"Sebagian besar alur novel dimulai setelah Lo dan Ace tunangan. Lo akan menjadi antagonis sejati dan mendapat akhir yang menyediakan, sedangkan Ace dan Anna hidup bersama dengan bahagia. Gue hanya mengubah takdir gue yang nantinya akan berakhir menyedihkan itu," ucap Raquel santai sambil sibuk mengamati gelang couple di pergelangan tangannya, gelang pemberian Rey yang selalu dipakainya. Raquel sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapan Gaia.

Gaia menatap Raquel tercengang.
"Bagaimana dia bisa sesantai itu? apa dia tidak takut sama sekali? , batin Gaia tak habis pikir.

Di akhir cerita Anna akan mendapat marga Miller pada nama belakangnya. Lalu Ace berusaha keras untuk membatalkan pertunangannya dengan Gaia hingga harus menghadapi banyak rintangan karena ancaman dan tolakan keras dari sang ayah. Namun pada akhirnya ayahnya mengalah dan mengizinkan Ace berhubungan dengan Anna. Sedangkan Gaia diasingkan kedua orang tuanya karena perilaku kejamnya yang menyiksa Anna sampai dia harus dioperasi. Orang tuanya menanggung malu karena sikap anaknya tersebar di awak media. Gaia akhirnya di sekolahkan di tempat terpencil yang jauh dari  tempat tinggalnya karena banyak sekolah yang menolaknya setelah dia di DO dari sekolah, dan penyebabnya siapa lagi kalau bukan para protagonis pria yang bekerja sama agar Gaia jauh dari Anna.

"El, penulis novel ini menentang keras perubahan alur, dia ingin menyingkirkan Lo dan mengubah alurnya kembali seperti semula," ucap Gaia khawatir.
Raquel menghentikan aktivitas tak pentingnya, tak lama kemudian ekspresi wajahnya mengeras.

"Dia mau mengendalikan gue? Beraninya!"
Ucap Raquel dengan nada rendah dan tatapan kosong. Amarah Raquel cukup membuat bulu kuduk Gaia berdiri, Gaia menggaruk tengkuknya yang tak gatal ketika merasakan pasokan udara yang semakin mendingin.

"Ehm, Lo bisa menghentikannya jika ke tiga tokoh protagonis itu ada dipihak Lo dan Lo juga harus membuat Anna buruk dengan sendirinya, dengan begitu penulis tak punya pilihan lain selain menjadikan Lo pemeran utama. Dia bahkan tak akan bisa mengubah alur ataupun mengendalikan dunia ini," ucap Gaia yang dia maksud adalah Gabriel, Chiko dan Ace. Raquel tersenyum smirk kemudian.

"Memuaskan. Gue mau lihat seberapa bisa penulis itu menghalangi gue," gumam Raquel merasa puas dengan jawaban Gaia. Dia hendak bertanya lagi namun cahaya silau membuatnya menutup matanya. Beberapa saat kemudian dia kembali membuka mata dan mendapati dirinya sudah berada dikamar bernuansa hijau putih. Dia melihat kearah cermin dan mendapati dirinya masih ditubuh milik Gaia.

Gaia terdiam sejenak menyimpan baik baik percakapannya dengan pemilik tubuh dipikirannya, kemudian dia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 6.35 WIB. Matanya melebar sempurna.
"Ah sial! Jangan sampai gue telat, mana hari Senin lagi." Gaia terburu buru menyelesaikan ritual sebelum berangkat sekolah.

__✿__

Gaia sampai di sekolah pukul 6.58 WIB, kurang dua menit lagi bel masuk berbunyi. Semua murid sudah menata barisan di lapangan sebelum dimulainya upacara. Gaia segera meletakkan tas nya di kelas dan menuju ke lapangan hendak berbaris. Gaia berhenti tiba-tiba, dia merasakan ada yang kurang pada dirinya. Gaia meraba rambutnya kemudian menghela napas gusar. Efek panik membuatnya lupa membawa topi dan dia tidak mau dihukum berbaris didepan lapangan bersama siswa yang tidak taat aturan.

"Bodoamat, bolos ajalah." Gaia berbalik hendak meninggalkan lapangan namun cekalan tangan seseorang pada lengannya membuat Gaia berhenti dan berbalik. Gabriel dengan santai memasangkan sebuah topi dikepalanya. Gaia terdiam menatap Gabriel yang lebih tinggi darinya. Tidak heran jika Gabriel disukai banyak orang, dari tampang hingga perilaku semuanya terlihat baik. Gaia mendengus sebal mengingat adegan di novel asli dimana Gabriel yang selalu melindungi Anna disaat dia dalam bahaya, walaupun pada akhirnya harus merelakan pujaan hatinya bersama dengan Ace.

"Lo dapat topi darimana?" Tanya Gaia heran karena Gabriel juga mengenakan topi yang artinya topi yang dipakainya bukanlah milik Gabriel. Dan untuk membeli di koperasi pun tidak cukup waktunya.

"Mungut di kepala orang," ucap Gabriel santai membuat Gaia tercengang, reflek dia memukul lengan Gabriel pelan.

"Itumah nyolong namanya," balas Gaia greget, Gabriel mengedikkan bahu tak perduli.

"Nanti cari tempat yang adem, pembina upacaranya Pak Surya, lama ceramahnya," ucap Gabriel sambil membenarkan letak topi di rambut Gaia, lalu kemudian tersenyum singkat. Tanpa menunggu jawaban Gaia, dia langsung kembali ke barisannya.

"Cih sok keren, apaan dia senyum senyum begitu," gumam Gaia kesal memandangi Gabriel yang berjalan dengan tangan di masukkan ke saku juga tatapan datar, namun langsung tersenyum ketika matanya bertatapan dengan guru-guru, bahkan ada guru muda wanita yang mendekati Gabriel entah membicarakan apa, yang pasti Gabriel terlihat tidak nyaman karena guru itu yang berusaha mendekatkan diri padanya walau Gabriel selalu memundurkan langkahnya menjaga jarak.

Sedangkan di tempat lain, Kenzo yang kelimpungan mencari Gabriel yang dengan seenaknya mengambil topi dari kepalanya saat dia sedang enak enaknya bermain ponsel.

"Ya Allah ini Gabriel kemana sih. Gue mager kalau harus berdiri disamping tiang bendera, panas astaghfirullah. Tumben banget tuh anak jahil," ucap Kenzo mondar mandir dengan mata berkeliling mencari keberadaan Gabriel. Rebbo yang disebelahnya terbelalak kaget. Pasalnya temanya ini beragama Kristen.

"Lo pindah agama Zo?"

Kenzo ikut melebarkan matanya setelah menyadari ucapannya,
"Anjir lupa."

__________________________________

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen sebanyak banyaknya!

Terimakasih 🥰

MENCURI PERAN (Terbit)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt