"Aku mau pulang...!" Akhirnya Citra mengeluarkan suaranya. Gagal sudah ia buat balik mengerjai Bumi.
"Tapi..." belum sempat Bumi menyelesaikan ucapannya, Citra sudah menyelanya.
"Pokoknya aku mau pulang sekarang..!" Biar saja.. ia tidak akan bicara selain kalimat itu.
"Baiklah. Tapi nanti kalau ada apa apa kamu langsung hubungi saya.." ucap Bumi akhirnya mengalah.
Diam. Citra mulai diam kembali tanpa bersuara. Ia tidak berniat untuk menanggapi ucapan Bumi tadi. Ia lelah Bumi selalu mengerjainya. Dikira enak apa jantungan...??
Tak berapa lama, mereka sampai didepan rumah Citra. Segera Citra masuk kerumahnya tanpa mengajak Bumi untuk masuk. Ia juga membawa barang barangnya sendiri. Tadi Bumi berniat membantunya. Tapi segera ditepis oleh Citra.
"Assalamu'alaikum.. bu.. Citra pulang.." salam Citra saat masuk rumahnya.
"Wa'alaikum salam... eh.. kok kamu boyongan begini..??" Ucap Indah melihat Citra yang masuk membawa koper besarnya.
"Citra mau tinggal sama ibu dan bapak. Boleh kan..??" Tanya Citra manja.
"Kamu kenapa..?? Berantem sama nak Bumi..??" Tanya Indah
"Assalamu'alaikum.. ibu apa kabar..??" Salam Bumi yang baru masuk kerumah Citra. Tadi dia habis menerima telpon dari sekretarisnya. Setelah ini ia ada meeting.
Ia menundanya untuk beberapa jam kedepan. Ia akan kesana setelah urusan disini selesai."Wa'alaikum salam.. Alhamdulillah ibu baik... kamu sendiri sehat..?? Makasih yah udah anterin putri ibu selamat sampe rumah.." berondong Indah pada Bumi.
"Baik juga bu, Alhandulillah.. sama sama bu, itu sudah bagian dari tanggung jawab saya untuk menjaga Calon istri saya." Jawab Bumi sambil melirik kearah Citra.
Indah tersenyum. Ia merasa tenang menyerahkan Citra ke Bumi. "Ya sudah. Mumpung nak Bumi disini. Kamu makan siang disini sekalian yak. (Beralih pada Citra) Kamu temenin nak Bumi makan dulu nduk. Ibu mau nganterin makanan ini buat bapak." Ucap Indah pada mereka berdua.
"Biar Citra aja bu yang nganter makanannya. Ibu disini saja." Usul Citra. Ia sedang puasa ngomong sama Bumi. Jadi sebisa mungkin ia akan menghindari Bumi.
"Loh.. yang tunangan nak Bumi itu siapa sih..?? Masa ibu yang nemenin tunangan kamu..?? Ngawur kamu..! Ya sudah, siapin sana makanannya. Ibu jalan dulu. Assalamu'alaikum." Pamit Indah pada keduanya.
"Wa'alaikum salam... hati hati bu" jawab mereka berdua.
Kini tinggal Citra dan Bumi dirumahnya. Sekejap Citra terpesona dengan ketampanan Bumi. Mereka saling memandang, sampai akhirnya Citra masuk kedapur dan menyiapkan makan siang mereka.
Bumi sedari tadi melihat kearah Citra yang sibuk menyiapkan makan siang. Ia berdiri di samping pintu dapur menyandarkan tubuhnya pada tembok dan melipat kedua tangannya didepan dadanya.
"Memang sangat cantik.." gumamnya lirih sambil terus memperhatikan Citra yang sama sekali tidak melirik kearahnya.
YOU ARE READING
Mr. Mulut Pedas (END)
RomanceHidup Citra berubah derastis sejak bertemu dengan Bumi. ia merasa tidak tenang bahkan ia tak bisa hidup nyaman sekarang. Bumi bagaikan malaikat maut yang kapan saja bisa mencabut nyawa Citra. ia merasa dimanapun ia berada hidupnya tak pernah jauh da...