__✿__

Gaia berjalan menuju parkiran lalu mengendarai motor hitamnya meninggalkan lingkungan sekolah. Sebelumnya dia sudah mengganti rok sekolahnya dengan celana jeans dan menggunakan jaket kulit untuk menutupi atasan seragamnya. Dia akan menemui pacar Maudy yang bernama Ardan itu. Gaia sungguh tidak menyukai Ardan, dia tahu pacar Maudy bukan orang baik baik dan dia tidak akan membiarkan Maudy rusak karenanya.

Gaia sampai di sebuah rumah kayu namun mewah dan dikelilingi oleh pepohonan yang membuatnya tampak asri. Dia memarkirkan motornya diantaranya jajaran motor sport yang terparkir rapi dihalaman rumah. Gaia masuk kedalam rumah itu dan semua pandangan menuju kearahnya. Sekitar 38 cowok berjaket kulit sama sedang menatap Gaia intens.

Siapa dia

Cantik cuy

Berani banget masuk markas kita

Jangan jangan dia anggota Bruizer

Mereka serentak berdiri menghampiri Gaia dengan tatapan intimidasi setelah mendengar ucapan terakhir salah satu temannya. Jika benar dia adalah mata mata geng Bruizer, maka tak ada ampun untuknya. Gaia hanya menatap mereka datar namun matanya menelusuri sekeliling.

"Hentikan."

Suara Chiko dari arah belakang membuat mereka serentak menghentikan langkahnya. Chiko berjalan menghampiri Gaia. Awalnya dia juga terkejut melihat kehadiran Gaia di markas Aderfia, tidak mungkin dia ingin bertemu dengannya, pasti ada sesuatu yang diinginkan Gaia.

" Nyari gue ya neng?"
Ucap Chiko tersenyum jahil dan merangkul pundak Gaia. Gaia menarik sudut bibirnya, satu orang yang di carinya datang. Menurut penjelasan di novel, Chiko adalah ketua geng motor Aderfia yang terkenal akan kenakalannya juga prestasinya dibidang olahraga disekolah. Dan Chiko juga adalah kapten tim basket putra. Gaia hanya ingin memastikan saja tapi dia juga ada tujuan lain.

"Nyari temen Lo yang namanya Ardan."
Ucapan Gaia membuat mereka terheran. Pertama Gaia terlihat akrab dengan ketua geng mereka dan kedua dia mencari Ardan. Mereka semakin penasaran dengan hubungan keduanya. Sedangkan Chiko mengerutkan dahi, sejak kapan Gaia kenal salah satu anggotanya. Pikirnya

"Dan Ardan, dicariin nih!" Ucap Jesen dengan suara agak keras.

Ardan datang menghampiri asal suara. Dia tersentak kaget saat melihat cewek temanya pacarnya yang saat ini menatapnya dengan seringai.

Gaia memberi isyarat kepada Ardan agar mengikutinya lalu mereka keluar dari rumah meninggalkan para cowok yang menatapnya penasaran.

" Pesona gue gak mempan ya? Apa gue yang kurang ganteng?"
Tanya Chiko pada Faint yang juga menatap terheran kepergian Gaia dan Ardan. Biasanya tak ada yang bisa mengalihkan perhatian cewek cewek saat ada Chiko disekitarnya, namun cewek itu malah mengacuhkanya.

Faint menggelengkan kepalanya takjub lalu menatap Chiko seolah menilai.

"Lo kurang akhlak bos."

"Pulang lewat mana Lo?!" Ucap Chiko sewot, Faint menyengir.

"Ampun suhu"

Chiko lalu menatap tajam kearah jendela rumah yang memperlihatkan keberadaan Gaia dan Ardan.

"Kalau suka perjuangin bos" ucap Faint saat melihat tatapan cemburu Chiko terhadap Ardan. Chiko mengembuskan nafas gusar.

"Gue takut buat Gaia bahaya kalau dia sama gue." Faint mengangguk mengerti arti bahaya yang dimaksud Chiko.

"Tapi kayaknya tuh cewek bukan cewek sembarangan." Ucapan Fant membuat Chiko tersenyum tipis. Ya, Gaia yang dikenalnya berbeda dengan cewek pada umumnya, dia istimewa.

__✿__

"Putusin Maudy."

Ucapan singkat Gaia membuat Ardan terkejut dan menatap Gaia tak terima.

"Siapa Lo berani urusin hidup gue?! Lo gak berhak ikut campur hubungan gue sama Maudy meski Lo temannya ."
Ucap Ardan ngegas. Jika bukan karna ada Chiko di markas, dia tidak segan segan menghajar cewek didepanya ini. Gaia menatap Ardan remeh.

"Gue orang yang bisa sekejap mata mengubah nasib Lo.... pecandu." Ucap Gaia menyeringai melihat wajah pucat Ardan ketika dia mengucapkan kata terakhirnya.

"Lo.."
Ardan menatap Gaia dengan tatapan kosong, tidak ada yang tahu kalau dia memakai narkoba lalu bagaimana cewek didepanya ini tahu.

"Kalau Lo mau merusak diri Lo silahkan, tapi kalau Lo menyeret Maudy kedalamnya gue akan ikut campur."
Ucap Gaia lagi dengan wajah datarnya.

Ardan semakin pucat. Kenapa dia merasa seolah Gaia tahu semua tentang dia. Dia memang berencana membuat Maudy jadi pecandu sepertinya agar Maudy selalu bergantung kepadanya dan tidak lagi membangkang. Tapi itu bahkan baru rencananya dalam hati, dia sama sekali belum bertindak.

   Tapi Gaia tahu. Seperti novel pada umumnya, semua antagonis akan mendapat hukumannya diakhir cerita. Maudy salah satunya. Di akhir cerita Maudy menderita HIV karna mengkonsumsi narkoba, dan Gaia tahu itu disebabkan oleh Ardan yang sengaja menjebaknya dan membuat Maudy jadi pecandu juga.

"Gue kasih waktu sampai hari ini sebelum Lo menetap di penjara besok."

Gaia langsung pergi melajukan motornya setelah membuat peringatan kepada Ardan.
Sedangkan Ardan pucat pasi dengan ancaman Gaia yang tak main main.

Dia membalikkan badan hendak masuk kedalam rumah namun dia terbelalak kaget saat melihat Chiko tepat didepanya dan menatapnya tajam.

__✿__

  Gaia menjalankan motor nya dengan kecepatan sedang sembari menikmati bisingnya jalanan. Dia menatap sekeliling lalu dia matanya terpaku melihat papahnya bersama Tina disebuah restoran.

Gaia tak bisa tak penasaran melihat raut wajah papahnya yang terlihat tidak suka, dan tak nyaman dengan kehadiran Tina.
Dia memarkirkan motornya di luar restoran lalu dia masuk kedalam dan memilih tempat duduk di dekat wilayah tempat duduk papahnya. Gaia mengangkat buku menu tepat didepan wajahnya seolah olah dia sedang membaca. Dan dia mulai mendengarkan pembicaraan mereka.

_____________________________________

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen sebanyak banyaknya!

Terimakasih 🥰

MENCURI PERAN (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang