ANTAGONIST GIRL : 36

Start from the beginning
                                    

Terkadang, orangtua heran dengan sikap anaknya yang tiba-tiba dingin kepadanya, sering mengasingkan diri, dan egois. Padahal, tanap mereka sadari, tanpa mereka sadari, mereka sendiri lah yang membuat sang anak berubah menjadi seperti itu.

"Lo tau tempat tertutup di rumah ini? I mean, tempat yang biasanya jarang dikunjungi sama orang rumah ini?" Tanya Ravel yang memandang fokus ke arah Aluna, bukannya menjawab, Aluna malah membeku di tatap seperti itu oleh Ravel. Jujur saja, tatapan Ravel itu sangat candu bagi siapapun yang melihatnya. Laki-laki yang satu ini sangat menghormati perempuan, mau sejahat apapun perempuan itu, dia tak akan pernah berani untuk melukai nya, kecuali dalam keadaan yang benar-benar terpaksa.

••••

"Aih! Harusnya gue diiket pakai rantai 7 lapis! Tali kek gini mana ada harga dirinya di depan gue," gadis itu berdecak kesal karena tali yang tadi mengikat tangan dan kakinya kini terlepas dengan gampangnya.

Gadis itu kemudian beralih menatap pintu yang tertutup rapat di hadapannya ini, perlukah ia mendobraknya, tidak! Bisa-bisa ia dicoret dari kk karena membuat 1 rumah bergetar.

Aruna berjalan ke arah pintu itu sambil berkacak pinggang menatap pintu yang berada di hadapannya ini dari atas sampai bawah. "Gue harus kayak gimana?" Gadis itu tiba-tiba saja menjatuhkan dirinya di depan pintu itu dengan ekspresi wajah yang dibuat sedramatis mungkin. Oh tidak! Lihatlah, sekarang, gadis ini malah menggelar drama di gudang rumahnya sendiri setelah adegan adu mulutnya tadi dengan sang ayah.

"Tolong~ tolong~ ada nyamuk disiniii~ tolong~ tolong~ habis darah saya di isep nyamuk binatang iniii~"

Siapapun yang melihat tingkah Aruna saat ini, bisa dipastikan, orang itu akan menganggap bahwa Aruna adalah gadis gila.

Helaan nafas panjang dari gadis itu terdengar sedaritadi, entah apa yang ia lakukan.

Baru saja ia akan berdiri, namun perkataan Abraham tadinya kembali berputar di otaknya. Jika di pikir-pikir, nasib jiwa asli Aruna begitu buruk. Aruna jadi terpikir, akankah dia menghilang begitu saja dari dunia novel ini ketika permasalahan jiwa asli Aruna selesai? Atau ia akan tinggal disini menikmati hasil dari jerih payahnya karena telah berjuang untuk menyelesaikan permasalah jiwa Aruna asli?

Brak!

Pintu gudang itu di tendang keras dari arah luar gudang yang Aruna tempati saat ini. Sampai-sampai tubuh Aruna sedikit terpental kebelakang karena hal itu. Sungguh malang nasib gadia ini sekarang, dia benar-benar terlihat seperti gembel.

Aruna mendongak ingin melihat siapa pelaku dari semua ini, ternyata saat ia mendongak, ia mendapati Ravel dengan Aluna yang berada di sampingnya.

Dapat dilihat bahwa kedua orang ini sangat cemas melihat keadaan mengenaskan dirinya saat ini.

Ravel yang tadinya berdiri, kini berjongkok sembari menangkup wajah cemong Aruna. "lo gapapa?"

Aruna menggeleng. "Tadi ada nyamuk yang gigit gue! Sakit! Bunuh aja nyamuknya vel!" Ucapnya sambil menunjuk ke arah nyamuk yang sedaritadi menemaninya bermain drama dadakan di gudang ini. Dasar Aruna!

"Iya, nanti gue bunuh nyamuknya. Sekarang berdiri, muka lo mirip gembel yang gak pernah dikasih makan 1 abad na,"

Aruna yang mendengar dirinya direndahkan pun berdiri sambil menatap tajam ke arah Ravel yang telah mengejeknya tadi. Sungguh, ini adalah sebuah penghinaan Menur Aruna. Bayangkan saja, seorang Aruna dibilang gembel?

"Lo juga! Ngapain lo disini?" Tanya Aruna yang sedaritadi menyaksikan pertengkarannya dengan Ravel barusan.

Aluna tersenyum canggung. "Anu, tadi aku nemenin Ravel nyariin kamu"

Mata Aruna memincing untuk memeriksa apakah gadis ini berbohong atau tidak, nyatanya, gadis itu tidak berbohong.

"Bisa jalan?"

Aruna menoleh ke arah Ravel yang sedang bertanya padanya. "A-awww! Kaki gue keseleo!"

Dan...drama pun dimulai. Ravel tahu betul tingkah Aruna disaat seperti ini. Gadis ini hanya ingin membuat Aluna iri ketika Ravel memberikan perhatian lebih padanya.

Karena tak tahan dengan tingkah Aruna yang makin kesini makin tidak waras, alhasil Ravel mengangkat tubuh Aruna dan menggendongnya menuju kamar gadis itu dengan sedikit bantuan dari Aluna.

Saat sampai di kamar Aruna, Ravel menurunkan tubuh Aruna ke atas kasur milik gadis itu. "Kotak p3k dimana?" Ravel bertanya sembari mengedarkan pandangannya keseluruh sudut ruangan ini untuk mencari dimana letak kotak yang 1 satu itu.

Aruna memutar bola matanya malas. "Gak usah lebay! Lagian gue gapapa, tadi cuman sempet di tampar, sama di cambuk doang."

Cuma katanya?! Hei? Sebenarnya Aruna ini spesies manusia macam apa?!

"Cuma lo bilang?!"

Double up yey!

Mumpung lagi rajin nulis hehe

Oh ya, jangan lupa follow akun Instagram Aruna ya
@arunac.w_

Aku butuh banyak komen buat lanjut nulis👍🏻

ANTAGONIST GIRL Where stories live. Discover now