22. Maunya Sama Bang Rian.

2.6K 377 22
                                    

Satu bulan berlalu. Sekarang hari minggu, Haidar, Hanan dan Farel menghabiskan hari di kost-an. Pemilihan ketos waketos sudah selesai dua minggu lalu, anggota OSIS yang baru pun sudah ditetapkan. Rian berhasil menjadi ketua OSIS dengan Langit sebagai wakil. Lalu Hanan yang terpaksa menyalonkan diri sebagai anggota juga terpilih. Kalau kata Farel, itu karena Hanan memiliki orang dalam; Rian.

"Bang Rian mana mungkin mau repot sendirian, jadi dia ngajakin lo buat repot bareng. Hahaha."

Selama sebulan ini hubungan Haidar dan Maraka juga semakin dekat. Semua interaksi selalu dimulai oleh Mara, mulai dari tawaran mengantar pulang sampai pergi ke beberapa tempat sepulang sekolah. Haidar awalnya biasa saja, malah dia senang karena terkadang Rian bersama Mara untuk membicarakan pelantikan.

Namun makin kesini adik kelas yang menaksir Bang Rian mulai sadar akan satu hal, sepertinya Bang Mara tertarik dengannya. Dugaan Haidar mendapat respon setuju dari teman-temannya, terutama Farel.

"Itu udah keliatan jelas, dari dia nanyain tentang kabar pacar lo."

Hanan terkekeh, "Bang Mara ngegas juga ya."

Kalimat Hanan mendapat respon tawa dari Farel. Dia meneguk sebagian air yang berada di gelas. "Kira-kira Bang Mara sadar ga ya, kalau saingannya itu Bang Rian?"

"Emang kenapa kalau saingannya Bang Rian?" Hanan bertanya.

"Ya ga apa-apa. Bang Mara lebih populer, sih."

"Kalau memang Bang Mara suka sama gue gimana ya? Gue ga tau mau jawab apa kalau misalnya dia confess."

"Bisa-bisanya lo masih nganggep ini cuman perkiraan doang, padahal udah jelas dia memang suka sama lo." Farel memotong keinginan Haidar untuk lanjut berbicara.

"Dikirimin makanan tiap malem, terus keliling dulu sebelum dianter sampe rumah. Udah bukan 'kalau' lagi ini, tapi memang 'pasti' Bang Mara naksir Haidar." Hanan menimpali.

Farel mengangguk sambil makan beberapa cemilan yang masih tersisa. Mereka sudah menghabiskan waktu disini sejak pagi, awalnya Farel hanya berniat lari pagi bersama tapi ujung-ujungnya sampai sore pun dia belum pulang.

"Kira-kira lo mau ga sama Bang Mara?" Farel lihat temannya menggeleng. "Yah, wajar sih. Bang Rian kan belum bisa lo dapetin, mana mungkin bisa langsung pindah ke lain hati."

"Mending lo ikutan ngegas juga ngedeketin Bang Rian, soalnya gue lihat anggota OSIS tahun ini banyak yang naksir sama dia." Hanan mengubah posisinya yang tadi tengkurap di atas kasur turun ke bawah lalu bersila. "Berhenti deh jadi pengagum rahasia, ga bakal ada hasilnya. Mending lo usaha, kejar dia. Urusan beneran bisa dapet atau engga ga usah dipikirin, yang penting berjuang dulu."

"Nah, Mending nyesel karena usaha lo ga ada hasil daripada ga berusaha sama sekali."

Haidar terdiam. Dia tidak tahu harus merespon bagaimana, karena jelas ucapan dua orang di depannya ini benar. Namun Haidar merasa tidak sanggup, dia terlalu malu jika mendekati Rian di depan orang banyak, terutama di depan kakak kelas bernama Benjamin.

"Kalau lo masih ga mau, ikhlasin Bang Rian sama yang lain ya. Jangan nangis-nangis ke kami."

Haidar melempar bantalnya ke wajah pemuda yang baru saja bicara. Farel yang tidak siap pun hanya pasrah wajahnya tertimpa bantal.

"Iya iya! Gue usaha."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BANG RIAN [renhyuck]Where stories live. Discover now