【𝐒.𝐎.𝐁 - 1】

2K 196 4
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.














[Tahun ke-6]

Pemuda bermarga Black itu berjalan menyusuri koridor Hogwarts, seragamnya berantakan dengan rambut yang berantakan pula. Ia terlambat bangun, sial sekali James, pemuda itu tidak membangunkannya. Ia memasuki great hall yang sudah dipenuhi oleh murid-murid dari empat asrama. Sirius menghampiri meja Gryffindor, disana terdapat Marauders lain yang tengah sarapan.

"Kenapa kau tidak membangunkan ku Prongs?" tanya Sirius. Dia mendudukkan bokongnya disebelah James, meraih beberapa roti untuk disantapnya.

James menoleh, lalu tersenyum lebar. "Oh, hai Padfoot. Kapan kau datang?" James menaikkan sebelah alisnya dengan wajah bingung.

Sirius mendengus, kembali memakan rotinya. Remus yang berada di seberangnya hanya menggeleng pelan, lalu kembali membaca bukunya.

✵✵✵✵


"Black, hentikan!" Joanna menatap tajam Sirius yang berada di sebelahnya. Pemuda itu sangat tidak mau diam. Sesekali mencubit pipinya sampai memainkan rambutnya, padahal sekarang mereka tengah berada di kelas transfigurasi.

Professor McGonagall menatap keduanya."Mr. Black dan Miss Dawler tolong diam," perintahnya.

Joanna menarik telinga Sirius sekejap, sebelum kembali memperhatikan Professor McGonagall.

Kelas telah usai, Joanna mengandeng lengan Lily untuk segera keluar dari kelas– lebih tepatnya untuk menghindari para Marauders yang terus saja mengganggu mereka.

"Joa!!" seru James seraya tertawa bersama Sirius. Remus memilih diam, dia tidak ingin terkena masalah, ya walaupun terkadang dia sering terkena detensi padahal dia hanya diam saja. Peter, pemuda itu sama halnya dengan Remus, tidak banyak tingkah.

"Oh Merlin," keluh Joanna. Lily yang berada disebelahnya hanya menepuk bahu gadis itu, mencoba untuk menenangkan.

"Joa! Kemarilah, Sirius ingin bicara denganmu." Sirius menghentikan tawanya, memukul keras bahu James.

"Kenapa jadi aku?" tanya Sirius. James hanya menyedihkan bahunya tak peduli.

Joanna berbalik menghadap mereka, wajahnya kentara sekali dengan kekesalan. "Potter, berhenti memanggilku Joa!!"

James mengerutkan dahinya, lalu berfikir sejenak. "Baiklah, lalu panggilan apa yang cocok untukmu?" ujar James, tangannya mengelus dagu.

Setelah beberapa saat berfikir, James tersenyum lebar. Pemuda berkacamata bulat itu menaik turunkan alisnya. "Menurutku panggilan yang cocok untukmu adalah..."

𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑 || 𝑺.𝑶.𝑩Where stories live. Discover now