29 | UNTUK PERTAMA KALI

Mulai dari awal
                                    

"Leandro sama Brenda gak pacaran kan?" tanya Zeus memastikan.

"Nggak. Deket doang tapi kayaknya Brenda punya rasa sama Leandro." jawab Ezra.

"Menurut gue ini semua kerjaannya Nevan." ucap Panji yang mendapat persetujuan oleh semuanya.

"Kita tunggu aja mereka mau apa. Semakin lo kebelet pengin tau, semakin mereka seneng. Jadi kita harus santai nanggepinnya tapi jangan lengah, jagain orang-orang terdekat kita udah cukup." celutuk Ardes membuat Zeus tersenyum bangga, wakil ketua Keivazro itu memang dewasa.

"Dan buat lo Ze, kejar apa yang lo suka. Gak semua hidup lo itu buat orang lain, terkadang lo juga harus cari kebahagiaan lo sendiri." lanjut Ardes dengan raut datarnya namun tersirat kepedulian disana.

°°°

"SUMPAHAN RA?! ZEUS NGOMONG GITU? OEMJI!! GUE BAPE-"

Ucapan Hazel langsung terhenti ketika tangan Hera dengan cepat meraup mulutnya. Hera berdecak kesal sedangkan Bintang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya lelah dengan sifat sahabatnya yang satu itu.

Pagi ini suasana kelas masih terbilang sepi karena mereka bertiga datang lebih awal. Hera melepaskan tangannya dari mulut Hazel.

"Jangan teriak-teriak Hazel! Kalau orangnya dateng gimana?!" tegur Hera, kesal.

"Iya-iya maaf. Soalnya GUE BAPER RA ZEUS-"

"HAZELL!!" teriak Hera dan Bintang bersamaan.

Memang sudah penyakitnya Hazel jika sudah mengetahui sesuatu pasti heboh dan tidak bisa mengendalikan mulutnya, derita orang yang terlalu ekspresif.

Hazel hanya bisa menunjukan cengirannya sembari menautkan tangannya pertanda meminta maaf.

"Terus lo bilang apa?"

Hera menghela napas. "Tapi ini salah. Gak seharusnya Zeus kayak gini,"

"Maksud lo?" tanya Bintang tidak mengerti.

"Gue mau jujur tapi lo berdua jangan teriak ya?"

"Oke."

"Kalau Bintang gue percaya, tapi sama lo nggak Zel! Awas aja gue sodok nanti mulut lo pake penggaris!" ancam Hera membuat Hazel terkekeh pelan.

"Iyaa nggak kok. Gue bakal alim,"

"Sebenernya gue itu pacarnya Leandro,"

Hening.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Suara gelak tawa terdengar bersamaan dari mulut Hazel dan Bintang. Hazel sampai menepuk-nepuk meja karena tertawa begitu ngakak, sementara Hera menatap keduanya dengan tatapan datar.

"Bercanda lo lucu banget Ra! Ya ampun gue sampe nangis," ucap Hazel sembari mengusap air matanya akibat tertawa.

"Boong lo ketinggian Ra," sahut Bintang.

ZEUSHERA (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang