Part 24 - Marah!

40.4K 1.2K 2
                                    

Prank!

"Eh? Yah.. Pecah.. " panik Cleo langsung mengambil handphone Bimo yang tidak sengaja kesengol olehnya di meja makan, saat ingin mengambil gelas mau meminum air putih.

Bimo saat ini sedang berada di kamarnya, menganti baju setelah pulang dari latihan sepak bola. Minggu ini ada tanding bersama teamnya di lapangan dekat rumahnya.

Masih panik, Cleo mencoba menghidupkan handphone berwarna putih tersebut, saat tiba-tiba layarnya mati menjadi hitam semua.

"Nggak hidup!" ucap Cleo bergetar menahan tangis. Cleo sangat takut Bimo marah, karena dia tahu semenyeramkan apa Bimo kalo lagi emosi.

Sejak mereka pacaran, Bimo emang jarang marah, tidak pernah malahan, bahkan ia lebih sering tertawa, ta-tapi bukan berarti saat Cleo membuat kesalahan Bimo akan diam saja dan memaafkannya, pastinya ia akan dimarahi atau apapun itu, yang jelas dia takut, sangat.

"Hiks!" tiba-tiba Cleo sudah menangis karena terlalu panik dan takut.
Masih mencoba menghidupkan handphone Apple tersebut, masih sama, tidak berubah, layarnya masih tetap hitam. Air mata Cleo sudah membanjiri kedua pipi kiri dan kanannya, ia semakin sesegukan.

"Hiks!"

"Hey! Kenapa?!" tanya Bimo panik melihat Cleo menangis saat dirinya sudah menginjak anak tangga terkahir.

"Bi-Bimo.. " ucap Cleo dengan suara serak dan bergetarnya sambil menatap Bimo dengan kedua mata yang sudah memerah dan berkaca-kaca.

"Handphone kamu.. " cicitnya takut Bimo marah.

Mendengar itu, tanpa menjawab Bimo langsung merampas handphonenya dengan kasar dari tangan Cleo dan berjalan cepat, naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamarnya.

Cleo yang melihat itu mematung dan tanpa sadar air matanya semakin mengalir deras dikedua pipinya.

"Bimo.. " lirih Cleo sambil mengigit bibirnya.

"Maaf.. " ucap Cleo pelan masih menatap ke arah kamarnya Bimo.

Hampir satu satu jam lebih Cleo duduk di meja makan menunggu Bimo turun ke bawah, tetapi sampai detik ini Bimo masih tidak keluar juga dari kamarnya.

"Hiks!" air mata Cleo mengalir lagi.
Detik, menit, jam terus berputar, membuatnya semakin dilema. Tak tahan lagi, Cleo lantas naik ke atas menemui Bimo, ingin meminta maaf.

"Bimo.. " ucap Cleo pelan saat sampai, sambil mengetuk pintu kamar Bimo.
Tak ada jawaban, tak menyerah Cleo mengetuk lagi.

"Kamu marah?" tanya Cleo masih setia mengetuk pintu.

"Bimo.. " panggil Cleo terus mengetuk pintu.

"Kamu marah sama aku?" tanya Cleo masih tidak menyerah, terus mengetuk pintu, berharap Bimo membukanya.

"Bimo aku minta maaf." ucap Cleo.
Masih tidak ada jawaban. Menghela nafas, Cleo pasrah, Bimo sepertinya marah banget sama aku batinnya sedih.

"Bimo.. " panggil Cleo dengan suara bergetar.

Masih sama, tidak ada tanggapan.

Melihat usahanya sia-sia, Cleo langsung turun ke bawah, pulang ke rumah dengan tangan yang sibuk menghapus air matanya yang terus mengalir dikedua pipinya, matanya bahkan sudah bengakak karena terlalu lama menangis.

Cleo menangis di kamarnya seorang diri, melampiaskan semua rasa sedih dan bersalahnya kepada Bimo.

Ia tidak sengaja membuat handphone Bimo rusak batinnya merana.

Bimo.. Lirih Cleo masih menangis.

"Maaf.. " ucap Cleo pelan, matanya lelah karena kelamaan menangis dan jatuh tertidur dengan perasaan sedih menyelimuti hati dan pikirannya.

**

IMAGINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang