Ku dengar papah yg sedang menenangkan mamah yg terus saja berteriak. Aku tahu aku sungguh sangat tidak sopan terhadap mereka. Aku tahu mereka tak pernah mengajarkanku seperti itu. Aku masih ingat betul ketika aku kecil dulu. Papah yg selalu mengajari ku sopan santun terhadap orang lain. Mamah yg dengan sabar menasihati ku saat teman2 sekelasku dulu mengejekku.

Ya tuhan ampuni aku. Aku masih sayang sama mamah, papah. Tapi mereka tak pernah mengerti apa yg aku mau. Mereka selalu menginginkan aku menjadi apa yg seperti mereka mau.
Dulu mungkin aku bisa terima tapi sekarang aku sudah dewasa umurku sudah 22 tahun dan aku mau melakukan apa yg aku mau. Menjadi apa seperti yg aku mau.

Brakkkkk....

Ku banting pintu dengan sangat kencang. Sadar akan tindakan ku barusan aku hanya bisa menghela nafas lelah. Lelah dengan semua keadaan ini. Akhir2 ini aku menjadi begitu tempramen. Dan yg akan menjadi sasaranku yaitu orang terdekatku. Seperti edrik yg aku bentak td saat dia .memaksa untuk membawa mobil ku. Karena edrik tahu aku sedang tersulut emosi karena roy. Shhhttttt mengingat roy yg sudah tewas membuatku kembali marah. Aku bersumpah lie chong wou akan membunuh mu dengan tangan ku sendiri...

*
Pagi terasa begitu cepat datang. Aku enggan sekali untuk bangun. Aku butuh tidur lg semalam aku tidak bisa tidur karena ada hal yg harus aku kerjakan di garasi. Sampai aku tak sadar kalau waktu telah hampir pagi. Tapi rasanya untuk bisa tidur kembali itu sangat mustahil. Sedari tadi mamah terua saja mengetuk pintu kamar ku. Arrrhhgggggg.

Tok... Tok...

" prily ayo bangun. Km harus siap siap. Ingat hari ini km akan menikah. Jd ceoat bangun dan segera bersiap diri. Sebentar lg ada orang yg akan datang untum merias wajah km sayang" oceh mamah ku dari luar. Are you sure.? Aku nikah ya ampun ....

Aku tak menjawab, justru aku menutupi telingaku dengan bantal yg aku pakai untum tidur.

" ily km dengar mamah. " teriak mamah lg. Kenapa mamah sama papah ga menyerah aja sih. Padahal aku sudah menolak mentah2 dan berbagai penolakan2 lainya. Heran deh. Terus om prasetyo dan tante rianti juga kenapa masih mau2 aja.
Bikin pusing saja. Apa yg sebenernya mereka rencanakan sih. Kenapa mereka begitu ngotot untuk menikahkan aku dengan ali.

" prily....." panggil mama ku lg.

Cukup. Ini sudah cukup. Mamah sungguh sangat berisik tidak tahu apa anaknya ini masih ngantuk.

" ya mah, apa lg sih " ucapku serak khas orang bangun. Mamah melongo tak percaya saat aku membuka pintu kamar ku. Mungkin mamah kaget dengan penampilanku yg acak2. Masa bodo orang baru bangun tidur juga.

" ya tuhan Prily, mandi, kamu harus bersiap2 beberapa jam lg acara akan di mulai dan km masih seperti ini" ujar mama ku tak percaya

" mah ily masih ngantuk. Ily butuh tidur bukan siap2. Lag____ahhhhhhh" teriaku saat mamah menyeret ku ke kamar mandi.

Mamah menyalakan sower dan sega mengguyur tubuh ku yg tepat berdiri di bawahnya. Ahhhh ini dingin banget sumpah.

" mah apa2 an sih dingin tahu mah"

" mandi. Dan jangan banyak protes" ucap mama sambil melangkah keluar dan meninggaljan ku sendiri di bawah guyuran air.

Aku merosot ke bawah. Merutuki apa yg sedang menimpa ku saat ini.

***
Setelah mandi yg menurutku sangat amat terpaksa karena ulah mamah yg menyeret ku dan mengguyur ku dengan air. Kini aku sedang di make up oleh seorang perias. Baju ku pun telah berganti dengan gaun pengantin panjang warna putih dengan beberapa mutiara dan payet2 yg menghiasi gaun ini. Cantik memang.

" sudah, ahhh kamu cantik sekali " puji perias yg bernama mince. Ya dia yg bikang kalau namanya mince jelas saja mince wong dia ngobdek ko.

Aku hanya tersenyum masam saat mince tak henti2 memuji ku.

" ya ampun sayang km cantik banget. Mamah sampe pangling liatnya" ucap mamah tiba2.
Yah lagi2 aku hanya tersenyum masam. Senyum kepalsuan.

" ya sudah ayo papah sudah menunggu di bawah kita harus segera ke tempat ijab kabul di masjid agung. Dan makasih mince. Saya ga salah memilih km" lanjut mamah lg. Mince tersenyum

" sama sama nyonya. Putri nyonya memang cantik jadi hasilnya pun sangat luar biasa" puji mince lg. Mamah terus saja tersenyum senang. Sepertinya orang yg tak senang hari ini itu aku.

Mamah dan papah membawa ku ke masjid agung di mana keluarga prasetyo telah menunggu kami.

Ali pov.

Menikah. Ya hari ini aku akan mengubah status hidupku dari single menjadi double. Setelah kemarin aku sibuk mengikuti Prily dan erik pergi tau tau saat aku pulang dad menodongku dengan beribu pertanyaan. Dari mana saja km, kenapa dy kekantor km tidak ada. Begitu jg dengan sekertaris km. Kalian kemana! Begitulah dad sepertinya penasaran apa yg aku lakukan.

Aku hanya beralasan ada yg aku kerjakan bersama erik di luar. Tapi dady tidak percaya. Justru dady malah menuduhku menemui Prily. Heloo buat apa aku menemui Prily. Meski memang aku melihatnya.

" li ayo kita harus segera berangkat " ucap mom. Aku tersadar dari lamunan ku. Dan dengan malas mengikuti mom dan juga dady masuk ke mobil.

" km sudah hafal kan kata2nya. Jangan sampai km lupa awas ya." ancam mom. Aku hanya mengangguk pelan. Rasanya aku tidak yakin akan menikah secepat ini. Di umur ku yg baru saja menginjak 25 tahun.

Kepala ku di landa rasa pening. Ku senderkan tubuhku ke kursi belakang. Memejamkan mata.

Tak lama mobil yg di tumpangi aku, mom dan dady telah tiba di masjid agung. Tempat dimana aku akan melangsungkan ijab kabul. Suasana terlihat begitu rame. Aku segera turun karena mom dan dady telah lebih dulu turun.

" kita tunggu kedatangan keluarga widura terlebih dulu. Setelah itu baru kita masuk bersama2" kali ini dady yg angkat bicara. Aku malas menjawab. Aku memilih diam sejak td jg.

" ali km ko diem aja sih. Ngomong donk. Terus itu muka kenapa di tekuk seperti itu. Senyum ini hari bahagia" timpal mom.

Hari bahagia bagi kalian tapi tidak untuk aku mom.
Dengan sangat terpaksa aku pun tersenyum. Senyum palsu.

*
" saya terima nikah dan kawinya regina anastasya binti widura dengan seoerangkat alat solat dan mas kawin di bayar tunai" ucapku lancar.

Sah

Sah

Ucapan sah dari para saksi di sambut riuh tepuk tangan dari kedua keluarga. Kini kami telah resmi sudah menjadi sepasang susmi istri. Ku pasang kan cincin putih di jari manis Prily. Begitu pun sebaliknya prily jg melakuksn hal yg sama.

Penghulu menyuruh ku untuk mencium kening prily. Jujur ada yg aneh dalam diri ku saat ku cium kening prily. Ada geleyar aneh dalam diri. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Aneh!

Tapi aku akui prily terlihat jauh lebih cantik dengan gaun yg ia kenakan sekarang. Tapi ku lihat dia hanya diam saja sedari tadi. Tak bicara sekata pun. Apa dia juga menolak pernikahan ini..

Gadis BrandalanWhere stories live. Discover now