4

50 14 8
                                    





Malam itu, Yena dan Yuri memutuskan untuk menginap di salah satu penginapan kecil yang berjarak tidak terlalu jauh dari pantai. Yuri sebenarnya sudah mengatakan untuk langsung pulang saja, tetapi Yena bersikeras agar lebih baik mereka menginap karena sudah terlalu larut malam.



Sinar matahari mulai terlihat menandakan hari telah berganti.

Seorang gadis masih terlelap didalam selimut. Tidak lama, dia menggeliat.

"Hmmmm....." Yuri perlahan membuka matanya.

Lalu menoleh ke sebelah kirinya.

"Yena eonni...." gumamnya.

Sambil mengucek pelan matanya, dia lalu bangun menuju ke kamar mandi. Hanya membasuh wajah lalu menggosok gigi.

"Yena eonni kemana ya? Apa mungkin sedang membeli sarapan?" Yuri mengambil handphone lalu menekan nama Yena tapi anehnya nomor Yena tidak aktif.

"Kenapa malah tidak aktif?" Yuri mencoba menghubungi Yena lagi tetapi tetap tidak tersambung.

Yuri heran, tidak biasanya Yena mematikan handphone jika sedang bepergian.

"Aku cari saja dulu, pasti sedang membeli makanan." Yuri hendak keluar.



Kring.... Kring....

Handphone Yuri berbunyi, harapannya tentu saja itu Yena. Tapi dahinya berkerut, terlihat nomor tanpa nama yang muncul.

Yuri tidak langsung mengangkatnya, dia khawatir jika yang menelfon adalah wartawan yang sempat menghubunginya. Dia takut jika wartawan akan mencecarnya terkait skandal Yena. Akhirnya panggilan itu berakhir tanpa diangkat. Tidak lama masuk lagi panggilan dengan nomor yang sama.

Yuri cukup penasaran apa benar itu wartawan atau bukan.

"Jangan-jangan ini Yena eonni menelfon dengan nomor lain."

Dengan pemikiran itu Yuri akhirnya mengangkat panggilan telfon dari nomor asing tersebut.

"Yen---"

"Ini aku Manajer Yena" belum sempat Yuri bicara, terdengar suara manajer Kim.

Tentu saja Yuri kenal dengan Manajer Kim, beberapa kali mereka berinteraksi. Bahkan Manajer Kim pernah mengantarnya pulang dari apartemen Yena saat tengah malam. Tapi Yuri yakin Manajer Kim tidak tau tentang hubungan mereka.

"Yuri-ssi, kau masih disana?"

"Ah, iya Manajer-nim. Aku hanya kaget karena aku fikir Yena eonni yang menelfonku."

"Yena memberiku nomor telfonmu, sekarang kemasi barang-barangmu segera. Aku akan mengantarmu kembali ke Seoul. Aku tunggu di depan."

"Eh? Kenapa Manajer-nim? Aku dengan Yena eonni membawa mobil dan juga Yena eonni tidak mengaktifkan handphone-nya."

"Soal Yena, Yuri-ssi tenang saja. Dia sudah duluan berangkat pulang karena ada sesuatu yang harus diurus. Makanya Yena menyuruhku kemari untuk menjemputmu."

Yuri bingung. Jika Yena punya urusan kenapa tidak membangunkannya. Lalu kenapa dia tidak mengatakan apa-apa padanya. Dan pertanyaan lain yang hinggap di pikiran Yuri.

Suatu Hari Nanti, Bersama Kamu...حيث تعيش القصص. اكتشف الآن