28 | FILOSOFI BINTANG DAN KAMU

Start from the beginning
                                    

"Lo dapet jawaban dari mana anjir? Kepala gue aja mau buntung karasanya," ucap Bejo yang masih tidak paham.

"Pake otak." jawab Ardes singkat.

Zeus menatap Ardes, takjub. "Lo genius Des. Makasih," puji Zeus tulus, Ardes hanya berdeham singkat sebagai jawabannya.

"JADI ITU PLAT YANG NABRAK LEANDRO?? WAH!! SIAPA SIH TUH ORANG!" pekik Hera kencang.

"Jangan teriak-teriak." tegur Zeus sambil menutup mulut Hera dengan tangannya.

"Abis gue kesel!"

"Nanti kita laporin ini ke bang Aldi juga,"

"Oke. Yang terpenting kita jagain Hera," kata Bejo yang langsung di setujui oleh yang lainnya.

"Loh? Gue? Gak perlu repot kok, gue bisa jaga diri." sahut Hera membuat Zeus mengangkat kedua alisnya meragukan perkataan gadis itu.

"Masa?"

Hera mendelik kearah Zeus lalu berdengus sekencang-kencangnya. Cowok di sampingnya ini selalu saja membuat darahnya naik turun.

Zeus menatap kearah Hera. "Lo itu udah gue anggep bagian dari kami. Dan kalau salah satu dari kita celaka itu tandanya kami semua siap tempur, Ra." ucap Zeus dengan wajah serius yang tandanya lelaki itu tidak main-main dengan ucapannya.

Hera masih tertegun mendengar penuturan Zeus. Perempuan itu merasa di lindungi. Hera menatap kearah anggota Keivazro yang lain, mereka semua tersenyum pada Hera meyakinkan bahwa ucapan Zeus itu benar.

"Makasih ya," ucap Hera dengan tulus.

"Lo santai aja. Lo, Hazel, Bintang itu udah gue anggep sebagai adik gue sendiri." sahut Chico yang semakin membuat Hera tersentuh. Ia rindu, rindu di peluk oleh kakaknya.

"Abang Panji sayang kok sama Neng Hera- m-maksudnya kita semua." ucap Panji membenarkan kala melihat kilatan mata tajam Zeus yang menatapnya.

Hera tersenyum mendengarnya. Jujur saja suasana disini sangat hangat walau angin malam yang berhembus itu dingin di kulitnya. Hera sangat bersyukur bisa mengenal orang-orang seperti anak Keivazro yang ternyata mau menerima dirinya.

°°°°

"Nih Ji, makanya jadi orang jangan miskin banget. Nanti lo mau kasih istri lo makan apa?" tanya Bejo yang sedang memberikan nasi bungkus pada Panji.

"Aduh Jo makin cinta gue sama lo!' sahut Panji kegirangan sembari menerima nasi bungkus itu.

"Lo belakangan ini keliatan kurusan Ji, kenapa?" tanya Ezra.

Dari semua anggota lain, Ezra lah yang paling peka kecuali soal perasaan. Lelaki itu sering memperhatikan teman-temannya dengan baik.

Panji tertawa kecil. "Biasa, bokap gue lagi berhenti kerja jadi gue harus hemat buat bantu nyokap gue beli beras." jawaban Panji membuat semua orang melongo.

"Kenapa lo gak bilang kribo! Tau gitu gue beliin lo yang banyak tadi," ucap Bejo yang merasa bersalah.

"Lo kenapa gak cerita dodol!" sahut Chico.

ZEUSHERA (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now