15. runtuh

1.2K 127 29
                                    

jisoo mematikan alarm paginya sesaat setelah jam weker bergambar panda we were bears itu berbunyi nyaring. menandakan hari sudah pagi yang harus dimulai kembali.

tapi ini kan hari minggu, dan iya jisoo lupa mematikan setelan alarmnya semalem. makanya minggu pagi jam pandanya masih tetap berbunyi.

lelaki manis itu memegangi kepalanya yang kerasa cenat cenut. migrain akutnya yang kembali kumat setiap kali jisoo punya jam tidur salah. benar juga, semalem setelah seokmin mengantarnya pulang udah jam satu pagi. ditambah jisoo overthink dulu sampai jam tiga baru bisa tidur.

seokmin. sial, jisoo harus bertaruh sama pikirannya lagi begitu kalut dan lama tentang cowok itu.

semaleman setelah nganterin seungkwan pulang ke rumah, seokmin nganter dia pulang sampe ke appart. entah masih terbawa suasana sendunya seungkwan dan kaget karena pernyataan cinta vernon. jisoo dan seokmin memutuskan saling diam dalam perjalanan.

"seok, maaf ya-" sampai akhirnya baru di basement apartment waktu jisoo mau turun, dia baru sanggup membuka percakapan mereka.

"kenapa-"

"ngga ngasih tau soal vernon. aku takut kalo itu nyakitin seungkwan."

well, harusnya emang bukan salah jisoo juga, tapi dia juga merasa bersalah nyembunyiin ini bahkan di depan seokmin.

"gapapa aku ngerti. btw kamu udah tau ini dari lama?"

"huh?"

"vernon ke jeonghan." seokmin nanya lagi. tapi kali ini dilihat dari nadanya yang serius sempat membuat jisoo seketika diam. memperhatikan sejenak mimik wajah lelaki lee itu yang terlihat menatapnya menunut jawaban dari rasa penasarannya.

membuat jisoo seketika sadar. kalo memang seokmin beneran udah move on dan nggak ada lagi rasa, buat apa dia nuntut jawaban atas pertanyaan nggak penting itu. buat apa seokmin penasaran sampe menatapnya lekat sekali, seakan jawaban tentang perasaan vernon ke jeonghan itu penting banget buat hidupnya.

well, bukannya semuanya selalu menjadi penting bagi seokmin kala membahas nama jeonghan. dari dulu, harusnya jisoo nggak perlu susah payah menutup fakta itu dengan banyak hal ke romantisan semu.

"iya, aku nggak tau mulai kapan, tapi dia baru cerita ke aku sekitar satu tahun lalu." jisoo tetap menjawab pelan.

"wow gila, udah lama juga." seokmin ngangguk ngangguk doang sambil kaget, nyenderin badannya ke jok mobilnya.

"kenapa emangnya?" jisoo berusaha memancing.

membuat lelaki mancung itu berhasil menoleh padanya. "hm? kenapa gimana?"

"ya kenapa? why you ask me for that?" jisoo berusaha menahan dirinya untuk enggak lebih jauh.

seokmin menegakkan posisi duduknya, menghadap lelaki manis di sampingnya bingung. pertanyaan jisoo barusan terdengar begitu serius. "aku nggak ngerti arah pembicaraan kamu. tapi if you ask, why i ask you, ya aku cuma penasaran? emang salah?"

ya emang nggak salah. maksud aku gak gitu-

jisoo segera menggeleng pelan. "iya gak salah. maybe i just tired, i'm sorry."

seokmin mengulurkan tangannya pelan, mengusap lembut lengan jisoo yang tertutup jaket sweater rajut. "udah malem juga, masuk gih terus istirahat. maaf ya gara-gara seungkwan hari ini acara kita nonton kita jadi kayak gini."

jisoo cuma diam. aneh, selalu gini. saat jisoo merasa insecure dan marah, seokmin selalu bisa membuatnya larut dalam percaya atas semua sikap lembutnya. bikin jisoo lagi-lagi memilih mengikuti alur atas cinta dan mengubur rasa sakitnya sendiri.

Switch CoupleWhere stories live. Discover now