Perjanjian Pria

299 25 3
                                    

Pagi menjelang beberapa saat yang lalu, namun erika masih terlelap dalam tidurnya. Hanya raka yang sudah bangun beberapa saat lalu, ia tengah memperhatikan wajah erika yang tenang dalam tidurnya.

Saat erika menggeliat karna sinar matahari yang menyentuh wajahnya ia pun terbangun perlahan, erika kebingungan saat mendapati raka memperhatikannya dengan senyum yang sulit diartikan.

"Ada apa?" Tanya erika sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Ia malu saat ditatap secara intim oleh raka.

Alih alih menjawab pertanyaan erika, raka justru menarik tangan erika agar tak menutupi wajah gadis itu kemudian.

"Cup" raka mencium kedua mata erika bergantian.

"Raka" seru erika memukul lengan raka, tak lupa erika memanyunkan bibirnya menandakan ia tengah marah pada pria itu.

"Cup" raka kembali mencium bibir erika cepat membuat erika terkejut, matanya membulat sempurna kemudian ia segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya,

Melihat hal itu raka tersenyum puas, raka bahkan kembali menciumi wajah erika yang tertutupi kedua tangannya.

"Raka, udah raka" pinta erika berusaha menghindari bibir raka.

"Maaf" ujar raka akhirnya, ia pun menyingkirkan kedua tangan erika dari wajahnya. "Kita menikah secepatnya" lanjut raka kemudian. Ia terdiam memperhatikan erika lekat lekat. "Dan saya ingin kamu tak perlu bekerja, kamu sudah terlalu lelah" raka mencium kedua tangan erika bergantian.

"Saya nggak enak sama bang jack, setidaknya izinkan saya membantu dia sesekali" pinta erika setelah mereka saling diam.

"Boleh" jawab raka kemudian. "Saya ada urusan sedikit, kamu tetap disini tunggu saya" ucap raka kemudian bangun dari tempat tidurnya.

"Loh.. saya juga harus berangkat" tolak erika.

"Saya minta sebentar, nanti saya mampir ke biro bilang sama bang jack" seru raka yang sudah masuk kedalam kamar mandi.

"Emang saya harus ngapain disini sendirian?" Tanya erika kebingungan.

"Nanti kamu tau" balas raka singkat membuat erika semakin penasaran.

Setelah bersiap siap dan sarapan raka mencium kening erika kemudian berlalu pergi.

"Saya berangkat dulu, tunggu saya sebentar" ujar raka setengah berteriak, ia sudah melangkah jauh menuju pintu keluar.

Raka menemui jack ditempat yang sudah mereka sepakati, tanpa sepengetahuan erika, raka sudah membuat janji dengan jack, ia ingin menanyakan semua hal tentang erika.

"Saya menyukainya" aku raka setelah mereka saling tegur sapa. Jack sempat terkejut terlihat dari ekspresi wajahnya yang langsung menatap raka serius. "Saya benar benar menyukai erika" ulang raka, ia ingin menyakinkan pria didepannya bahwa ia serius.

"Lalu? Kenapa kamu katakan sama saya? Katakan langsung padanya" jawab jack.

"Saya sudah mengatakan itu padanya"

"Trus? Dia menolak?"

"Nggak, dia hanya ragu"

"Dia nggak pernah pacaran sejak dulu"

"Bagaimana denganmu?"

Jack menyeringai mendengar pertanyaan raka, ia tau jika orang yang mengajaknya bicara tengah mencurigainya akan sesuatu.

"Hmm.. kamu takut tentang saya?" Tanya jack balik "saya sendiri tak tau pasti perasaan saya padanya, kami sudah terlalu dekat sejak dulu, saya sudah menganggapnya adik saya" jujur jack.

"Kamu yakin?"

"Yakin ataupun nggak, saya nggak ingin merusak apa yang sudah terbangun sejak lama. Saya lebih menyayanginya sebagai saudara"

"Oke, kalo begitu" ujar raka dengan senyum kemenangan, ia melihat kejujuran dalam wajah jack. "Saya akan menikahinya dalam waktu dekat" lanjutnya pasti.

"Bagus, jaga dia baik baik. Dia sudah mengalami banyak kesulitan" pinta jack sopan.

"Tentu, karna itu juga saya meminta dia nggak bekerja termasuk dibiro milik kamu" raka menatap jack serius.

Terlihat wajah terkejut dari jack, ia sempat terdiam kemudian menunduk pasrah.

"Iya, nggak apa apa" jawab jack pasrah, dalam hatinya ia berat melepas erika untuk pergi, ia belum siap dengan tidak adanya erika. Karna selama ini yang memberinya ide juga membujuk para costemers adalah erika.

"Dia boleh sesekali membantumu, tapi nggak kerja" kalimat raka yang membuat jack tersenyum kembali. "Kalo ada waktu mainlah ketempat kami" tawar raka pada jack.

"Pasti" balas jack semangat. "Owh ya, dia punya trauma dengan hubungan seks, lakukan hati hati bila saatnya tiba" pesan jack lirik sambil menepuk pundak raka.

"Saya tau" jawab raka santai.

Mereka pun berpisah setelah menyelesaikan obrolan mereka. Sedangkan ditempat berbeda erika tengah kebingungan dengan pegawai boutique yang memintanya untuk feeting beberapa baju pernikahan.

Erika sempat menolak namun mereka tetap memaksa erika untuk melakukannya, mereka pun berdalih bahwa mereka sudah dibayar untuk itu, jika mereka tidak melakukannya konsekwensinya mereka bisa dipecat.

Hingga raka pulang, erika belum selesai memilih baju, banyaknya pilihan dan tidak adanya yang bisa ia mintai pendapat membuatnya lama memilih, apalagi ia sempat menolak dan terjadi perdebatan yang cukup lama terjadi.

"Ukur saja badanya, dan buatkan yang terbaik" suara raka memutuskan. Erika menatap tajam kearah raka, seakan ingin memakan hidup hidup pria tersebut.

"Kenapa nggak bilang sih?" Tanya erika setelah pegawai boutique itu pergi.

"Pasti kamu nggak bakal mau" jawab raka santai. "Sebenarnya saya nyuruh desi yang kesini, tapi dia lagi ada kerjaan lain" lanjut raka.

"Jadi mereka dari bianca boutique?" Tanya erika yang tak jadi marah pada raka.

"Iya" jawab raka pasti kemudian memeluk erika dari belakang, diciumnya rambut erika bertubi tubi.

"Raka" seru erika kemudian melepaskan tangan raka pada pinggangnya. Ia segera menghambur kekamar dan menguncinya dari dalam.

Raka hanya tersenyum melihat tingkah erika, sejenak ia menatap foto kedua orang tuanya kemudian tersenyum kembali.

"Sekarang saya tau ayah" gumamnya lirih.


Sweet Brondong (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang