REIN: Jaga Dirimu

Start from the beginning
                                    

Winey memandang tuannya dengan heran, kaki depannya bertumpu di lutut Jungkook untuk menghiburnya. Jungkook menunduk, merasa senang karena dihibur, "Kemari, teman kecil. Kau benar-benar cantik," pujinya sambil mengangkat Winey ke atas pangkuannya. Jungkook menghela napas dengan melankolis, Winey adalah rubah yang diberikan oleh kekasihnya tahun lalu sebagai hadiah ulang tahun ketujuh belas. Ia tidak bisa tidak menyayangi Winey, meskipun rubah kecil itu terkadang nakal dan sering menyelinap ke bantalnya setiap malam.

"Selamat ulang tahun juga, Winey."

Winey mendengkur ringan di bawah telapak tangan Jungkook yang menggelitik tubuhnya, "Tepat satu tahun kau menemaniku dan akhirnya aku bisa memberimu Ayah Taetae sebagai hadiah, apa kau suka?" Rubah salju itu kembali menggosokkan kepalanya ke telapak tangan Jungkook dengan cara yang intim, membuat tuannya berpikir dirinya menyukai apa pun yang ia katakan. Tiba-tiba Jungkook kembali gelisah, kepalanya sangat sakit dan seakan ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Jungkook merentangkan tangan untuk menggapai apa saja yang ada di sekitarnya, dengan putus asa pemuda itu memanggil-manggil Bibi Lee.

Ketika kepalanya terasa kosong, suara Bibi Lee datang mendekat. Jungkook menggapai ke sekelilingnya, "Bibi Lee?" Suara Bibi Lee datang dan pergi tanpa bisa didengar lebih jelas. Jungkook ketakutan, tubuhnya seolah-olah tenggelam ke dalam kegelapan tanpa dasar. Dirinya berusaha bergerak, mencari-cari jalan keluar. Kepalanya yang sakit perlahan-lahan mati rasa, segalanya hening dan damai.

Jungkook pikir hidupnya sudah sempurna, ia baru saja merasa sangat sempurna hari ini. Apa yang terjadi?

Keinginannya untuk sadar begitu kuat, tetapi ia justru dihadapkan pada sesuatu yang mengerikan. Itu adalah kematiannya sendiri, tubuhnya hancur di tangan seseorang. Jungkook terperangah, ia ingin melarikan diri, tetapi kepanikan membanjiri kepalanya dan membuat pemuda itu semakin tenggelam dalam rasa takutnya. Napasnya memendek, terengah-engah sebelum akhirnya bisa membuka kedua matanya yang memerah. Tubuhnya jatuh terduduk akibat syok, yang mengejutkan semua orang. Matanya memandang sekeliling dengan hati-hati, ini kamar tidurnya. Akhirnya Jungkook bisa bernapas dengan tenang dan menyadari kehadiran orang tuanya, bibi dan pamannya, dan juga kekasihnya yang berdiri di belakang keluarganya.

Pria itu tinggi, sedikit membungkuk, wajahnya dipenuhi dengan kemuraman, dan ada seikat bunga kapas di tangan kanannya.

Ada sesuatu yang salah, tetapi Jungkook tidak tahu apa itu. Bibirnya terangkat yang akhirnya membentuk senyum aneh, "Aku..." Suaranya sangat serak dan tenggorokannya serasa terbakar, ibunya segera memberinya minum.

"Jangan katakan apa-apa. Kau telah lama tertidur, mungkin ada yang salah dengan tubuhmu."

Kenapa? Jungkook memandang ibunya dengan bingung. Jika memang ada yang salah, kenapa ia tidak dibawa ke rumah sakit pusat? Jungkook menatap wajah ibunya, dengan linglung ia merasa tidak mengenal siapa wanita yang tadi memberinya minum. Ibunya tersenyum ringan, "Istirahatlah, kami akan menjagamu. Apa kau lapar?" Jungkook mengangguk pelan. Paman dan bibinya mendoakan kesembuhannya dan segera pergi, meninggalkan dirinya bersama orang tua dan pria yang tampak menyendiri.

Ayahnya memiliki penampilan yang tegas dan masih tampak penuh semangat, tetapi nada suaranya monoton, "Jangan sering minum anggur, ibumu membawakanmu buah anggur yang lebih baik. Istirahat, bukankah kau akan pergi ke perguruan tinggi?" Dengan tatapan kosong Jungkook mengangguk, "Ya, Ayah." Kemudian pria paruh baya itu kembali melanjutkan, "Jurusan ekonomi hampir tidak memiliki kuota, cepat sembuh agar kau bisa mendaftar tahun ini." Ayahnya terdiam untuk beberapa saat dan pergi setelah ibunya mengatakan sesuatu yang Jungkook sendiri tidak begitu mendengarnya.

Melihat kepergian kedua orang tuanya, tatapan Jungkook beralih pada sosok pria tinggi dengan bunga kapas cantik di tangannya. Hati Jungkook yang muram kembali hidup, dengan gembira ia menatap pria itu, "Taehyungku datang menemuiku, aku sangat bahagia!" Pria itu tidak mengatakan apa-apa, tetapi langkahnya mantap. Taehyung meletakkan bunga kapas di meja samping, lalu menatap Jungkook.

New Project: REINWhere stories live. Discover now