Part 8 √ Biologi

9 3 2
                                    

Setelah jam istirahat berakhir kini digantikan dengan mata pelajaran Biologi.

Buk Pat atau memiliki nama fatmawati itu lebih kerap dipanggil dengan sebutan Pat selaku guru biologi sedang menerangkan materi berupa reproduksi.

"Ada yang bisa yang jelaskan apa itu Sel sperma dan sel telur? " Tanya Buk Pat

Siapa sih yang nggak tau itu di zaman sekarang? Pelajaran SMP itu mah.

"Nggak ada yang mau angkat tangan? " Tanya Buk fat lagi

"Buk" Ucap salah satu siswi

"Silahkan dijawab"

"Sel sperma itu banyak buk, jadi cuman satu yang berhasil membobol pertahanan dinding sel telur, makanya orang-orang pada bilang kalo sel sperma yang berhasil membuahi sel telur itu adalah sebuah keberuntungan mengingat banyaknya persaingan sel sperma tersebut buk, makanya cuman satu yang bener-bener jadi" Ucap siswi itu disambut tawa seluruh kelas

"Lah kok kalian ketawa? Saya salah Jawab ya buk? "

"Nggak salah kok, cuman bahasa kamu itu loh, terlalu blak-blakan"

"Hehehe" Cengegesan siswi tersebut

"Ada yang memiliki pendapat yang berbeda? " Tanya buk Pat

"Saya bu" Ucap Veronika

Aidan menoleh ke arah Veronika saat gadis itu mengangkat tangannya

"Oke silahkan"

"Saya nggak setuju buk sama perkataan dia, malahan sel sperma yang berhasil membuahi sel telur bukan sebuah keberuntungan, melainkan sebuah kesialan"

"Kenapa kamu berpikir seperti itu Veronika? " Tanya guru tersebut

"Sel sperma yang menjadi bayi itu bukan sel pemenang tapi sel yang dibully sama sel-sel lainnya, dia dipojokin ke sel telur biar keluar ke dunia dan menjalani beratnya kehidupan, makanya pas lahir bayi nangis bukan ketawa, bayi lahir nangis karna sadar akan menjalani beratnya hidup, sedangkan keluarga pada ketawa karna nambah teman senasib, pas orang meninggal, dia tersenyum karna udah lepas dari beratnya hidup sedangkan keluarga yang ditinggal nangis karna masih menjalani beratnya hidup" Ucap Veronika diakhiri lirihan

Semua orang terdiam sambil mencerna ucapan Veronika barusan, perkataan Veronika seakan menampar mereka, mereka bahagia saat mengetahui bahwa diantara beribu-ribu sel sperma yang ada mereka yang lahir, tapi saat ini logika mereka seakan membenarkan ucapan Veronika barusan.

Aidan sedari tadi tak mengalihkan pandangannya dari Veronika, ia merasa ada beban yang sangat berat sedang dipikul oleh Veronika saat ini. Aidan melihat dari pancaran mata Veronika yang menggambarkan luka yang sangat dalam.

"Sebenarnya lo siapa veronika? Dan apa yang lagi lo sembunyiin dari gua? "

🖇











Albert Einstein pilihan bunda (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang