorang yang telah mengusik tidur nya. Dapat ia lihat seorang paman yang menggunakan seragam perajurit tepat di depan nya. Sepertinya dia adalah perajurit dari istana, pikir Felix.

"Siapa?" Tanya Felix pura-pura tak mengenalinya.

Brian lagi-lagi tersenyum lembut. "Aku Brian Aleister. Perajurit istana yang bertugas menyelamatkan kalian."

Felix mengangguk singkat. Ia menoleh ke samping dimana sang adik masih tertidur pulas. "Asher bangun." Gugah Felix, menoel-noel pipi berisi milik kembarannya

Asher melenguh pelan. "Aku masih sangatttt mengantuk. Sebentar lagi ya~"

"Asher perajurit istana datang menyelamatkan kita."

Dengan sangat-sangat terpaksa, Asher membuka matanya. "Apa kita akan bebas sekarang?" Tanyanya dengan malas.

Asher beranjak bangun mengikuti kakak yang yang sudah melangkah keluar. Ia menguap pelan, "Padahal disini sangat nyaman sekali untuk tidur." Gumamnya.

~~

Zayed la Auvamor dibuat kewalahan karena harus melawan puluhan bandit yang kini mengepungnya. Tubuhnya sudah terdapat banyak sekali luka yang menganga.

Nafas Zayed terlihat sangat tak beraturan. Ia benar-benar akan kehabisan tenaga jika terus begini. Seharusnya para perajurit yang ia minta, sudah datang dan menolongnya. Tapi mereka tak kunjung memperlihatkan adanya tanda-tanda kedatangan.

Sring!

Lagi-lagi sebuah luka diberikan padanya. Sedikit dalam dan hal itu berhasil membuat Zayed meringis sakit. Sekarang ia hanya bisa menangkis serangan terus menerus sampai sampai bala bantuan datang.

"PAMAN-PAMAN!"

Para bandit yang sedari tadi sibuk mendesak Zayed, menghentikan aksinya dan menatap ke asal suara. Di dekat pintu keluar, berdiri dua bocah kembar yang memiliki warna rambut berbeda. Mereka semua menatap heran pada dua bocah itu, tak terkecuali Zayed.

Asher- si bocah berambut putih yang tadi berteriak, tersenyum ceria seakan akan tidak merasa takut melihat pemandangan di depan. Seharusnya dia dan sang kakak sudah keluar dari sini dengan intruksi perajurit istana tadi. Tapi...

Flashback

Asher dan Felix berjalan paling belakang mengikuti Brian. Mereka berdua terlihat santai-santai saja. Berbeda dengan Brian dan anak-anak yang menjadi sandera.

"Aku ingin segera menemui ibu." Celetuk Asher.

Felix mengelus puncak kepala Asher. "Setidaknya saat ini mama berada di satu kerajaan dengan kita."

Mereka berbincang dengan nada yang sangat lirih sehingga tak dapat di dengar Brian.

Asher menghela nafas panjang. "Aku sangat merindukan nya. Apa dia sudah baik-baik saja?" Tanya nya mengingat terakhir kali di memori kakaknya, sang ibu sedang dalam keadaan sekarat.

"Mama pasti baik-baik saja. Buktinya nenek membiarkan ayah per-"

Sring! Trak! Brak!

"Apa kau mendengarnya?" Tanya Felix tiba-tiba.

Asher memutar bola mata nya malas. "Kenapa telinga mu selalu mendengar sesuatu yang tak dapat ku dengar?"

Felix tak menanggapi perkataan Asher. Ia langsung menarik tangan kembaran nya dan mengajak nya untuk menuju asal ssuar.

Flashback off

"Kalian main nya keroyokan. Itu sangat tidak keren!" Seru Asher, berkacak pinggang.

"Lalu kita harus bagaimana?" Tanya salah satu dari bandit itu.

"Bagaimana kalau adu tatapan dengan ku?" Tawar Asher. "Jika kalian menang, nanti aku akan meminta ayah untuk memberikan hartanya pada kalian. Bagaimana?"

Felix menyenggol tangan Asher, membuat sangat empu menoleh pada nya. "Harta papa melebihi seluruh harta di dunia manusia. Apa kau sudah gila? Nanti papa akan memarahimu." Bisik Felix.

"Kakak tenang saja."

~~

Felix manggil Jayden dan Clarisa= Papa mama. Kadang juga ibu atau ayah kalau lagi ga mood.

Asher manggilnya= Ayah Ibu.

The Demon King's Wife [TERBIT]Where stories live. Discover now