NP (22)

1.5K 88 32
                                    

"Namjoon-ah, maaf merepotkan mu, kau tidak perlu mengantarku sampai ke rumah sakit."
Yoongi tersenyum pada Namjoon yang mengantarnya sampai didepan pintu masuk Rumah Sakit.

"Basa basi yang sudah basi, baru mengatakan merepotkan setelah sampai ditempat tujuan, merepotkan."

Seokjin mendengar samar suara Yoongi, dari posisinya berdiri didekat mobil, dia ikut turun tapi tidak mendekat, dia tahu privasi.

"Tidak apa, aku juga akan pulang, lain kali biar aku yang menemuimu, aku pulang dulu."

Yoongi tersenyum tipis dan mengangguk.

" Jangan lupa minum obatmu."

Namjoon mengangguk dan kemudian kembali berjalan kearah mobil.

"Seokjin-shi, kita kembali ke kantor sebentar lalu setelahnya kau boleh pulang."

"Baik Tuan."

Namjoon tersenyum, kemudian mereka kembali masuk kedalam mobil menuju kantor.

.
.
.

"Aku pulang ~ ."

Seokjin membuka pintu rumah dengan lesu dia segera masuk kedalam rumah setelah mengganti sepatu dengan sendal rumah, dia tak hiraukan Ibunya yang menghampiri, dia segera menjatuhkan tubuhnya ke sofa dan menghela nafas panjang.

"Nak, kau baik-baik saja?"

Nyonya Kim terlihat khawatir melihat putranya terdiam dengan mata terpejam.

"Moodku sedang tidak baik, aku ingin makan lalu tidur."

Jawab Seokjin lalu pergi ke kamarnya dan meninggalkan Ibunya yang terdiam bingung.

.
.
.

Seokjin melempar begitu saja tas kerjanya di tempat tidur.

"Melelahkan, padahal baru hari pertama, ingin tidak bekerja tapi aku butuh uang untuk membantu Ayah dan Ibu ,aish... harusnya aku menolak dengan tegas, bekerja sebagai sekretaris tapi aku seharian tidak ada kerjaan, malah menemani dua sejoli memuakkan."

Dering ponsel di sakunya mengalihkan perhatiannya, merogoh saku celananya dan mengambil smartphone miliknya, matanya membulat saat melihat siapa yang meneleponnya.

"Jae Hwan." Gumamnya sebelum mengangkat panggilan itu.

"Hallo."

"Jinnie, apa aku mengganggu? Kau sedang apa sayang?"

"Aku sedang istirahat dikamar, aku baru pulang kerja."

"Kau sudah bekerja? Dimana? Kenapa tidak memberitahuku? Kita harus merayakannya, aku akan menjemputmu kita makan bersama."

Seokjin terdiam dia bingung harus  bagaimana, dia tidak mungkin pergi keluar setelah berkata pada Ibunya jika ia ingin beristirahat, tapi disisi lain dia rindu pada kekasihnya.

"Sayang, kau mendengar ku?"

"Ah iya .. baiklah, tapi aku harus mandi dulu, aku akan menemuimu, kau tidak perlu menjemputku."

"Baiklah, aku menunggumu ditempat biasa, aku mencintaimu."

"Love you too."

Klik.

Seokjin dapat mendengar nada kekecewaan dari Jae Hwan, dia tahu hubungan ini harus segera berakhir tapi dia tak bisa mengakhiri begitu saja, Seokjin sudah terlanjur sayang pada Jae Hwan, dia berpikir Jae Hwan pasti bisa berubah dan akan menjadi lebih baik jika dia memberikan kesempatan kepada Jae Hwan untuk memperbaiki semuanya. Meski akan sulit karna kejadian saat itu, tapi Seokjin bukanlah pria yang pantang menyerah dan dia sedikit keras kepala.

No PromisesWhere stories live. Discover now