-04-

3.7K 511 19
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Jeno membawa Renjun menuju ruang kesehatan, lelaki mungil itu masih memejamkan mata sembari tangannya melingkar indah di leher Jeno. Sesampainya di ruang kesehatan, Jeno merebahkan tubuh Renjun di salah satu ranjang, kemudian mengambil kotak P3K.Dengan telaten Jeno merawat luka Renjun, meskipun bukan luka yang serius tapi tetap saja ini bisa infeksi jika tidak segera di tangani dan Jeno tahu betul bahwa Renjun tidak suka jika tubuhnya terluka, lebih tepatnya dia takut, bahkan kini lelaki mungil itu terus saja menutup mata sambil berpegangan erat pada baju Jeno. Renjun sesekali mendesis pelan kala Jeno terlalu kuat menekan luka di lututnya.

“Jeno apa masih lama?” Tanya Renjun, rasa nyeri di kakinya sedikit berkurang dan ia pikir mungkin sebentar lagi akan selesai.

“Tunggu sebentar.” Ucap Jeno sambil menempelkan plester terakhir. “Sudah selesai, buka mata mu sekarang.” Ucap Jeno yang kini telah memposisikan diri untuk berdiri.

Renjun perlahan membuka mata dengan sedikit ragu, ia melihat lututnya yang kini sudah berbalut plester.

“Sudah tidak sakit, kan?” Tanya Jeno memastikan bahwa Renjun sudah baik-baik saja. Meskipun kadang Jeno kesal dengan kelakuan Renjun, tapi tetap saja ia khawatir dengan pria mungil ini, bagaimanapun juga mereka telah berteman sejak kecil.

“Iya, sudah tidak sakit, terimakasih,Jeno.” Ucap Renjun kemudian mengulas senyum di bibirnya.

Jeno mengusap rambut Renjun lembut. “Lain kali hati-hatilah biar tidak jatuh. Mengerti?” Nasehat Jeno dengan nada suara yang lembut, tak seperti biasnya yang ketus dan cenderung kasar, bahkan mampu membuat pipi Renjun memerah karena malu. “Ayo kembali ke kelas.” Ajak Jeno, Renjun hanya mengangguk kecil sebagai jawaban lalu mengikuti langkah kaki Jeno untuk pergi ke kelas.

Di tengah perjalanan menuju kelas, Renjun mengeluh jika ia lapar dan ingin pergi ke kantin sebentar untuk makan. Tapi, tentu saja Jeno melarangnya sebab dia harus mengganti baju terlebih dahulu baru boleh ke kantin. Renjun yang mendengar hal itu memanyunkan bibirnya, merasa kesal dengan Jeno. Jeno tidak peduli dan tetap menyeret Renjun untuk segera berganti baju.

My Innocent Boyfriend ✔Where stories live. Discover now