082337xxx
Kita ketemu lagi. Lo bakal sama kayak Leandro, atau cewek lo bakal yang kena? Ke jln tmpat Leandro mati klo lo mau tau sesuatu jam 8.

Zeus membacanya di dalam hati. Matanya seketika menajam melihat pesan itu, sementara anak-anak Keivazro lainnya pun mendekat untuk melihat juga.

"Itu dari siapa anjir?" tanya Chico.

"Sialan. Maksudnya apa?"

Tangan Zeus terkepal kuat. "Kenapa dia bawa-bawa Hera. Anjing." umpat Zeus dengan geraman tertahan.

Bukannya anak Keivazro membela Zeus melainkan mereka semua tercengang karena perkataan ketua mereka.

"Jadi beneran Hera cewek lo?" tanya Panji yang langsung mendapat tatapan tajam dari Zeus.

"Ck! Geng yang lain udah tau wujud Hera soal kejadian itu, ya pasti mereka kira kalau dia cewek gue."

"Iya juga ya, terus kumaha atuh?" tanya Panji dengan logat Sundanya.

"Kalau gitu kita harus lindungin Hera." usul Bejo yang di angguki oleh semua anggota.

"Tenang aja Ze, kita semua bakal jagain Hera. Lo gak usah khawatir, kita sama-sama." ucap Ardes seraya menepuk pundak Zeus.

"Makasih, nanti jam setengah 8 kumpul di markas." perintah Zeus dengan khas seorang pemimpin yang tegas.

"Siap Komandan!" ucap Panji sambil menghormat yang di ikuti oleh yang lainnya. Walaupun lagi keadaan seperti ini, Panji tidak pernah absen untuk bertingkah absurd.

°°°°

Jam sudah melewati angka 18.45 dan Zeus belum datang juga. Hera mengganti siaran televisinya dengan wajah bosan, tidak ada yang menarik dimatanya. Sesekali Ia melirik kearah ponsel berharap ada pesan masuk dari Zeus namun nihil.

Gadis itu masih memikirkan kejadian tadi pagi, siapa yang membelikannya susu kotak. Apa itu Zeus? Kalau pun Iya tumben sekali.

"Ini orang kemana sih?"

Hera menghela napasnya kesal, padahal sudah lebih dari tiga kali Ia menelepon Zeus tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Hera memilih untuk bersabar, mungkin saja Zeus sedang bersiap-siap.

***

Zeus berjalan menuruni anak tangga di rumahnya. Terlihat disana ada Damar yang baru saja memasuki pintu masuk dengan wajah kusut. Zeus menarik napas sejenak sebelum melangkahkan kakinya untuk mendekati Damar.

"Om." panggil Zeus.

Damar menoleh dan menatap Zeus dengan samar-samar, bau alkohol menyeruak di indra penciuman Zeus.

"Om, tolong jangan kesana lagi. Kita itu harus menjaga nama baik Wiratomo, kalau ada client atau orang yang kenal terus liat Om disana kan gak bagus." ucap Zeus mencoba menasihati namun selalu tak pernah di anggap oleh Damar.

"Kamu itu siapa saya?! JANGAN IKUT CAMPUR!!"

"Zeus gak ikut campur tapi Zeus gak mau kalau nanti Om malah rugiin perusahaan Om sendiri, Kakek pasti sedih kalau Om begini."

Damar menatap Zeus dengan tajam. "KAKEK TUA ITU LEBIH MILIH KAMU! DIA GAK PERNAH ANGGAP SAYA ADA! KAMU MASIH BOCAH INGUSAN YANG BUKAN DARI KELUARGA KAMI DI SAYANG SEGITUNYA!" bentak Damar menggebu-gebu.

ZEUSHERA (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now