Chapter 3. Breaking "INNOCENCE" (Brave)

338 21 3
                                    

Hiiro POV

Nasib seperti ini..... No Thank you..!



Dua hari telah berlalu sejak Poppy Pipopapo tidak dapat dihubungi lagi.

Aku seharusnya menghentikannya waktu itu bahkan jika aku perlu mencekiknya.

Kemarin, aku dihubungi oleh Wakil Dirjen Hinata.

Katanya, Poppy Pipopapo penasaran tentang dimana Dokter Anak mengalami kecelakaan lalu lintas ketika dia masih kecil.

Mungkin Poppy Pipopapo berpikir bahwa tempat itu adalah sebuah <Novel Spot> dan menantang sebuah <Event> Mighty Novel X.

Dia yang merupakan Bugster harusnya bisa mundur dalam keadaan darurat bahkan dalam menghadapi krisis yang serius.

Dari lubuk hatiku, aku membenci kesalahan penilaianku dua hari yang lalu, yang terlalu menaruh harapan tinggi.

Namun, meskipun aku menyesalinya sekarang, tidak akan ada yang berubah. Aku perlu merubah pola pikirku dan dengan tenang menganalisis apa yang harus kulakukan.

Ketika aku belajar di luar negeri di Amerika Serikat, aku mendapat sebuah pelajaran dari seorang profesor bedah di rumah sakit besar dengan teknologi medis terbaik di dunia.

<Musuh terbesar dalam suatu operasi adalah emosi pribadi.>

Emosi mengandung angka acak dan merupakan makhluk yang paling tidak logis.

Dalam kejadian yang tidak terduga bahwa situasi yang tak terduga bisa terjadi dalam operasi yang mengancam jiwa pasien, faktor yang tidak pasti disebut dengan emosi pribadi membuat ahli bedah kehilangan penilaiannya yang tenang dan dapat membuat kesalahan fatal. Untuk mencegah hal ini terjadi, perlu untuk mendapatkan kepercayaan diri yang teguh melalui pelatihan rutin setiap hari dan membuat persiapan yang cermat untuk mengatasi keadaan yang tidak terduga. Baik secara fisik maupun mental.

Alihkan perasaanmu.

Buang Emosi pribadimu.

Operasi belum selesai. Menyesal lah setelah semuanya selesai.

" Dokter Besar, mereka berdua telah tiba."

Kata-kata si Pemeriksa Medis memutus pemikiranku.

Setelah aku berpaling, aku melihat Praktisi dan Gamer Wanita di kantor medis.

Praktisi mengenakan kaus V-neck hitam, celana tentara kamuflase, sepatu bot hitam. Kemudian dia mengenakan jas putih dan berdiri dengan penuh persiapan. Gamer Wanita memiliki aura kedewasaan, tetapi dia masih mengenakan pakaian warna-warni dengan warna primer dan rok mini.

" Maaf membuatmu jauh-jauh kemari."

Setelah aku berkata seperti itu, Praktisi mendekatiku, lalu menggenggam kerah jasku.

" Padahal sudah ada kau dan Lazer, tapi kenapa ini semua bisa terjadi!?"

" Taiga, ini bukan saatnya untuk saling berdebat."

Gamer Wanita mengatakan sebuah kebenaran.

Praktisi yang sepertinya tidak memiliki kata-kata untuk membantahnya, mulai melepaskan genggaman tangannya.

Aku mengatur kerah jas putih yang tidak teratur dan menjelaskan kejadian sejauh ini kepada mereka berdua. Berbagi semua informasi yang tersedia saat ini.

Kamen Rider Ex-Aid : Mighty Novel X (Indonesia)Where stories live. Discover now