"Bego banget gue punya adek." Hendery menjitak kepala Haechan.

Alasannya bukan itu sebenarnya. Haechan hanya takut kasih sayang Hendery, Johnny, dan Ten akan berkurang karna adanya bayi nanti. Haechan kan sedih ga bisa manja-manja lagi ntarnya.

* * *

"Bang, kalo jantung kita berdetak cepet disetiap didekat seseorang, itu artinya apa?" tanya Sungchan.

Mark sedang mengajari beberapa pelajaran yang Sungchan tidak mengerti. Sungchan masih kelas 10 SMA di sekolah yang berbeda darinya.

Tiba-tiba senyum manis Haechan muncul di benaknya.

"Kalo kamu ngerasain itu berarti kamu suka sama orang itu." Senyum tipis saat suara tawa merdu Haechan muncul dibenaknya lagi.

"Kenapa? Kamu lagi suka sama seseorang?" tanya Mark mencoba mengalihkan pikiran dari Haechan. Bahaya untuk jantungnya.

Sungchan mengangguk ragu-ragu, "kayanya."

"Haha. Adek abang udah gede, siapa orangnya?"

"Osaki Shotaro, itu yang Sungchan cari tau." Pipi Sungchan memerah saat mengatakannya.

"Eh? Itukan temen sekelasnya pacar Jeno."

"Iya. Sungchan tau ko bang, makanya Sungchan pengen minta bantuan sama pacarnya bang Jeno buat kenalin Sungchan."

"Boleh aja si. Asal cuman temanan aja dulu, jangan sampe pacaran. Inget kamu masih kelas 10, harus fokus kesekolah," tegas Mark.

"Kenapa? Sungchan sama kak Shotaro cuman beda satu tahun doang ko, jadi ga masalah buat pac..."

"Sekali abang bilang ga boleh ya ga boleh, Jung Sungchan!" gawat, Mark sedang mode galaknya. Jadi terpaksa Sungchan menurutinya saja.

"Iya."

* * *

Lomba lari tinggal dua hari lagi, karna sekarang sudah memasuki hari sabtu.

Dan sore ini, sehabis pulang sekolah Haechan memutuskan pergi ke taman sendirian sambil menikmati es krim rasa vanila ditangan nya.

"Nyesel juga gue kesini. Berasa miris banget gitu, orang-orang sama pacarnya, lah gue? Sendirian." Haechan menatap iri dan sebal ke beberapa pasangan yang tengah menikmati sore hari di taman umum.

"Seperti biasa selalu rasa Vanila. Kenapa tidak ganti nama jadi Seo Vanila, saja?" ucap seseorang yang duduk disebelah Haechan. Seseorang itu sama memakai seragam yang masih Haechan kenakan.

Kepala Haechan cepat menoleh ke sebelahnya. Lalu memasang wajah sinis kearah laki-laki yang duduk disampingnya.

"Apaan si! Sono jauh-jauh, kaya ga ada tempat lain aja," ketus Haechan.

Mark-laki-laki yang duduk disebelah Haechan hanya tertawa kecil. Lalu wajah Mark mendekat kewajah Haechan secara tiba-tiba membuat jantung Haechan berdetak cepat.

"Mundur! Gausah deketin wajah jelek lo ke gue. Bikin risih aja." Tangan Haechan mendorong wajah Mark ke belakang tapi malah tangannya yang dipegang dan di kecup kecil.

"Aroma kamu aja rasa vanila, jadi bikin saya kecanduan." Mark mendekatkan wajahnya ke Haechan, lagi.

Haechan panik lalu menggeser menjauh dari Mark.

Semakin Haechan mundur semakin pula Mark mendekat. Lalu saat Haechan sudah terpojok oleh pegangan kursi tempat Mark dan Haechan duduk. Haechan jadi semakin panik karna wajah Mark semakin mendekat. Mata Haechan tertutup rapat.

Deru nafas hangat Mark menerpa wajahnya. Haechan jadi semakin enggan untuk membuka matanya karna tidak berani menatap Mark.

Tangan Mark memeggang dagu Haechan dan matanya menatap ke bibir berbentuk hati itu yang terasa nikmat jika ia lumat.

Mark memiringkan wajahnya ke Haechan.

Lalu....

"Kancing baju kamu kebuka, jadi jangan salahin saya kalo liat dada kamu," bisik Mark di telinga Haechan. Setelahnya Mark mundurkan wajahnya dari telinga Haechan. Sedangkan pipi Haechan sudah memerah karna malu. Ia cepat-cepat melihat kebajunya dan benar kancing seragam sekolahnya yang kesatu dan kedua terbuka memperlihatkan dada mulus Haechan.

Haechan berdiri sambil mengancingkan bajunya kembali dan menggeram marah.

"DASAR MARK MESUM!" teriaknya dan berlari menjauh dari Mark yang tertawa. Lumayan matanya jadi seger, walaupun yang dibawah terasa sesak.

Tbc.

Tolong otak grey buntu 😩

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tolong otak grey buntu 😩

Rival [Markhyuck] Where stories live. Discover now