10. Love me

Mulai dari awal
                                    

"Oh Bu Yeon, silahkan masuk" Jungwon kayaknya ngefans Bu pengawas, gayanya itu keren banget. Semua serba hitam kecuali rambutnya dan ini mengingatkan Jungwon dengan Sunoo, mereka sama-sama nyentrik.

"Wah, gue mau punya ruangan kayak begini satu"

Jungwon sedikit berpikir, bagaimana jika Yeon satu ruangan dengan Cura. Lagipula ruangan itu besar dan lengkap fasilitas, btw Yeon sekarang tinggal di asrama Whisetold loh.

"Kita jadi satu aja Bu, nanti aku runding sama yang lain"

"Boljug, wah ada billiard. Ngejudi enak nih"

Jungwon tersenyum canggung mendengar hal itu.

"Ibu mau kopi? kita ada cappucino"

"Boleh boleh"

Jungwon menarik satu sachet kopi itu, menghidupkan water boiler. Melihat Yeon kini memasuki perpustakaan pribadi milik Cura. "Gue ada beberapa buku nih, boleh titip sini juga ga?"

Jungwon mengangguk mengiyakan. Sembari menunggu alat itu bekerja memanaskan airnya, Jungwon membuka jendela. Membiarkan udaranya masuk, dan disanalah dia menemukan Sunghoon yang sedang membidik pemandangan sekolah dengan kameranya, dia salah fokus, bukan dengan Sunghoon tapi dengan Daejun yang juga lagi foto-foto para gadis pakai ponselnya.

Itu dia udah ijin sama orang ga sih main foto foto aja, mencurigakan.

Yeon menghampiri. "Liat apa?"

"Itu loh bu, dia foto orang tanpa minta ijin"

Yeon perhatikan murid yang di tunjuk Jungwon, memang terlihat seperti sembunyi sembunyi fotoin orang. "Nanti gue urus deh, siapa namanya? Di kelas mana?"

"Anak Gedung C, kelas 11. Hwang Daejun"
.
.
.
.
Karina celingukan mencari seekor kucing oranye, kucing yang biasa dikasih makan sama Sunoo. Kan Sunoo lagi ga sekolah, jadi dia bantu yang kasih makan sekarang. Ga tau juga sih makanan yang dia beli benar apa tidak, Karina asal ambil.

"Pusss... Pusss" Panggilnya.

Meowww! Kucing itu menghampiri, namun sedetik kemudian kucing itu merasa awas dengan Karina. Mungkin bola bulu itu pikir orang asing siapa yang memanggilnya, mengapa bukan gadis cantik biasanya. Karina tersenyum canggung, dih gitu banget liatin nya.

"Nih makan pus, babu lo lagi ga sekolah. Sementara waktu gue rela jadi babu lo, silahkan di makan tuan- eh lo ewek apa owok" Karina sontak menarik pantat kucing itu untuk melihat jenis kelamin nya. "Ooh awowok, oghey. Ayo di pangan!"

Kocak juga bicara sama kucing, apa Sunoo selalu curhat ama ni kucing ya.

"Eh meng, lu kalo lagi sama Sunoo dia ngomong apa aja sama lo?" Si meng lagi sibuk makan, jan ganggu.

"Ada ngomongin gue ga, kali aja kan dia curhat gue ke lu" Geer sekali kali gapapa.

"Gue sekarang mau curhat, lo jangan kasih tau Sunoo tapi ya. Janji loh, nanti ga gue kasih makan kalo lo ember. Jadi tu gue sama Sunoo pernah deket, deket banget malah. Nangis ketawa gue sama dia, tapi sekarang perasaan nangis mulu. Gue jadi sering berpikiran aneh gitu sama dia, apa karena gue iri ke dia jadi pikiran gue tu negatif aja gitu?"

Karina sedikit menarik telinga si kucing, ceritanya lagi bisikin. "Sebenarnya gue kangen dia"

Ketawa sendiri, enggak, ketawa sama kucing dia. "Gue pingin lagi kayak dulu, tapi kayaknya ga mungkin deh"

Lama dia bicara sama itu kucing - akhirnya Karina memutuskan untuk pergi. "Mungkin lo bakal sering ketemu gue meng, soalnya besok gue tinggal di asrama hehe. Bye bye" Pamit Karina, pergerakan nya terhenti saat seseorang yang mungkin sedari tadi melihat interaksi nya dengan kucing.

School 3000 (TERBIT) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang