Pulang Kampung

450 37 2
                                    

Setelah menempuh jarak yang lumayan. Akhirnya Citra sampai juga di kosan Nina. Ia segera mengetuk pintunya. Ia berharap Mega dan yang lainnya tidak mengejarnya sampai kesini.

Tok tok tok...

Suara pintu yang diketuk Citra berhasil membuat seseorang yang ada didalam membuka pintunya.

"Citraaa..!! Heh.. tumben lo kesini pagi pagi...??" Tanya Nina pada Citra saat ia membuka pintu ia menemukan Citra berdiri didepan pintunya.

"Iya... gue mau nginep beberapa hari dikosan lo. Boleh nggak..??" Tanya Citra saat ia sudah masuk kedalam kos.

"Boleh banget. Lo kalo mau ngekos bareng gue juga gue setuju banget. Daripada kosan lo yang disana. Masih murah ini dan lebih besar kos gue ini." Kata kata Nina seperti dia sedang promosi saja.

"Eh buset... lo mau promosi ke gue critanya..??" Tanya Citra

"Hee.. nggak sih. Eh tapi si Mega gimana..?? Lo lagi ada masalah yah sama dia makanya lo kesini...??" Tanya Nina menebak.

"Nggak juga sih. Gue kemarin liat status lo. Kayanya adem banget. Itu sawah yang dibelakang kosan ini kan..??" Tanya Citra. Ia tidak berbohong, memang ia sangat menyukai saat bermain pagi sore atau malam hari disawah. Lah kemarin Citra melihat status Nina yang sedang selvie di sawah itu. Bagus banget. Kelihatannya Kaya ada taman kecil disana.

"Iya. Sekarang sawahnya kan udah vakum. Dibuat deh taman bermain buat rekreasi sih niatnya. Tapi nggak tau deng... siempunya sawah jarang kesini sekarang." Cerita Nina.

"Oh... kalau gue boleh dong jalan jalan kesana...??" Tanya Citra pada Nina. Ia sudah sangat penasaran dengan penampakan sawah yang disulap menjadi taman itu.

"Tapi gue lagi nonton drakor. Lo sendirian nggak apa apa kan...??" Tanya Nina merasa tidak enak.

"Nggak apa apa banget." Jawab Citra semangat. Tiba tiba ekspresi Nina berubah.

"Lo kok bisa pake baju mahal gini Cit. Bagus banget lagi. Lo habis dari mana sebenernya..?? Lo kabur yah dari perjodohan..??" Tebakan Nina membuat Citra berhasil meloloskan tawanya. Siapa pula yang dijodohkan..?? Orang tua Citra itu tidak pernah memaksa Citra untuk apapun termasuk masalah calon suami.

"Ini bukan jamannya siti nurbaiti lagi bambang...??" Jawab Citra

"Ya kan gue kira begitu. Abisnya lo cantik banget sih... tapi lo mau nginep disini kok nggak bawa baju..?? Lo kabur ya dari kosan..?? Jujur dech. Lo berantem kan sama Mega...??" Tanya Nina intens

"Masya Allah Ninaaaa... dibilangin gue nggak berantem juga. Gue tuh pengin nginep aja dirumah lo. Masalah baju ganti itu gampang. Gue udah bawa 1 baju. Tapi nanti gue numpang nyuci yak...?? Hehe..." jawab Citra sambil cengar cengir.

"Ah... lo bikin gue makin kepo aja. Ya udah sono. Cuci baju lo sampe bersih.."

"Ok... makasih cantik..." goda Citra sambil menoel pipi Nina.

Citra mencuci baju miliknya yang ia pakai semalam. Lumayan. Besok siang saat jam istirahat ia bisa ngambil beberapa baju buat ia nginep beberapa hari kedepan disini.

"Nin... gue mau kesawah dulu. Lo beneran nggak mau ikut..??" Tawar Citra setelah ia selesai mencuci dan menjemur bajunya.

"Nggak dech. Gue mau nonton aja. Tanggung nich. Tinggal 2 episode lagi.." tolak Nina yang dibalas anggukan oleh Citra.

Citra berjalan menuju sawah yang ada dibelakang kosan Nina. Sebelumnya ia telah menonaktifkan lokasinya di HP. ia tidak mau keberadaannya diketahui oleh Mega  dan 2 pria lainnya.

"Masya Allah... indahnya ciptaan-Mu ya Robb..." gumam Citra saat ia sampai dilokasi.

Sudah banyak pengunjung yang berdatangan. Citra merasa terlambat mengetahuinya. "Kenapa ada sawah seindah ini tapi gue nggak tahu yak..??" Gumamnya sambil berjalan ke pintu masuk. Belum ada pemungutan biaya disini. Masih gratis .

Mr. Mulut Pedas (END)Where stories live. Discover now