02

2K 218 2
                                    

"Matilah, dan kamu berhasil membalas budi

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Matilah, dan kamu berhasil membalas budi."

Dentingan musik tua dari mobil bernilai jutaan dolar itu berhenti seketika, membuat sang pengemudi berdecak.

"Apaan ini?! Kok nggak nyala, sih! sial! Mobil sial!" Ujar suara bariton itu setelah menghentikan mobilnya ke pinggir.

Dengan sok pintar dia mulai mengotak-ngatik mesin di depannya. Dan kemudian tersenyum sombong, mengira bahwa dia berhasil memperbaiki mobil mewahnya itu. Nyatanya tidak.

"Gak usah cengar-cengir. Sini gue benerin!" Sahabatnya atau bisa dibilang managernya berujar, setengah mati kesal melihat tingkah manusia tengik di sampingnya ini.

Setelah menekan beberapa tombol, sahabatnya itu kembali berujar, "Gue tau lu kampungan Tae, tapi tolong jaga image. Gini aja nggak bisa. Gak usah beli yang mahal kalau gak bisa pake. Dasar gaya!"

Taehyung hanya bisa cengar-cengir, memang begitu sifatnya, tengik.

"Jimin, gue males banget, sumpah. Sekali aja tolong, gue pengen hari free. Sekali aja."

"Siapa suruh jadi artis kalau dasarnya emang gak mau."

Taehyung mendengus, Jimin ini memang kurang ajar sekali. Kemudian dengan kesal Taehyung melajukan mobilnya dengan kencang. Sedangkan Sahabatnya itu hanya bisa menggeleng melihat tingkahnya.

"Tae, besok lu free, asalkan lu nurut sama gue, hari ini. Hari ini aja."

Taehyung berdecak malas, "Halah, palingan nggak jelas lagi."

"Enggak! Lu cukup nyelesain semua jadwal hari ini dengan bener. Jangan main-main. Dan jangan sembarangan. Lu yang lakuin gue yang stress Tae!"

"Udahlah Jim, gue dah gak peduli, toh entar lagi gue juga mati."

Jimin terdiam. Kalau Taehyung sudah bilang begitu, ia sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Cukup paham dan diam.

"Jadi, kalau gue mau free besok, interview nanti gue harus ikut?"

Jimin menoleh ke sahabatnya itu, kemudian mengangguk. "Gue nggak maksa. Kalau lu mau aja."

"Di mana lokasinya?"

"Lu serius mau?"

Taehyung hanya mengangguk.

——

Taehyung hidup santai setidaknya sampai umurnya berusia tujuh. Lalu ketika usianya beranjak delapan, dimulai dari malam di mana seseorang datang kepada mimpinya, jubah hitam dengan wajah yang begitu suram, dia memberikan Taehyung 20 helai bulu angsa, lalu menghilang begitu saja, hidupnya hancur.

Keesokan harinya tepat saat dia membuka matanya, orang tuanya ribut besar, pertama kali sepanjang hidup Taehyung.

Lalu Taehyung disambar dengan keputusan kejam ibunya, "Cerai aja, aku enggak bisa sama kamu lagi."

Dan pada hari itu juga, kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah.

Kehancuran terbesarnya adalah Taehyung terpaksa tinggal dengan sang ayah dengan segala kejejamannya.

Yang Taehyung ingat, dulu sekali waktu dia berulang tahun yang kesebelas, di situ segala kehancuran itu berubah menjadi neraka.

Taehyung kecil memberanikan diri pada saat itu, berujar kepada ayahnya, "Papa, boleh Taehyung minta sesuatu?"

Sang ayah hanya menoleh sebentar, lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

"Pa, Taehyung ingin hadiah, besok Tae kan ulang tahun. Hadiahnya nggak susah kok pa, Tae pengen papa peluk Tae aja satu malem ini."

Ayahnya hanya diam, tak merespon apapun.

"Pa?"

"Diem! Papa sibuk. Sana pergi." Ujar sang ayah, masih fokus pada mobil tuanya.

Lalu dengan segala kekesalannya, Taehyung mengeluarkan segala isi hatinya yang telah ia pendam cukup lama, "Pa! Tae cuman minta itu aja, papa nggak bisa ngasih? Bener-bener jahat! Kenapa papa nggak sayang sama Tae sih? Kalau papa nggak sayang sama Tae, kenapa juga papa harus ajak Tae hidup sama papa? Tae nggak mau sama papa! Papa nggak sayang sama Tae! Tae pengen mama! Cuman mama yang sayang sama Tae."

"Diem bangsat! Siapa bilang saya sayang sama kamu?! Siapa yang bilang? Tae, biar saya jelaskan ya, kamu itu anak buangan! Gak ada yang sayang sama kamu! Kamu terlahir salah! Nggak ada yang butuh sama kamu! Jadi, sekarang balas budi! Udah 11 tahun kamu di sini, kamu udah ngerepotin saya selama 11 tahun, sekarang waktunya kamu balas budi! Saya udah cukup baik lho mau nampung kamu selama 11 tahun di sini."

Taehyung terdiam, jadi ... selama ini dia salah?

Ayahnya kemudian menunduk, memegang kedua bahunya, "Papa punya satu pesan yang perlu kamu ingat sepanjang hidup kamu. Kim Taehyung, balas budilah, jadilah bintang. Gemparkan dunia dengan suaramu. Dan matilah di usiamu yang ke 28, maka dari itu kamu telah berhasil membalas budi."

Haha, seperti yang aku bilang cerita ini, emang pendek-pendek

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Haha, seperti yang aku bilang cerita ini, emang pendek-pendek. Btw, lagi banyak tugas makanya jarang up 😜

Black Swan [Kookv/Kooktae]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora