"Apa-apaan itu?" gerutu Sakura.

Gaara hanya menanggapi dengan senyum tipis. Selanjutnya tak ada percakapan apapun di antara mereka. Luka Gaara pun telah tertutup sempurna. Meski demikian, itu akan tetap meninggalkan bekas. Sakura menempelkan plaster luka pada pipi kanan pemuda itu. Setelah selesai, gadis itu mengambil nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air lalu memberikannya kepada Gaara.

"Makanlah ini, Kazekage-sama. Perutmu sudah kosong sejak tadi malam. Kali ini tak ada alasan bagimu untuk tidak makan. Habiskan ini atau akan ada satu plester lain yang bersarang di wajahmu."

"Sepertinya aku benar-benar takut padamu."

Sakura tersenyum tipis menanggapinya. Beberapa menit kemudian, bubur dalam mangkuk itu telah habis tanpa sisa. Gadis musim semi itu segera menyingkirkan mangkuk tersebut kemudian memeriksa keadaan sang Kazekage dalam diam. Pendar cahaya berwarna hijau menguar dari telapak tangannya, mengumpulkan konsentrasi penuh selama beberapa saat.

"Suhu tubuhmu sudah turun. Namun tampaknya perutmu masih belum nyaman, ya?" tanya Sakura seraya menekan perut pemuda itu. "Jangan lewatkan makan siangmu nanti, Kazekage-sama. Bahkan jika perlu, kompres perutmu dengan botol berisi air hangat agar tidak kembung lagi. Jika ada keluhan, kau bisa datang ke rumah sakit."

"Aku mengerti."

Sakura membereskan mangkuk serta gelas yang sebelumnya dipakai pemuda itu. Setelahnya gadis itu pamit dari hadapan Gaara, siap untuk memulai hari sebagaimana mestinya.

***

Sakura membawa kakinya menyusuri jalanan Konoha yang mulai memadat. Sesekali ia memiringkan wajah hingga lehernya berbunyi kretek, menuntaskan semua rasa pegal setelah seharian menghadapi pasien dengan berbagai keluhan. Ia merasa sangat lelah saat ini. Ditambah lagi, tidurnya kemarin malam pun tak maksimal karena- ya, kalian tau lah apa alasannya.

Astaga, kenapa aku lelah sekali.

"Oi, Sakura-chan!"

Langkah gadis itu berhenti setelah mendengar suara tak asing yang memanggilnya. Sakura menoleh ke arah kanan, mendapati teman sejawatnya sejak mereka berstatus genin. Melihat pemuda berambut kuning itu melambai, membuat Sakura mau tak mau menghampirinya.

"Kau mau pergi kemana, Naruto?"

"Hehe, aku ada janji dengan Kakashi-sensei makan di Ichiraku. Ayo Sakura-chan, kau bergabung bersama kami."

Mendengar kata Ichiraku membuat nafsu makan gadis itu bangkit. Seketika ia teringat jika ia belum makan apa-apa sejak siang. Tanpa berpikir panjang, Sakura pun mengangguk, menyetujui ajakan Naruto.

Perjalanan mereka dihabiskan dengan mengobrol bersama. Ternyata Naruto baru saja kembali dari misinya tadi siang, pantas saja Sakura tak melihatnya belakangan ini. Pemuda itu juga menceritakan hal-hal menarik yang ia temukan saat melakukan misi. Tanpa terasa, kini mereka sampai di Ichiraku. Baru saja satu langkah mereka masuk, penampakan dua orang pria berbeda usia menyambut mereka dengan respon yang berbeda pula.

"Wah, ada Gaara juga!" sahut Naruto dengan heboh lalu merangkul sahabatnya itu sementara Sakura mengerjapkan mata lantaran tak menyangka jika ia bertemu dengan pemuda itu lagi.

Kenapa belakangan ini aku terus bertemu dengannya? Shannaro!

"Aku tidak menyangka jika kau mengajak Gaara juga, Kakashi-sensei. Tadi saja aku kepikiran untuk menyuruh Sakura-chan bayar ramen nya sendiri."

"Enak saja. Kau yang mengajakku makan, Naruto. Harusnya kau yang bayar," jawab Sakura seraya membelah sumpitnya.

"Aku tidak punya uang, dattebayo! Harusnya kau minta saja kepada Kakashi-sensei. Dia harus belajar untuk membuang sifat pelitnya."

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now