109 - Bukan Kesempatan

Start bij het begin
                                    

"Tuan Leluhur Pendiri, saya masih ada urusan lain, saya akan pergi dulu!" Tuan Kota Ye Zong dengan dingin mendengus setelah melirik Nie Li. Dia mengibaskan lengan bajunya, berbalik dan pergi.

Apa gunanya dia tetap berada disini ketika tidak ada lagi celah untuk menghukum Nie Li karena 'syarat kurang ajar' yang diajukannya?
Menunggu untuk diejek oleh Nie Li lagi?

Disaat ketika Tuan Kota Ye Zong berbalik, Nie Li tersenyum berkata,
"Ayah mertua pergi begitu cepat. Tolong berjalan dengan hati-hati, jangan jatuh!"

Tepat ketika Tuan Kota Ye Zong hendak melangkah keluar dari ambang pintu, dia tiba-tiba mendengar teriakan Nie Li tadi. Di bawah, kakinya kosong dan hampir tersandung di gerbang pintu. Dengan sigap Ye Zong menguatkan lagi langkahnya, dada Tuan Kota ini mengembang dan mengempis. Dia serasa ingin berteriak histeris.

Jika dia tahu akan terjadi hal seperti ini, tentu sebelumnya dia akan membanting Nie Li sampai mati ke dinding. Namun, tidak ada yang menjual 'pil penyesalan' di dunia ini untuk dia makan.

Tuan Kota Ye Zong mengeluarkan dua napas dan bergegas pergi.

Memandang Nie Li dan sosok Tuan Kota Ye Zong bergantian, Ye Xiu jadi bingung apakah dia harus tertawa atau menangis. Dengan keterbatasan diri Tuan Kota Ye Zong, dia tidak akan marah dengan hal-hal kecil. Hanya saja Nie Li ini terlalu memprovokasi. Namun, Tuan Kota Ye Zong juga tidak bisa berbuat apa-apa pada Nie Li.

Bila Tuan Kota Ye Zong sedang gusar, baik itu Kediaman Penguasa Kota maupun wilayah mana saja diseluruh Kota Glory, perintahnya adalah mutlak berlaku. Tidak ada seorangpun yang berani menentangnya. Selain Lord Ye Mo, tidak ada yang bisa menekannya. Namun, tak disangka tiba-tiba muncul Nie Li, yang dengan kuatnya mampu menekan Tuan Kota Ye Zong.

Memang, sudah hukum alam, yang satu akan menundukkan yang lainnya di dunia ini.

Ye Xiu diam-diam menganggap tekanan yang dialami tuan kota, sebagai sesuatu yang lucu. Pada saat yang sama, sebuah ide muncul di hatinya. Usia Nie Li memang sedikit prematur, bagaimanapun juga, baik itu sifat atau bakatnya, Nie Li sudah tidak ada duanya di seluruh Kota Glory. Selain karena ada Leluhur Pendiri Ye Yan yang akan pasang badan untuknya, Nie Li masih cukup serasi untuk mendampingi Ye Ziyun.

Namun, menikahkan anak perempuan mereka dalam usia sebegini, adalah hal yang sangat kejam bagi seorang ayah. Reaksi Tuan Kota Ye Zong juga sangat normal. Semua diakibatkan karena sejak pertama kali jumpa, Nie Li langsung memberi Tuan Kota Ye Zong kesan terburuknya.

Sebenarnya, Nie Li hanya usil untuk sedikit menggoda Tuan Kota Ye Zong. Bahkan mesti dia telah memutuskan untuk memiliki Ye Ziyun sebagai istrinya, tapi dia juga minta agar diizinkan untuk tumbuh dewasa bersama secara perlahan di samping Ye Ziyun.

Adapun Tuan Kota Ye Zong ...
Kilas balik dalam kehidupan sebelumnya, setiap Nie Li melihat Tuan Kota Ye Zong dari kejauhan, dia akan ketakutan sampai kedua kakinya gemetar. Tapi dalam kehidupan kali ini, ada beberapa rasa hormat yang berkurang di dalam hatinya. Walaupun Tuan Kota Ye Zong sudah memberikan kontribusi yang tak terhitung jumlahnya untuk Kota Glory, sampai diapun harus rela mati dalam pertempuran, dia tetaplah bukan sosok ayah yang baik bagi Ye Ziyun. Karena itu, sedikit menggodanya, juga bisa jadi sesuatu hal yang menarik.

"Nie Li ......" Tepat ketika Ye Xiu bersiap untuk berbicara.

Wajah Nie Li berubah tegas dan berkata,
"Saya hanya ingin syarat yang saya ajukan kemaren terpenuhi. Jika tuan kota tidak bisa menyetujuinya, berarti lupakan saja. Saya juga tidak mengalami kerugian apa-apa. Jika Paman Ye Xiu masih ingin membujukku, maka bicaralah dengan Leluhur Pendiri Ye Yan."

"Leluhur Pendiri Ye Yan, masalah tentang Array Sepuluh Ribu Monster Iblis ......" Ye Xiu melihat Boneka Arwah dengan malu-malu, mencoba agar Leluhur Ye Yan mau membujuk Nie Li.

TALES OF DEMONS AND GODSWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu