"Sumpah ya, gua gak sabar banget nanti pulang sekolah!" Celetuk Mashiho lalu ia kembali memakan bakso yang tadi ia beli.

"Sama." Ucap mereka semua serempak, terkecuali satu yang hanya menunduk terus sembari tersenyum penuh arti. Tapi untung nya, tak ada yang menyadari hal itu.

"Gua jadi penasaran deh nanti bakal kayak gimana terus nanti bakal ada penjaga nya gak ya? Duh gua makin gak sabar buat main." Ucap Chenle penuh semangat.

"Cuma petak umpet doang semangat amat njir." Keluh Guanlin.

"Iya lah semangat, soalnya cara main petak umpet nya unik. Jadi kaya nya bakal asik."

"Nah betul kata si pitak, terus kita juga dikasih undangan." Kata Jerome.

"Pitak ndasmu." Chenle berucap sembari memukul bahu Jerome.

"Canda elah."

Sungchan termenung. "Eh tapi gua jadi kepikiran. Kenapa cuma kita doang yang diundang? Dan kenapa yang lain gak?" Ucapnya.

Yang lain ikut termenung memikirkan perkataan Sungchan tadi.

"Lah iya juga.."

"Mungkin circle kita ini istimewa, makannya cuma kita yang diundang." Kata Heeseung berusaha untuk positif thinking.

"Istimewa dari mana? Dari gobloknya apa gimana nih?" Celetuk Jerome bercanda.

"Gak gitu anjing." Sungut Daehwi sambil memukul kepala Jerome.

"Bisa kagak sih jan mukul pala gua? Sakit anjwing." Ucap Jerome sembari mengusap-ngusap kepalanya. Kasian dari kemarin dipukul terus.

"Awokawok, sorry nyet. Pala lu pukul able soalnya." Ledek Daehwi. Yang diledek hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Tapi..yang dikata Heeseung masuk akal sih."

"Hm, yaudah kita tunggu pulsek aja." Kata Jaehyuk santai.

"Eh jeong, tumben lu kagak pesen es milo? Lu kan bucin banget ama es milo." Ledek Daehwi pada Jeongin. Pasalnya ia dari tadi tidak memesan apapun, biasanya kan ia akan langsung memesan susu milo.

Yang disebut namanya tersentak lalu ia langsung tersenyum kecil. "Gua cuma mau nyari sesuatu yang baru." Ucapnya.

"Ah udahlah. kuy kekelas, dah bell nih." Imbuh Jaehyuk.

•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pulang sekolah telah tiba, mungkin kini saatnya permainan akan dimulai.

Mereka bersebelas langsung berjalan menuju belakang sekolah. Mereka lebih memilih ke belakang sekolah karena feeling mereka merasa bahwa mereka semua ini harus berkumpul dibelakang sekolah.

Ting!

Unknown

|Selamat datang dipermainan hide and seek ini.

|Buat lingkaran sembari berpegang tangan lalu tutup mata kalian semua.

|Jangan pernah coba kabur, atau kamu akan terjebak dalam permainan ini selamanya.

|Ingat

|Carilah tempat bersembunyi yang aman jika kalian semua tidak ingin mati.

|Semoga beruntung.

Mereka bersebelas langsung terdiam setelah membaca pesan tersebut.

...Mati?

"Ayo oi, kita melingkar sambil pegangan. Udahlah jan dipikirin, palingan itu cuma buat nakut-nakutin." Seru Chenle.

"Ya, ayo." Celetuk Asahi.

Lalu mereka bersebelas langsung membuat lingkaran sembari berpegangan tangan dan juga menutup mata satu persatu. Sebenarnya ada keraguan yang cukup besar menyelimuti perasaan mereka semenjak pesan terakhir tersebut dikirimkan.

Tubuh mereka terasa berat, angin mulai berhembus kencang serta dedaunan yang berterbangan menempel di wajah tampan mereka.

"Ucapkan kata kuncinya." Tiba-tiba terdengar suara misterius.

"Kami semua siap untuk bermain permainan petak umpet tersebut." Ucap mereka serempak seakan itulah kata kunci yang dimaksud.

Wushh~

Angin semakin berhembus kencang, lalu mereka merasakan ada sebuah cahaya yang seakan menyedot mereka masuk kedalamnya.

Ruangan gelap yang pertama kali menyapa indra pengelihatan mereka semua. Tapi, ada sesuatu hal yang membuat mereka bingung. Mereka melihat sepuluh remaja yang berada didepan mereka. Dan..mereka semua sangatlah familiar.

Setelah dilihat lebih jelas, ternyata sepuluh remaja tadi adalah angkatan bawah. Tapi, apa yang mereka lakukan disini? Apakah mereka juga diundang?

Jika dilihat-lihat posisi mereka sungguh tidak elit sekali. Mereka duduk tapi ada yang kakinya dipaha, ada juga yang tiduran sambil saling nindihin teman mereka.

Lebih elit angkatan bawah. Mereka semua duduk tenang dengan muka bantal, lucu.

Seorang laki-laki yang nampaknya lebih dewasa dari mereka datang menghampiri, ia kemari sembari membawakan roti dan susu dengan jumlah yang cukup banyak. Mungkinkah dia salah satu penjaga? Atau bahkan pemain?

"Haii, kenalin saya Younghoon." Sapa pemuda itu dengan ramah.

Younghoon mengulurkan tempat roti juga susu yang tadi ia bawa lalu menyerahkannya ke Yedam, salah satu angkatan bawah yang ikut bermain game.

"Buat kalian, saya udah ngambil." Ucap Yunghoon sembari tersenyum.

Merasa dirinya ditatap, Younghoon berdeham kecil. "Kenapa adik-adik? Bingung ya sama saya?" Seru Younghoon. Mereka semua mengangguk. "Saya sama kaya kalian, dapet undangan buat ikut serta mainin game ini."

Mereka semua kembali mengangguk singkat setelah mendengar penjelasan dari Younghoon. Namun sepertinya ada yang aneh, kenapa ia sendiri? Sedangkan mereka beramai-ramai?

Hyeongjun mengangkat tangan. "Maaf kak, tapi temen-temen kakak mana ya? Kakak juga kenapa sendirian?" Tanya Hyeongjun.

"Saya sendiri dek, emang kedengaran aneh tapi ya memang begitu. Saya ikut main game ini juga karena stress skripsi."

Hyeongjun mengangguk singkat.

"Cih, katanya kita bakal main disekolah tapi ini malah dibawa ke suatu ruangan yang gelap ckck." Sungut Dongpyo.

"Eh gua bingung deh, lu pada ngapa ada disini?" Ucap Daehwi lalu menunjuk anak-anak angkatan bawah.

Taehyun melirik malas kearah Daehwi. "Ya sama kaya kalian lah, dapet undangan." Ucapnya ketus.

Daehwi berdecak kesal, dia nanya baik-baik malah dibalas seperti itu. Ckck untuk saja adik kelas, kalo bukan udah Daehwi pukul tuh bocah.

"Udah, coba kalian jelasin kenapa kalian ada disini." Tanya Younghoon sembari melerai pertikaian antara Daehwi dan Taehyun.

Angkatan bocil saling lirik-lirikan seakan mereka sedang bertelepati untuk menentukan siapa yang akan menjelaskan.

Yedam berdeham. "Jadi sebenarnya gini.."

[ hiatus ] hide and seekWhere stories live. Discover now