Nathaniel -19-

5.6K 825 65
                                    

Pagi ini rumah besar mereka rusuh sekali. Anak sulung rumah ini ada pertandingan basket beberapa jam lagi karenanya semua penghuni sibuk kesana-kemari.

Bukan. Bukan karena mereka sibuk mempersiapkan Jeff untuk pertandingan. Tapi mereka sibuk mempersiapkan bungsunya yang hanya akan menonton.

Jangan kaget, mereka kan selalu berlebihan.

"Nanti datangnya dengan Juna dan Zayn jangan sendiri. Langsung ke tempat pemain cadangan aja gak usah gabung sama penonton yang lain"

"Air minum, bawa air minum"

"Mau bawa cemilan juga?? Kakak ada beberapa di kamar. Sebentar"

Jeff berjalan cepat menaiki tangga dan menuju kamarnya meninggalkan Nathan yang memutar mata malas.

Dia sedari subuh sudah dibangunkan. Disuruh membawa ini itu. Belum lagi Mama dan Papa yang silih berganti memberinya petuah-petuah, jangan ini jangan itu.

Oh ayolah Nathan hanya akan menonton pertandingan basket di sekolah Jeff bukan pergi berperang. Demi Tuhan!

"Iya Papa, stop it. Aku bahkan sudah hafal apa yang dari tadi Papa bilang"

Agung memicing tidak suka.

"Kok dibilangin orang tua ngejawab gitu"

Helaan nafas panjang Nathan hembuskan. Lelah.

"Iya maaf ya Papa"

Mama kemudian datang dari dapur dengan satu botol penuh berisi air mineral, ukuran satu setengah liter.

Nathan tersedak ludahnya sendiri.

"Mama ini minumnya buat satu tim sekalian kayaknya bisa"

Mama melotot menyentil kening Nathan.

"Biar gak dehidrasi dek nanti panas loh"

"Tapi tandingnya indoor??!"

Nathan benar-benar pusing. Belum lagi tidak lama Jeff datang dengan satu kresek besar berisi camilan.

"Ini jadi temen nonton ntar"

Papa tak kalah sibuk mengeluarkan kartu dari dompetnya juga beberapa lembar uang dengan nominal paling besar

"Ini kalau kurang terus adek mau jajan"

Tolong siapapun tendang mereka satu persatu. Nathan sudah tidak sanggup.

🌹🌹🌹

Nathan kira hanya Jeff dan orang tua mereka yang berlebihan nyatanya Juna dan Zayn tak kalah berlebihannya.

Mereka mengapit Nathan di tengah benar-benar mirip seperti pengawal. Tak membiarkan Nathan berjalan sendirian barang sebentar. Nathan mendengus.

Ngomong-ngomong sebenarnya Nathan agak sedih. Chandra masih harus rutin ke rumah sakit karena sakitnya waktu itu.

Nathan tidak terlalu mengerti ada apa dengan saudaranya yang satu itu, tapi menilik bagaimana raut wajah Chandra saat mereka bertemu Nathan tau Chandra tidak baik-baik saja.

Jadi ya mau bagaimana lagi direcoki Juna dan Zayn saja sudah lebih dari merepotkan kok.

Dan sebenarnya mereka bertiga masih berada di depan gerbang sekolah Jeff, belum benar-benar masuk.

Karena demi apapun Nathan tidak berbohong saat bilang disini ramai sekali. Melebihi ekspektasinya, pantas Jeff begitu khawatir sedari pagi. Ini toh sebabnya.

Nathan tanpa sadar menahan nafas saat melihat bagaimana mereka tampak berebut masuk ke dalam gedung olahraga. Takut tiba-tiba saat membayangkan dirinya ada di tengah-tengah mereka. Hanya membayangkan dan dia sudah merasa sesak.

Nathaniel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang