16. Kejut Kaget.

261 16 0
                                    

Aroma kopi yang harum mulai menguar. Tanda mesinnya siap menumpahkan cairan pekat hitam ke dalam cangkir merah yang tersedia. Sambil bersenandung juga mengaduk gelas berisi coklat dingin, denting jernih dari pembakar roti pun terdengar. Mata masih sedikit berat oleh rasa kantuk, tapi toh, jemari lentiknya bergerak lihai mengambil botol selai juga pisau dan piring.

Namun, mendadak dia memekik juga membulatkan mata tatkala lengan keras melingkari perut berikut pipi bokong kiri yang diremas kuat. Tubuhnya ditekan ke meja dapur dengan berat pelukan sampai sendi kayu meja itu berderit protes.

"Ah, Daddy, kau ini," keluh Taehyung kemudian, tapi hanya geram rendah di lehernya yang menanggapi. "Hentikan. Kopi dan rotinya sudah jadi."

" ... uhum." Pria itu tidak melepaskan pelukan atau mengangkat jemari dari bokong.

"Sudah, ya? Kuliahku setengah jam lagi. Kita sarapan dulu, oke?" Taehyung membujuk sembari berusaha melepas lengan dari perutnya, demi apa, dia sudah berpakaian rapi, juga ... oh, astaga decak lidah familiar itu terlontar dan berikutnya Taehyung tahu-tahu ditarik ke dinding terdekat hanya untuk dikulum dalam-dalam tanpa diberi cela protes.

Sampai napasnya tersengal pun, pria besar itu tidak mengizinkan adanya jarak di antara mereka. Taehyung kembali terbelalak kaget saat kulit bokongnya merasakan udara dan dua buah jari meluncur lancar menuju lubang di antara belahan daging kenyal itu.

Dengan gelagapan, Taehyung mendorong tubuh besar yang mengimpit sekaligus berteriak menolak. Merasakan pergulatan lidah sesaat lalu menyenangkan, tapi untuk kegiatan penyatuan genital, tidak, Taehyung tidak sudi. Dia sungguhan harus mengejar mata kuliah sebentar lagi.

Bersama tamparan dan tinju yang disarangkan ke wajah setengah-ngantuk-tapi-mesum itu sekuat dia bisa, Taehyung pun lepas dari jamahan nakal dan segera pergi dari sana dengan sumpah serapah. Tidak peduli jika "ayah gula" yang memanjakannya tiga bulan terakhir itu terkapar di lantai dengan napas atau tidak.

Mengerang pelan sambil mengusap pipi yang berdenyut-denyut, Mike Butler terkekeh.

"Pagi yang indah," monolognya pada dunia.

.

Taehyung memekik setelah gema suara tamparan berlalu beberapa detik lalu. Dia nyaris menumpahkan toppoki pesanan yang tengah diamati dalam kekaguman. Rasa menyenangkan yang segera hilang oleh kekesalan pada seseorang yang berlalu begitu saja setelah berbuat kriminal.

"Aku ada di ruang kerja, kalau mencari kehangatan."

"Bisa tidak berhenti berbuat mesum padaku setiap ada kesempatan? Serius."

Mike menahan bilah pintu dengan alis terangkat. "Oh? Kurasa tidak. Kau begitu menggoda dengan bokong bulat dan pinggang seksi yang sangat sayang kuabaikan, Tae."

Cowok itu berpaling. Mengernyit marah, tapi wajahnya justru terlihat lucu dengan masih menangkup mangkuk makanan di depan dada.

"Tapi, itu selalu mengagetkanku! Serius! Aku bisa-bisa jantungan tak lama lagi."

Mike terkekeh. "Kalau kulakukan pelan-pelan, nanti kau bakal minta lebih keras, bukan?" Setelahnya buru-buru menutup pintu saat Taehyung mengumpat dan lekas menaruh makanan sambil mencari sesuatu untuk dilempar.

.

Taehyung baru saja mematikan mesin dan keluar dari mobil saat mendadak dia dipeluk sekaligus diangkat naik dalam gerakan memutar. Dia nyaris berteriak panik karena berpikir tengah diserang penjahat, tapi setelah nama kesayangan dilantunkan sambil setengah bersenandung, Taehyung menemukan wajah kekasihnya yang merekah senyum.

"A-ada apa, Daddy? Kau membuat jantungku nyaris copot. Cepat, turunkan aku. Kita di parkiran, kalau kau lupa." Taehyung malu diperlakukan bak wanita walau dia suka. Setidaknya, hanya jika mereka berdua saja. Bukan di tempat mata semua orang bisa melihat mereka.

Cwtch. | Vottom √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang