"Kazekage-sama! Kau mendengarku, tidak?!"

"Iya, iya, aku dengar," sahut Gaara dengan malas.

"Kalau begitu jawab!"

Gaara menatap dalam gadis di depannya. Melihat bagaimana tajamnya sepasang jade indah tersebut membuat Sakura sedikit salah tingkah. Pemuda itu tersenyum tipis di sekian detik kemudian lalu berkata, "Karena aku tau, kau akan mengobatiku jika aku terluka, Sakura."

Setelah berujar demikian, Gaara bangkit dari duduknya. Ia menatap tangannya yang berbalut perban lalu berjalan mendekati si pencuri dan satu pria lain yang merupakan pemilik toko buku. Pria botak itu mencuri beberapa buku novel dari toko buku. Gaara pun mengangguk singkat setelah mendengar penjelasan dari pemilik toko.

"Ampuni aku, Kazekage-sama!"

Sang pencuri berlutut lalu menundukkan kepalanya sedalam mungkin, bersujud menghadap Gaara. Tubuhnya bergetar hebat, menandakan ia tengah terisak saat ini.

"Aku- aku terpaksa melakukan ini. Anak dan istriku kelaparan di rumah. Aku juga saja kehilangan pekerjaan. Aku tak sanggup melihat anak dan istriku begitu sehingga aku terpaksa untuk mencuri. Aku tak bermaksud untuk menyakiti siapapun. Mohon ampuni aku, Kazekage-sama!"

Sakura tersentak, tak menyangka dengan penjelasan pria ini. Gaara pun mengangguk. Ia mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya lalu berjongkok di depan pria itu.

"Tegakkan tubuhmu."

Pria itu pun bangkit, menatap Gaara dengan mata berkaca-kaca. Gaara tersenyum tipis lalu memberikan uang itu kepadanya.

"Ambil ini dan beli makanan untuk anak dan istrimu. Segera cari pekerjaan dan jangan mencuri lagi."

Sakura membulatkan mata, terkejut dengan tindakan Gaara. Ia pun berseru menyebut nama pemuda itu namun tak di hiraukan oleh pemuda itu. Kini Gaara bangkit, ia mengambil bungkusan berisi buku curian itu lalu berkata, "Tuan, aku membeli semua buku ini. Katakan padaku berapa harganya."

"H-hee?"

Untuk kedua kalinya, Sakura terkejut dengan pemuda ini. Ia benar-benar tak bisa ditebak. Sakura tak habis pikir dengan Gaara, padahal masalah akan beres jika ia mengembalikan buku itu kepada pemiliknya lalu menyuruh pencuri itu meminta maaf.

Kau orang yang baik, Gaara.

Sakura tersenyum menatap Gaara yang tengah berbincang dengan kedua pria itu. Entah apa yang tengah mereka bicarakan, ia pun juga tidak ingin tau. Saat ini pikirannya dipenuhi oleh Gaara. Entah mengapa ia merasa begitu kagum dengan sang Kazekage ini. Hingga hari ini pun, ia masih melihat sisi lain dari sang Kazekage yang dirumorkan sebagai sosok yang tegas dan ketat pada aturan. Nyatanya, pemuda ini menyimpan begitu banyak pesona lain dalam dirinya.

***

Sakura dan Gaara menapakkan kaki mereka di depan rumah sakit. Sudah saatnya mereka kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Gadis itu membungkuk dalam, membuat Gaara menjadi sedikit canggung.

"Terima kasih untuk makan siangnya, Kazekage-sama."

"A-aa."

Sakura kembali bangkit lalu tersnyun manis. Gaara tak dapat menahan diri untuk tak tersenyum. Pemuda itu ikut tersenyum lalu membuang muka, tak ingin jika Sakura melihat wajahnya yang merona.

"Selamat beraktifitas kembali, Kazekage-sama. Aku permisi."

"Tunggu."

Sakura pun menuruti perkataan Gaara. Ia menatap pemuda itu dengan bingung sementara Gaara menyerahkan bungkusan berisi buku-buku yang ia beli tadi.

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now