Part 25 : Latihan basket

Start from the beginning
                                    

"Hey! Kalian yang di sana, sini bentar," panggil Hardiansyah pada Fajri dan teman-temannya.

Hardiansyah adalah salah satu dari sekian pelatih basket disini, Hardiansyah yang dikenal dengan ketegasan dan keuletannya dalam mengajar mereka menjadikannya sebagai pelatih TF Family.

Semua  Tim basket TF family, berkumpul dan berbaris rapi, mendengarkan arahan sang pelatih.

"Yah, terima kasih sudah datang, sekarang kita punya teman baru, dia akan masuk di TF Family bersama kita, Bapak mohon kalian bisa bantu kesulitannya dalam bermain basket. Coba kamu perkenalkan diri," ucap Hardiansyah pada Fajar.

"Halo, saya Fajar, usia saya masih empat belas tahun, saya tertarik untuk bermain basket, jadi mohon bantuannya," ucap Fajar pantang, yang terkesan dingin.

"Oke, anak-anak, sekarang kalian latihan sendiri dulu yah, terserah mau lawan apa sekedar main-main doang, karna bapak lagi ada acara, sebenarnya juga gak mau ngajar tadi, tapi walaupun sebentar bapak sempatkan."

"Siap, Pak!"

"Kalian kali mau latihan-latihan deh, gue hari ini agak mager, sahut Rama.

"Sama gue juga," sambung Hari.

"Iya bener," ucap Farel.

"Wah! Wah! Wah! Emang gak ada akhlak," ucap Sang kapten basket, siapa lagi jika bukan Fajri?

Yah, ketahuilah adik dari seorang Fajar, bisa menjadi kapten basket berkat keahlianya yang sangat berpengaruh dalam TF Family.

"Bang, gak usah peduliin mereka, ayok latihan sama Fajri," ucap Fajri mulai mendrabble bola, di depan Fajar.

Fajar hanya diam, ia bingung harus apa, ditambah sifat Fajri yang sangat antuasis, membuatnya tambah bingung. Fajar benar-benar ngeleg sesaat.

"Ayo dong, Bang rebut, malah diem aja!" tergur Fajri.

Tab!

Tab!

Tab!

Fajri memantulkan bola basket, dari sisi kanan ke sisi kiri, sesekali ia memutarkan badanya, untuk mengecoh lawan yang ingin merebut bolanya.

Sedangkan Fajar berusaha merebut bola, yang sedang di pantulan oleh Fajri. Bukan mudah bagi seorang pebasket pemula seperti Fajar, ditambah lagi, lawannya adalah ketua basket yang handal seperti adiknya tersebut.

"Ayo, Bang rebut!" ucap Fajri yang seperti menunggu Fajar berhasil merebut bola darinya.

"Ck! Susah banget sih!" decak Fajar, gemas sendiri dengannya yang tidak berhasil merebut bola tersebut.

"Makanya, Bang latihan dulu kayak gini, nanti lama-lama bisa kok, yakinlah!" seru Fajri masih mendrabble bola tersebut.

Melihat Fajri bermain sambil berbicara, membuat Fajar memiliki kesempatan untuk merebut bila tersebut, "Mumpung Fajri masih ngomong," batinya. Mulai berusaha lagi.

Tapi sepertinya Fajri tau isi pikiran abangnya tersebut. Walaupun berbicara sambil bermain, tapi pertahanan untuk menguasai bola, tapi Fajri tidak terkecoh sama sekali.

Lagi dan lagi Fajar gagal merebut bola tersebut, ia tidak menyangka Fajri bisa sehandal itu. Sedari tadi Fajri hanya memantulkan bolanya, sebenarnya ia bisa sama memasukan bola ke dalam ringan, dan mencetak poin. Tapi sepertinya itu tidak akan dilakukannya.

Karna saat ini Fajri ingin mengajari Fajar untuk merebut bola dari lawan. Oleh karna itu Fajri terus-terusahn saja mendrabble bola, dan memamerkannya kepada Fajar karna tidak bisa merebutnya.

SMP (Sebatas Menghargai Perasaan) Where stories live. Discover now