Bagian Empat Puluh Delapan

1.2K 129 15
                                    

Keesokan harinya, Cassil dan yang lain sudah siap dengan seragam khas senior mereka. Seragam di dunia ini di buat sama dengan seragam yang ada di negeri Georgia. Jadi tak perlu membeli baru lagi, karena mereka sudah punya.

Tapi beda dengan seragam senior, seragam senior adalah seragam yang khusus di gunakan di negeri Georgia jadi tak ada di bumi. Sebab sekolah di bumi ini tidak ada perbedaan status, mereka semua sama-sama murid.

Cassil dan yang lainnya tampak sangat casual. Sebenarnya sebelum ke bumi, mereka berlima mencari tahu tentang cara hidup manusia-manusia bumi. Karena itu mereka dapat menyesuaikan diri dengan cepat. Termasuk tentang gaya berpakaian.

Vano melongo melihat mereka berlima yang berpenampilan sangat keren. Penampilan mereka tidak mencerminkan dari mana mereka berasal. Mereka sangat pintar menyembunyikan identitas ternyata.

"Wow kalian sangat keren, aku suk .... maksudnya gue suka. Karena kalian sudah keren jadi bahasa kalian juga harus keren dong," ucap Vano bercanda.

Mereka berlima meninggalkan Vano lalu pergi ke meja makan.
"Dasar, aku ternistakan."

"Kalian sudah siap ternyata," ucap Mama Mirna.

"Iya Ma," ucap Lorez membalas.

"Vano bantu mereka menyesuaikan diri di ruang lingkup sekolahan," ujar Mama Mirna memandang Vano yang baru saja menarik kursi untuk duduk.

"Iya mamaku sayang," malas Vano sambil memutar bola matanya.

Di meja makan, Vano memikirkan hal konyol. Yah, dirinya ingin membuat kegaduhan sebentar. Dengan perlahan Vano memakai kelebihannya untuk menghilangkan sendok Cassil dan yang lainnya. Namun, tindakan Vano sudah di ketahui oleh kelimanya. Sam pun mengembalikan sendok mereka di tempat semula dengan kekuatannya.

Tak hanya di situ, Vano sengaja menumpahkan air minum Cassil. Akan tetapi, lagi lagi tindakan Vano dapat di atasi. Kini air itu berbalik tumpah ke bajunya. Membuat semua orang yang menyaksikannya tertawa.

"Ini tidak adil," ucap Vano. Cassil menggidikkan bahunya dengan wajah mengejek.

"Lagian kamu itu Vano, udah tau mereka juga punya kelebihan. Kenapa berbuat ulah, Mama ingin menertawai mu hahaha." Papa Jackson hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan tingkah laku anaknya ini.

"Kalian bisa mengendarai mobil kan?" tanya papa Jackson kepada mereka.

"Saya bisa," ujar Sam.
Sepertinya Sam belum terbiasa dengan keluarga ini hingga dia masih memakai bahasa baku.

"Baik lah, kalian berangkat dengan dua mobil saja. Vano kau dengan Cassil sisanya naik mobil papa yang satunya."
Mereka pun mengangguk paham, lalu berpamitan untuk berangkat.

Cassil memasuki mobil Vano.

Dan yang lainnya memakai salah satu mobil koleksi papa Jackson

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Dan yang lainnya memakai salah satu mobil koleksi papa Jackson.

Dan yang lainnya memakai salah satu mobil koleksi papa Jackson

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
LIORENCO ACADEMY Onde histórias criam vida. Descubra agora