EMPAT

607 87 9
                                    

Welcome in my story!
Don't forget to follow my account, vote and comments ❤️
Don't be a silent reader!!!

"Hiks.. hiks.. huhu"

Malam ini Mommy Anna sedang pusing karena suami dan anaknya yang demam secara bersamaan.

"Yangg pusing hiks" Nah , Daddy gak kalah manjanya kalo lagi sakit gini lebih-lebih.

Mommy Anna pun menelepon seseorang sambil memijit pelipisnya.

"Halo mom, ada apa?"

"Kamu bisa kesini gak sayang? Mommy capek ngurusin 2 bayi gede"

Gadis diseberang sana terkekeh, "Ya elah mom kaya sama siapa aja. Kenapa ga dari tadi sih? Otw!"

"Oke hati-hati"

Tut..

"HUAA MOMMY PUSING"

"SAYANG MAU PELUKK"

"IYA BAYI-BAYI KU , MOMMY MAU BIKIN BUBUR DULU!"

---

Seorang gadis turun dari motor sport miliknya. Ia mengetuk pintu yang menjulang tinggi dihadapannya.

"Masuk aja!" seru seorang wanita paruh baya yang masih awet muda.

Gadis itu pun masuk dan mendapati Mommy Anna tengah mengaduk bubur.

"Malem mom!"

"Juga sayang"

"Cio sama Daddy kenapa?" tanya Aurora sambil menyiapkan dua mangkuk beserta sendok dan teh hangat.

Mommy menghela napas, "Biasalah, suka barengan kalo demam"

Aurora tertawa kecil, ia sudah paham betul.

Setelah matang mereka pun menaiki tangga menuju kamar Daddy dan Cio.

Ceklek

Pemandangan yang Aurora lihat adalah kekasihnya yang tengah tengkurap dengan badan yang bergetar. Jangan lupakan selimut yang membungkus tubuhnya.

Aurora meletakkan nampan diatas nakas. Ia mengusap-usap kepala kekasihnya lembut.

Cio yang terusik pun membalikkan badannya. Rambut yang berantakan, mata sembab, dan bibir yang bergetar menambah kesan cute dimata Aurora.

"Hiks hiks Rara~"

Cio menubruk badan Aurora, untung saja Aurora dapat menahan tubuhnya. Dapat ia rasakan dadanya basah karena air mata bayi besarnya.

"Shutt, don't cry babe.. i'am here"

"Pusing hiks hiks.." ujar Cio terisak sambil menunjuk kepalanya.

Aurora yang peka pun memijit pelipis Cio pelan. Sedangkan Cio tengah menduselkan kepalanya di dada Raranya.

"Makan dulu ya?"

Cio menggeleng, mengeratkan pelukannya.

"Makan dulu by, nanti aku sedih kalo kamu sakit terus" ucap Aurora dibuat-buat.

Cio menatap Raranya dengan mata berkaca-kaca, "Hiks.. ma-af hiks..jangan s-sedih hiks..Cio mau m-makan hiks"

Aurora tersenyum manis mengecup bibir Cio sekilas lalu mengambil mangkuk berisi bubur itu.

Ia menyuapi Cio dengan telaten. Baru 5 suap Cio menutup mulutnya tak mau menerima suapan lagi.

"Kenyang hiks"

Aurora mengangguk, lumayan lah pikirnya.

Ia pun memberikan se gelas teh hangat yang membuat perut Cio terasa nyaman.

Setelah itu ia memberi satu pil obat penurun demam beserta air putih yang memang sudah disediakan di kamar.

"Gamauuu~" rengek Cio tak mau meminum obatnya, dan jangan lupakan kakinya yang ia hentak-hentakan di kasur.

"Satu doang kok, abis itu tidur sayang" ucap Aurora sesabar mungkin.

Cio memalingkan wajahnya dengan bibir yang mengerucut, oh ayolah apa Raranya tidak peka?

"Gamau kayak gitu!"

"Terus gimana sayang?" tanya Aurora lelah, ia baru saja sampai dirumah tadi gara-gara ada masalah di markasnya, tiba-tiba ditelepon dong sama calon mertua. Mau gak mau harus dateng, takut di cap mantu durhaka.

"Mau diminumin" cicit Cio memilin ujung baju Aurora.

Aurora mengangkat satu alisnya tak paham.

"Ihhh Cio mau diminumin kayak itu lohh, kan lumayan ada plus plus nya" ujar Cio dengan wajah sok polos.

Aurora yang mengerti pun memutar bola matanya malas. Dahlah daripada ga tidur-tidur mending turutin aja.

Aurora meminum satu pil obat beserta air putih lalu menarik tengkuk Cio untuk memindahkan ke dalam mulut kekasihnya. Setelah ditelan bukannya dilepas Cio memperdalam ciuman mereka membuat Aurora melotot. Refleks ia menabok pipi Cionya pelan.

Cio meringis dengan ekspresi sebal.

Aurora tak mempedulikan, ia membaringkan tubuhnya.

"Cepetan tidur!"

Cio pun memeluk Raranya dengan kepala yang ia duselkan di tempat favoritnya.

"Empuk, Cio suka"

Aurora mendengus, dasar bayi gede mesum. Untung sayang!

Aku up lagi!
Jangan lupa vote comments nya yaa
Sampai jumpa di chapter selanjutnya ❤️

RACIO #NEW VERSIONWhere stories live. Discover now