1.RAGANANDA WIJAYA

301 52 4
                                    




















Februari 1999

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Februari 1999














Jika kebanyakan orang memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi untuk menggapai mimpi mereka, pemuda itu lebih memilih melakukan hal lain agar tidak selalu bergantung dengan sang Tante.

Selama hidupnya pemuda itu telah menyusahkan sang Tante,begitu pikirnya. Padahal Tante sama sekali tidak merasa terbebani dengan kehadiran dirinya.

Ragananda Wijaya, seorang pemuda yang hidup tanpa kehadiran kedua orangtuanya. Dunia begitu kejam karena telah mengambil keduanya dalam waktu yang singkat. Saat pemuda itu masih berusia 3 tahun.

Tak apa baginya,karena dari sana ia belajar banyak tentang kehidupan.

Pemuda Wijaya itu sangat bersyukur atas bersedianya Tante Naya untuk merawatnya dahulu, mengingat wanita itu pernah menceritakan bahwa Ragananda kecil itu sangat cerewet.

Ragananda berjalan sembari menggeret sepedanya tanpa berniat menaikinya,sedangkan jingga kini mulai muncul dari ufuk barat ,senja, Ragananda menyukainya.














"Mas Nanda!" Gadis kecil berusia 8 tahun itu menghampiri Raga dengan wajah cerianya, padahal maghrib sebentar lagi tetapi gadis itu masih berada diluar.

"Dhira,kenapa diluar?sebentar lagi maghrib mas tidak tanggung jawab kalau Dhira diculik Wewe gombel," kata Raga mencoba menakuti gadis kecil itu agar dia mau masuk kerumahnya.

Namun,gadis kecil bernama Dhira itu seakan tuli dengan apa yang dikatakan Raga. Dia justru mengalihkan pembicaraan.

"Mas,tau tidak mas?" tanyanya antusias.

"Mas tidak tau,Dhira. Dhira 'kan belum kasih tau," balas Raga dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dhira menyengir.

"Teh Ayu ternyata cantik banget loh,mas," katanya tiba-tiba dengan ekspresi wajah terkagum-kagum seakan sedang melihat orang yang sedang ia bicarakan.

Sedangkan Raga memasang ekspresi bingung. Ayu siapa? Rasanya nama itu tidak begitu asing ditelinganya."Ayu siapa?"

"Masa mas Nanda lupa!!" Gadis kecil itu nampak sebal.

Oh!!

Sepertinya Raga ingat, tetangganya pernah menyebutkan nama itu beberapa kali saat menceritakan tentang putrinya.







"Dhira pulang! Udah maghrib!" Teriakan seorang wanita muda yang diketahui adalah ibu kandung dari Dhira.

Wanita itu bernama Reya. Wanita berusia 27 tahun yang selalu menunggu kedatangan suaminya sejak 4 tahun lalu. Reya tahu suaminya tidak akan pernah kembali tetapi wanita itu seolah menolak kenyataan pahit yang di alaminya.

Tak lama setelahnya,adzan berkumandang. Saat sesudah dilihatnya Dhira yang masuk ke dalam rumahnya,dengan segera Raga menggeret sepedanya masuk ke garasi dan masuk kedalam rumahnya,ralat rumah tantenya.
















Rumah itu nampak sepi,sepertinya Tante Naya dan om Yogi sedang melaksanakan sholat Maghrib.

Raga masuk ke kamarnya dan mulai membersihkan diri, setelahnya pemuda itu mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat Maghribnya.

Didalam sujudnya,Raga selalu berdoa untuk kedua orangtuanya. Lelaki itu agak menyesal karena belum pernah membuat keduanya bangga dengan dirinya.

Kadang Raga menangis dikala sholatnya,disetiap doanya selalu ada harapan besar. Pemuda itu selalu berharap akan kehadiran orangtuanya,berharap akan pelukan menenangkan dari ibunya, berharap akan ada candaan hangat antara dirinya dengan ayah seperti orang di luaran sana atau mungkin seorang adik yang akan di jaganya.

Tanpa Raga sadari ada seorang gadis yang menatapnya dengan tatapan sendu dari seberang sana. Ya,jendela itu terbuka.

~~~~

"Aku tidak pernah tahu tentang dirinya lalu bagaimana bisa aku merasakan luka pada mata sendunya."

-Dahayu Wulani
09 Februari 1999













Published
06-12-2021

BEFORE 2000 (you and memories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang