Rival 23

16.2K 1.8K 15
                                    

Satu hari. Masih ada waktu buat Haechan memikirkan tentang pertunangan itu.

Ten, juga terus membujuk dirinya agar mau bertunangan dengan Mark. Haechan tahu mae nya sangat berharap dirinya bertunangan dengan Mark. Tapi Haechan masih ragu dan takut.

Banyak yang dia ragu dan takutkan. Bagaimana nanti Mark punya pacar dan terpaksa menerima pertunangan ini. Terus gimana kalau sewaktu dia dan Mark sudah menikah dan umurnya masih muda tapi sudah menduda karna Mark meminta bercerai darinya? Parahnya lagi Mark diam-diam menikah lagi dengan pacarnya!?

Ya Tuhan, Haechan takut dan ragu. Kalau ia nolak kasihan mae dan daddynya, dan kalau ia terima bagaimana nasib nya nanti?

Bertunangan yang artinya tidak bisa menjalin kasih dengan orang lain. Haechan takut jatuh cinta ke orang lain saat dia sudah bertunangan dengan Mark.

Dan juga Haechan yakin Mark sudah tidak mencintainya lagi dan melupakan nya. Sudah pasti Mark juga terpaksa dengan pertunangan dari orangtua masing-masing.

Haechan dan Jeno sekelas di kelas yang pernah Mark tempati. Pas nya lagi Haechan duduk di kursi Mark. Ia kaget saat menemukan namanya di meja tapi kecil, jika tidak teliti mungkin tidak bisa di lihat. Haechan diam tidak beri tahu soal itu pada Jeno yang duduk di sebelahnya.

Kesal tapi seperti ada bunga-bunga yang berterbangan di dadanya. Aneh, itu yang ia pikirkan tentang perasaan asing ia rasakan. Sebucin itukah dulu Mark padanya.

Lalu suara decitan pintu di buka dan muncul Ten yang tersenyum.

"Mae mau tidur disini lagi ya."

Akhir-akhir ini Ten sering tidur bersama anaknya. Sebab Johnny jarang pulang ke rumah, Ten jadi kesepian saat tidur di malam hari. Di kantor sedang ada masalah yang serius. Salah satu karyawan di sana mencuri sejumlah uang yang sangat banyak dan perusahaan mengalami kerugian. Johnny jadi harus melembur untuk menyelesaikan masalah ini.

Perusahaan Seo memang pernah mengalami penurunan tapi tidak jadi karna Jaehyun selalu membantu sahabatnya yang kesusahan, sekarang saja Jaehyun membantu lagi.

Maka dari itu, Ten selalu memohon pada Haechan agar mau bertunangan dengan Mark. Selain membalas budi, ia juga sudah terlanjur percaya ke Mark yang jadi suami Haechan.

Ten tiduran dengan Haechan yang memeluknya erat.

"Mae, apa perusahaan daddy bakal bangkrut?" tanya Haechan. Ia tahu masalah itu.

Ten mengelus surai Haechan sambil menatap langit-langit kamar Haechan.

"Tidak tahu sayang. Tapi semoga saja tidak, karna perusahaan kita sudah di bantu oleh perusahaan milik Jung."

"Kenapa harus keluarga Jung? Haechan tahu kalian bersahabat, tapi kenapa saat perusahaan daddy mengalami kesusahan selalu saja keluarga Jung yang menolong. Apa mae tidak curiga pada keluarga Jung?"

Ten melotot dan memukul bibir Haechan.

"Sembarangan kamu! Keluarga Jung ga ada niatan buruk ke kita, mereka cuman kasihan sahabatnya sedang kesusahan."

"Bisa jadikan pertunangan itu di lakuin karna keluarga Jung udah ngebantu banyak keluarga kita. Jadi imbalan nya itu."

Bagaimana anaknya bisa berpikir sejauh itu? Ten saja tidak berpikir seburuk itu pada keluarga sahabatnya.

"Udah ga usah ngomongin yang ga ada benernya. Mending sekarang kita tidur." Ten memejamkan kedua matanya. Haechan tidak ikut pejamkan matanya, matanya tidak ada rasa kantuk sama sekali.

Haechan ambil ponselnya dan menyalahkan nya. Jarinya langsung mengutak atik ponsel itu dengan lincah.

Haechan menatap lama ponselnya yang menampilkan room chat saat ia dan Mark masih bertukar pesan. Isinya pun hanya umpatan Haechan pada Mark dan kata-kata angkuh Haechan juga. Ia jadi malu dengan sifat kekanakan nya.

Rival [Markhyuck] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang