Nostalgia

432 33 2
                                    

Citra memasuki halaman rumah Mila. Ia berjalan menuju kursi kosong. Beberapa kali mengedarkan pandangannya. Namun belum ada 1 pun orang yang Citra kenal.

"Citraa.." seketika Citra menengok keasal suara. "Bang Zaki...?? Kok bisa disini..??" Tanya Citra heran. Kebetulan sekali bukan..??

"Iya. Pengantin prianya sepupu gue. Jadi gue pulang dari toko langsung kesini. Lo sendiri...??" Tanya Zaki balik pada Citra. Ia sekarang duduk disebelah Citra.

"Oh.. Mila itu temen gue bang. Jadi gue diundang keacara nikahannya." Jawab Citra jujur. Citra sebenarnya agak risih karna kebetulan sekali ia memakai gaun pemberian Zaki. Semoga saja Zaki tidak menyindirnya masalah gaun ini.

"Oh.. kebetulan sekali. Lo sama siapa kesini..??" Tanya Zaki lagi

"Sendirian aja bang. Belum punya gandengan jadi masih sendirian aja.." jawab Citra apa adanya.

"Abang temenin yak..??" Tawarnya.

"Beneran bang..?? Memangnya abang nggak sibuk bantu bantu gitu..??"

"Nggak lah. Udah banyak yang nanganin"

Citra mengangguk mengerti.

"Lo kesini naik apaan tadi..??" Tanya Zaki lagi.

"Naik motor bang. Biar cepet nyampenya. Hehe..."

"Lo beneran nggak ada pacar Cit..??"

Waduh... Citra mencium bau bau nggak enak nich. . Apa Zaki mau membullinya gara gara ia masih aja jomblo sampai sekarang..??

"Hehe... Iya bang (sambil nyengir) kenapa emangnya bang..??" Tanya Citra ragu. Ia harus siapkan mental kalau kalau Zaki akan membulinya.

"Sama dong.."

Citra melotot mendengar jawaban Zaki. Ternyata ia salah sangka. Maapin Citra ya bang, yang udah negatif thinking sama bang Zaki. Batinnya sedikit nggak enak.

"Ouh.. kirain abang udah nikah..." memang Citra nggak lagi guyon. Ia mengira Zaki sudah menikah karena cincin yang melingkar dijari manisnya itu.

"Kok lo bisa ngira gitu ke gue..??" Tanya Zaki yang bingung dengan opini Citra tentangnya.

"Tuuuu (menunjuk cincin putih dijari manis Zaki) cincin pernikahan kan...??" Tanya Citra to the point.

"Oh.. ini cincin mainan Citra. Dapat dikasih dari keponakan gue. Ya gue pake terus aja buat nyenengin hati dia." Jawab Zaki.

Citra mengangguk mengerti. Sekali lagi, ia sudah salah menilai Zaki lagi. Makanya Cit... jangan asal nyeblak aja. Saring dulu tuh mulut buat ngajuin pertanyaan... garutu Citra dalam hati.

"Maap ya bang. Jangan tersinggung ya bang.?" Ucap Citra.

"Iya nggak apa apa. Jadi selama ini lo ngira gue udah nikah..?? (Citra mengangguk) pantesan..."

Citra menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Pantesan apa bang..??" Tanya Citra yang bingung dengan kata kata Zaki.

"Pantesan lo nggak peka peka.."

"Maksudnya...???" Citra makin bingung saja

"Citraaa...!!!" Seseorang membuyarkan percakapan keduanya. Citra melihat siapa yang memanggilnya tadi.

"Ulfa... Mei..." sapa Citra balik sambil merangkul kedua temannya itu. Mereka saling berpelukan untuk sekedar melepas rindu.

"Sama siapa Cit..??" Tanya Mei sambil melirik Zaki yang sudah berdiri dibelakang Citra. Citra menengok kearah belakangnya.

Mr. Mulut Pedas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang