Chapter 6

2 0 0
                                    

Avi POV

Entah pukul berapa semalam akhirnya Avi berhasil memejamkan mata. Setelah mendengar kalimat dari pria yang sampai saat ini masih memejamkan mata disampingnya itu. Pria yang membuat hati dan jantung Avi kebat-kebit layaknya abege jatuh cinta. Ya Allah Avi, itu suami kamu sendiri. Avi membatin sambil memejamkan mata perlahan.

Ngomong-ngomong, ini adalah kali pertama Avi mengamati Suaminya ketika tidur. Ternyata suaminya bisa sepolos itu ketika tidur. Tetap tampan seperti biasanya juga pastinya.

"Mas Deva, udah subuh.."

Avi segera membangunkan suaminya karena tau sebentar lagi adzan subuh berkumandang. Tapi suaminya itu bahkan tidak repot-repot menggeliat dan membuka mata. Masih di posisi yang sama. Dia kira suaminya termasuk yang mudah untuk dibangunkan, ternyata..

"Mas, subuh..." Avi akhirnya menepuk lengan suaminya pelan agar segera bangun. Tak lama setelahnya, Deva mulai menggeliat dan membuka matanya.

"Kamu beneran tidur pake mukena semalaman?"

Avi yang baru akan ke toilet setelah menghabiskan air di tumblernya terdiam mendengar kalimat suaminya barusan. Jujur Avi belum nyaman untuk memperlihatkan mahkotanya pada suaminya. Ia tentu tahu suaminya berhak atas itu. Tapi dia benar-benar belum nyaman.

"Ehm itu-"

"Saya gaakan maksa, cuma tanya aja.."

Suaminya kemudian keluar dari kamar sebelum mendengar tanggapan Avi. Mungkin ke kamar mandi luar.

Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi, Avi langsung bergegas ke kamar putranya untuk membangunkan jagoannya itu. Baru saja menutup pintu kamar suaminya, Avi dikejutkan dengan suaminya yang ternyata sudah siap ke masjid dengan putranya.

"Ibu, Abang ke masjid dulu sama Ayah.."

"Oh, baru Ibu mau bangunin Abang. Nanti inget pesen Ibu ya, kalo Mas Wisnu-"

"Kata Ayah biar Abang kuat Ibu."

Avi menghela napas pelan. Avi padahal belum selesai dengan kalimatnya. Putranya itu langsung mencium tangannya dan berlari turun tanpa menunggu Ayahnya.

Suasana mendadak kikuk begitu tinggal Avi dan suaminya. Avi bingung harus apa dan bagaimana tentu saja.

"Aku ke masjid."

Baru saja Deva akan menuruni anak tangga, Avi menyusul suaminya.

"Mm- Mas"

Avi yang sudah kepalang tanggung akhirnya langsung menggamit tangan suaminya dan menciumnya takzim seperti yang pertama kali ia lakukan setelah akad nikah beberapa hari lalu.

Setelah mencium tangan suaminya, Avi langsung bergegas meninggalkan suaminya karna entah kenapa pipinya terasa panas saat ini. Avi tidak tahu saja jika senyum pertama Deva pagi ini melengkung dengan indahnya karna perlakuannya itu.

Avi baru saja menutup mushafnya ketika pintu kamar putranya dibuka dari luar. Putranya baru saja sampai dari masjid.

"Ibuuu"

Abim menubruk badan Avi begitu melihat ternyata Ibunya ada di kamarnya.

"Assalamu'alaikum, anak sholih.."

"Hehe, Waalaikumsalam Ibu, Abang lupa lagi ya."

Avi yang gemas dengan tingkah putranya kemudian mencubit pelan hidung bangir putranya itu. MasyaAllah Tabarakallah.

"Abang siapin perlengkapan sekolahnya ya, nanti kalau sudah Abang mandi trus ganti baju, abis itu turun untuk sarapan. Oke ?"

"Oke, Ibu."

(Un)Happy Wedding Where stories live. Discover now