hah...?? Tunangan..??

461 41 1
                                    

"Anda kenapa disini terus..?? Apa anda tidak punya pekerjaan..??" Tanya Citra yang sudah tidak serantai melihat Pria itu masih setia duduk disampingnya.

"Saya sedang mencari seseorang disini." Jawab pria itu.

"Lalu..?? Kenapa anda masih disini terus..??" Tanya Citra sedikit mengusir.

"Sudah saya temukan orangnya.."

"Ya sudah. Bawa dia bersama anda sana. Dan pergi dari sini jangan ganggu saya lagi." Usir Citra terang terangan.

"Baiklah.."

Seketika tubuh Citra terasa melayang.

"Apa yang anda lakukan..?? Turunkan saya." Berontak Citra sambil memukuli punggungnya. Namun tak sedikitpun pria itu berniat untuk menurunkan Citra. Ia terus berjalan membawa Citra sampai keluar taman.

"Lepasin saya tuan Bumi yang terhormat. Saya mau pulang.!!" Citra masih setia memberontak. Ia tak mau menyerah sebelum Bumi menurunkannya.

Tepat di pintu mobil. Bumi menurunkan Citra dan mengukungnya.

"Saya mau pulang..!!" Suara Citra semakin membuat tubuh Bumi merapat ketubuhnya. Hampir tak ada jarak diantara mereka. Citra memalingkan wajahnya kesamping. Ia tidak mau menatap Bumi.

"Apa mau anda..??" Tanya Citra akhirnya.

Bumi membuka pintu mobilnya. Dan menyuruh Citra untuk masuk kedalam mobilnya.

"Saya bawa motor. Saya bisa pulang sendiri..!" Tolak Citra.

"Dimana kunci motornya. Biar anak buah saya yang membawa motor anda." Kata Bumi pada Citra.

"Nggak... nggak usah. Saya bisa bawa motor saya sendiri. Permisi.." ucap Citra berusaha untuk lari dari kukungan Bumi.

Namun usahanya sia sia. Bumi semakin merapatkan lagi tubuhnya hingga tubuh mereka saling menempel. Jantung Citra tiba tiba berdebar kencang. Ia menatap Bumi yang sedang menatapnya juga.

"Tolong mundur sedikit. Tubuh anda menekan tubuh saya." Kata Citra gugup sambil memalingkan wajahnya kesamping.

Tak ada jawaban atau respon dari Bumi. Citra kembali menatap Bumi yang masih saja menatapnya dengan tatapan aneh.

"Sebenarnya anda mau apa sih..!!" Tanpa sadar Citra membentak Bumi. Ia sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapi Bumi. Ia sudah lelah.

"Masuklah dulu." Kata Bumi lembut sambil menuntun Citra untuk masuk ke dalam mobilnya. Tak lupa ia meminta kunci motor Citra. Bumi menetralkan perasaannya sejenak sebelum kemudian ia masuk kedalam mobilnya.

Citra memberenggut sebal. Ia melipat kedua tangan didepan dadanya. Ia benci sekali sama sikap Bumi yang semena mena kepadanya.

"Maafkan saya..." suara Bumi berhasil memecah kesunyian diantara mereka.

"Buat apa..??" Kata Citra judes.

"Untuk semua sikap saya selama ini.."

Citra menatap wajah Bumi tak percaya. Ia mencari keseriusan diwajah Bumi. Ada gurat kejujuran dimata indah milik Bumi. Citra bisa melihatnya.

"Apa anda... mau memaafkan saya dan memulai kembali semuanya dengan lebih baik lagi..??" Kata Bumi lagi.

Citra terhanyut dalam suara lembut milik Bumi. Ia tidak pernah menyanggka, dibalik mulut pedasnya tersimpan kelembutan didalamnya.

"Maksud anda..??" Bukan itu sebenarnya yang mau Citra tanyakan, namun mulutnya malah mengucapkan pertanyaan bodoh itu.

"Maksud saya. Bagaimana kalau kita memulainya sekarang..??" Kata kata Bumi ini benar benar ambigu. Maksudnya memulai itu apa..??

Mr. Mulut Pedas (END)Where stories live. Discover now