"Ogah, nyusahin gue mulu."

Hazel tidak menjawab dan memilih cemberut dalam diam, tak disangka Ardes melirik gadis itu lewat sudut matanya.

"Yaudah Zel sama gue aja yuk balik," ucap Bejo yang merasa kasihan pada gadis itu.

Hazel menghela napas kemudian mengangguk pelan, baru saja Ia ingin berdiri tetapi tangannya di tahan oleh Ardes.

"Sama gue." ucap Ardes cepat kemudian bangkit dari duduknya lalu berjalan kearah motornya duluan.

"Ciee.. Hazel," seru Bintang ketika melihat raut Hazel yang berbunga-bunga.

"Gue duluan ya semua.. Dah Bintang, dah Hera!!" ucap Hazel dengan nada riangnya kemudian menyusul Ardes.

"G-gue juga pulang deh," ujar Hera.

"Eh? Mau gue pesenin taksi?" tanya Bintang ingin membantu.

"Gak pa-pa gue bisa pe—"

"Ayo balik." potong Zeus seraya mengambil jaketnya.

"Tapi—"

"Ayo nanti makin malem," Zeus berjalan kearah motornya.

Hera pun mau tidak mau harus menyusul dan berpamit dengan anak-anak lainnya.

Sebelum Hera menaiki motor Zeus, lelaki itu mengikat jaketnya di pinggang Hera agar menutupi paha Hera akibat rok pendeknya.

"Besok beli rok yang bener, orang udah jahit cape-cape tapi di potong." ucap Zeus kemudian menyalakan mesin motornya.

"Ini mana pendek sih,"

"Sekalian aja gak usah pake rok."

Ketika Hera sudah duduk di belakang, segera Zeus melajukan motornya meninggalkan kawasan kantin.

"Ze.."

"Hm?"

"Apa lo gini juga ke cewek lain?"

"Apanya?"

"Perhatiannya," jawab Hera

Zeus tampak tidak menjawab.

Seketika Hera merasa menyesal untuk bertanya hal yang tidak penting.

"Nggak,"

"H-hah?"

"Cuma sama lo."

Jawaban Zeus terdengar ambigu, kenapa dan mengapa itu terlintas di otak pintar Hera sekarang namun nyali untuk bertanya lebih lanjut seakan menciut.

"Ze, kenapa lo harus pura-pura jadi culun?"

Terdengar helaan napas dari cowok itu membuat Hera tersadar Ia salah menanyakan pertanyaan.

"Emang lo siapa harus tau?"

Ya benar, Hera bukan siapa-siapa lelaki itu dan untuk apa Ia harus kepo.

ZEUSHERA (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now