Siapa pemenangnya?

Start from the beginning
                                    

"Gaia," ucap Ace menggenggam kedua telapak tangan Gaia. Gaia menatapnya sinis karena Ace dengan lancang menyentuh kedua tangannya, dia langsung menyentakkan tangan Ace kasar. Ace tersenyum kecut menatap nyalang kedua tangannya. "Gaia Lo boleh pukul atau tampar gue, tapi gue mohon jangan pernah menjauh dari gue," ucap Ace lirih menatap Gaia dengan sorot permohonan.

Gaia menatap Ace dengan sorot prihatin, "kalau gue bisa, udah gue tonjok muka Lo dari lama." Ekspresi wajah Gaia seketika berubah datar, "lebih baik sekarang Lo renungkan perkataan Lo dahulu. Lo lupa? Biar gue ingatkan. 'Mending Lo menjauh sejauh-jauhnya dari hidup gue, gue muak dengan segala tingkah murahan Lo.'  Sekarang ingat?" Ucap Gaia dengan suara rendah.

Ace terdiam, hatinya terasa sesak mengingat ucapan kasarnya kepada Gaia, berbagai penolakan dia lontarkan tanpa memikirkan perasaan Gaia, dia sangat menyesali perbuatannya dahulu. Dulu dia sangat berusaha membenci Gaia dan mendorongnya menjauh. Sekarang, disaat Gaia benar benar jauh dia merasa kehilangan sosok pengganggu yang mewarnai hidupnya yang abu abu.  "Gaia gue tahu gue salah, gue minta maaf. Tolong jangan benci gue," lirih Ace menatap lantai tak sanggup menatap mata Gaia.

"Tenang aja Ace, gue gak benci Lo," ucap Gaia tanpa ekspresi. Ace menatap Gaia terharu, tersenyum lega. "Kata benci terlalu terhormat untuk sampah masyarakat kayak Lo," lanjutnya

Ace membatu, ucapan Gaia seolah menjatuhkan harapannya untuk kembali bersama Gaia.

Gaia maju selangkah dan membenarkan kerah seragam Ace dengan wajah datarnya.
"Lo harus merasakan neraka penyesalan di seumur hidup Lo." Ucap Gaia lalu tersenyum miring.

Gabriel yang sedari tadi menyaksikan interaksi mereka dengan tatapan tajamnya. Dia cukup panas melihat Gaia terlalu dekat dengan laki-laki selain dirinya, apalagi itu Ace.  Karena setahunya Gaia dan Ace sudah saling mengenal dari lama juga bahkan bertunangan.

"Haruskah gue kurung Lo dalam sangkar agar mudah gue awasi hm, jangan terlalu dekat dengan orang asing nona!" ucap Gabriel menarik Gaia dan memeluknya posesif. Gaia mendongak menatap Gabriel tersenyum simpul.

"Gue bakar sangkarnya," balas Gaia

Gaia berusaha melepaskan diri tapi Gabriel malah memeluknya lebih erat. Gabriel terkekeh dan mengacak rambut Gaia gemas
"Pembangkang."

Interaksi mereka membuat Ace panas, apalagi Gabriel dengan lancang memeluk Gaia membuatnya semakin geram.

"Lancang! Lepasin Gaia!" Ucapannya berusaha menarik Gaia kembali. Gaia berhenti berontak dan tiba-tiba mengalungkan tangannya ke leher Gabriel membuat Gabriel terkaget dan Ace yang semakin panas.
"GAIA!" Bentak Ace tak terima.

Gabriel menarik sudut bibirnya, berbisik pada Gaia. "Teganya Lo peluk gue cuma buat manasin Ace. Gue kurung juga Lo lama-lama."

"Diamlah! Gue lagi main-main. Lo bilang ada dipihak gue." Bisik Gaia

Gabriel melirik Ace sekilas, tersenyum smirk
"Mau gue bantu agar lebih meyakinkan?" Balas Gabriel yang tak dimengerti Gaia.

Cup!

Gabriel mencium kening Gaia membuatnya mematung ditempat. Ace dengan murka menarik paksa Gaia dan meninju rahang Gabriel.
"Bangsat!"

Gabriel terkekeh kecil lalu menarik kerah seragam Ace.
" Belajar sadar diri, Lo bukan siapa-siapa Gaia," ucap Gabriel pelan dengan nada mengintimidasi. Ace menggeram marah, dia balik mencengkeram kerah seragam Gabriel dan menatapnya tajam.

"Sejak Gaia kenal Lo, dia jadi menjauh dari gue dan pertunangan gue sama dia juga hancur gara gara Lo. Mulai sekarang jangan pernah deketin Gaia lagi atau Lo akan tahu akibatnya!" Ucap Ace mengancam. Sedangkan Gabriel hanya menanggapinya santai, dia sekilas melirik sekitar dan melihat beberapa orang yang memperhatikan mereka.

MENCURI PERAN (Terbit)Where stories live. Discover now