15

1K 105 0
                                    

Pukul sudah menunjukan angka 3, tetapi Taehyung belum kunjung bisa tertidur. Matanya tak mau terpejam, selalu akan kembali terbuka. Taehyung telah sempat tidur beberapa saat lalu, tidak terlalu ingat kapan —yang jelas dia tertidur di pelukan Jungkook, setelah kemudian pria itu mengangkatnya menuju kamar.

Beberapa waktu Taehyung tertidur, hingga jam menunjukan angka satu, dirinya terbangun. Mimpi buruk menghampirinya. Membuatnya sangat-sangat takut, menyisakannya terjaga sepanjang malam.

Sekali lagi Taehyung menoleh ke arah jam di nakas, kemudian menatapi lagi malam lewat jendela besar di hadapannya. Ini yang selalu Taehyung benci dari dirinya saat terbangun tengah malam. Dia menjadi terlalu sensitif.

Menoleh ke belakang, guna melihat Jungkook yang berbaring di ranjang di seberangnya, pria itu memunggunginya, membuat Taehyung tidak dapat melihat apa yang sedang pria itu lakukan. Taehyung mendesah kecil, tentu saja Jungkook sedang tidur.

Perlahan, Taehyung melangkahkan kakinya untuk turun dari ranjang, berjalan ke arah jendela kaca itu, meletakan tangannya di atasnya. Di luar masih gelap, walau hari sudah terhitung pagi. Tidak terlalu gelap sebenarnya, Taehyung masih bisa melihat air menggenang di danau seberang penginapannya.

Mata Taehyung tertuju ke salah satu kursi di sebelahnya, berpikir sejenak, sebelum memutuskan untuk duduk di sana, dan menghabiskan waktu istirahatnya dengan percuma. Udara lumayan dingin di sana, sehingga Taehyung berkali-kali mengeratkan selimutnya.

Perlahan Taehyung memejamkan matanya, menyandarkan kepalanya. Dalam otaknya, kembali terputar mimpi buruk itu, membuat Taehyung sekali lagi membuka matanya dengan gelisah.

Taehyung takut, sangat takut, benar-benar membutuhkan orang di sebelahnya untuk menenangkannya. Tapi dia enggan untuk membangunkan Jungkook di kondisi seperti ini. Taehyung telah berkali-kali merepotkannya hari ini, dia tidak ingin menambahnya lagi. Alhasil dia gagal tidur hari ini.

Bayangan di otaknya sangat membuatnya takut, tapi Taehyung tidak paham. Ketakutan yang tidak pernah di rasakannya. Sangat berbeda, sampai-sampai dia menjadi lupa mengapa dia menjadi sangat takut.

Di saat terhanyut dalam pikirannya, suara seseorang menyapa telinganya dengan begitu lembut, "Kenapa nggak tidur?" Segera Taehyung menoleh ke arahnya, "Nggak bisa tidur."

"Terus ngapain kamu duduk di situ?" Ujar pria itu lagi. Tidak tahu harus menjawab apa Taehyung menaikan kedua bahunya.

"Sini, di sana dingin." Perkataannya dilaksanakan dengan baik oleh Taehyung, dia segera berjalan ke arah Jungkook, duduk di ranjang berukuran untuk satu orang itu, sesuai dengan perintah Jungkook.

"Masih mikirin yang tadi?" Tanya Jungkook berujar lembut. Posisinya sekarang berada di samping Taehyung, memeluknya dengan sebelah tangan.

"Yang mana?" Tanyanya polos, menatap ke Jungkook. "Itu, sahabatmu itu."

"Jimin?" Tanyanya.

"Iya."

Taehyung membenarkan sedikit posisinya, menyamankan diri, kemudian berujar ke arah Jungkook, "Enggak."

"Terus kok nggak bisa tidur?"

"Mimpi. Aku jadi takut. Setiap tutup mata pasti terbayang-bayang terus." 

"Mimpi apa, sampai takut banget?"

Taehyung menoleh menatap Jungkook perlahan, "Nggak tau, tapi serem."

"Kok bisa nggak tau?" Tanya Jungkook heran.

Dengan gusar Taehyung membuang pandangannya, menjawab, "Aku nggak tau, aku ngerasa aneh banget, takut banget, tapi aku nggak paham kenapa. Aku ngelihat seseorang, tapi nggak jelas, yang aku tahu, aku sayang banget sama dia, tiba-tiba orang itu perlahan-lahan berubah menjadi debu. Ak—aku takut banget. Aku-aku, aku bingung jelasinnya gimana. Tapi aku ngerasa, kehilangan. Kehilangan yang sangat besar." Menatap Jungkook lagi, "Aku takut banget kook."

Jungkook terdiam, melihat kegelisahan di mata Taehyung membuatnya ikut khawatir. Lagian, apa maksud mimpinya? Kenapa cerita Taehyung berhasil membuat Jungkook ikut takut. Entah kenapa membuat Jungkook teringat, tentang perkataan 'iblisnya' kepadanya beberapa hari yang lalu.

"Jika terus maju, kamu benar-benar akan musnah."

Jungkook gemetar, kendalinya mulai hilang, secara perlahan, Jungkook melepaskan tangannya dari Taehyung, mendorong pria itu pelan, kemudian berkata, "Sana kamu tidur, itu bukan apa-apa, kamu nggak harus mikirin itu. Itu cuman mimpi biasa." Menatap Taehyung yang masih belum bergerak, Jungkook kembali melanjutkan, "Aku lelah, mau istirahat sebentar." Segera setelahnya Jungkook membalikan badannya, berusaha memejamkan mata, berlagak seolah dia kembali tidur. Meninggalkan Taehyung dengan kebingungan di dirinya.

Apa-apaan Jungkook, kenapa pria itu langsung kembali tidur, setelah mendengar yang dia ceritakan. Jungkook sangat berbeda dari biasanya. Bahkan pria itu tidak sedikitpun menenangkannya. Tunggu, apakah Taehyung mengatakan sesuatu yang salah? Sepertinya tidak. Atau mungkin dia marah, karena terbangun hanya untuk mendengar cerita tidak masuk akal dari Taehyung? Sepertinya itu lebih masuk akal. Jelas, mimpi yang Taehyung alami hanyalah mimpi biasa pada umumnya. Mimpi itu tidak sedikitpun memiliki arti lebih, bukankah Taehyung terlalu berlebihan menanggapinya? Tentu saja iya.

Pada akhirnya, Taehyung berusaha berdamai dengan hatinya, kembali memejamkan matanya, berusaha sebisa mungkin untuk tidur.

Jam menunjukan pukul 03:47, dan Taehyung berhasil tertidur.

——

Pagi yang sangat tidak menyenangkan mengingat Taehyung sangat-sangat kurang tidur semalam, lebih parahnya lagi, Jungkook bersikap lumayan cuek padanya. Atau mungkin Taehyung yang berlebihan. Sepertinya tidak.

Contohnya saja, waktu bangun, Jungkook tidak sama sekali berbasa-basi dengannya, atau sekadar menanyakan keadaanya semalam, mengingat Taehyung susah tidur, justru pria itu dengan dinginnya, menyuruh dia untuk segera mandi, dan berkata akan segera membuat sarapan untuk keduanya, lebih parahnya lagi, Jungkook bahkan tidak melihatnya.

Contoh kedua adalah saat ini, di mana seharusnya mereka akan mengelilingi danau dengan menggunakan perahu kecil yang telah di sediakan di sana, seperti yang telah mereka rencanakan sebelumnya, justru Jungkook malah sibuk menonton televisi di hadapannya.

Entah kenapa pria ini berubah menjadi sangat mengesalkan. Padahal janjinya di awal adalah menemani Taehyung berlibur untuk menenangkan hatinya, nyatanya sekarang pria ini malah ikut menjadi sumber masalah bagi hatinya. Dengan kesal Taehyung menendang kencang kaki Jungkook. "Dasar bajingan." Ujarnya.

Jungkook menoleh ke arahnya, mengelus-elus kakinya yang tertendang, tidak terlalu sakit, tapi lumayan mengagetkan, apalagi kata-kata yang di keluarkan oleh si penendang kakinya itu setelahnya. "Apaan?!"

"Kamu bajingan!" Ulang Taehyung, memperjelas marahnya kepada pria itu.

"Kenapa kok marah-marah?" Tanya pria itu.

Dengan kesal Taehyung menatapnya, kedua tangannya terlipat, "Kamu janjinya bakal nemenin aku keliling danau kan, sekarang ngapain masih di sini? Kok kamu malah nonton?"

"Kamu mau keliling danau?"

"Iya. Kemarin kan janjinya gitu." Ujarnya merengut.

"Yakin? Panas-panas gini."

"Yakin! Ayo Kook, aku beneran pengen keliling~"

Jungkook menghembuskan nafasnya pelan, tersenyum kecil terhadap pria manis di hadapannya itu, "Yaudah ayo."

Dengan semangat yang luar biasa, Taehyung langsung berdiri dari kursinya duduk, berujar keras, "Ayo!" Langsung di sambut tawa oleh Jungkook. Anak ini memang sangat menggemaskan.

To be continue

Stress guys, penyimpanan hape penuh total. Huwaaaa, mau nangiss. Btw ....

HAPPY VALENTINE💕💕

Black Swan [Kookv/Kooktae]Where stories live. Discover now