11.

13.6K 2.8K 315
                                    

Selina sudah menyelesaikan semua soal ujian masuk yang ada, dia duduk dengan tenang di ruang tunggu bersama Arthur dan juga Rachell. Tidak ada yang berbicara, sama sekali.

Rachell dan Arthur yang menunggu hasil Selina dengan harap-harap cemas, sedangkan Selina sendiri masih tetep santai seraya membaca bukunya.

Untuk si kepala sekolah sendiri kini tengah mengecek hasil ujian Selina yang sangat dia yakini mendapatkan nilai nol.

Sementara di tempat lain, para guru sedang sibuk memperdebatkan perihal soal olimpiade kemarin karena ada yang berhasil soal-soal tersebut dengan nilai sempurna.

"Astaga, siapa yang menjawab soal-soal ini? Dia benar-benar jenius!" teriak salah satu guru yang baru saja mengoreksi soal.

"Lihat, dia bahkan bisa menjelaskan secara tepat dan rinci soal biologi yang bahkan kita pun tidak tau," lanjutnya sekali lagi.

"Benar bahkan dia juga bisa menyederhanakan rumus yang lebih akurat dan lebih mudah dipahami," saut guru matematika yang juga ikut heboh.

"Hei, dia bahkan menjawab semua soal bahasa Inggris dengan kata-kata yang sangat tepat." Kali ini guru bahasa inggris turut membuka suara.

Semua guru yang tengah mengoreksi itu begitu heboh, pasalnya ini adalah soal olimpiade yang sangat sulit, bahkan murid terbaik di sekolah ini pun hanya mendapatkan nilai rata-rata 80 dalam menjawab soal-soal tersebut. Akan tetapi yang tidak disangka-sangka ialah ternyata ada seorang jenius baru yang berhasil menjawab semua soal dengan nilai sempurna.

Ini adalah sebuah keajaiban, bagi mereka.

"Bagaimana dengan hasil-hasilnya? Apakah dia mendapatkan nilai nol di semua soal?" tanya kepala sekolah yang baru saja masuk ke dalam ruangan.

"Nilai nol? Pak, apakah bapak sedang bercanda? Jelas-jelas orang ini mendapatkan nilai sempurna di semua mata pelajaran," jawab guru Fisika.

"Ah ya, di mana bapak menemukan si jenius ini? Apakah bapak meminta bantuan pada ahli atau pun pada mahasiswa jenius?" lanjutnya guru fisika yang diketahui bernama Zuniga sekali lagi.

Kepala sekolah merasa tercengang selama beberapa saat. Mahasiswa jenius apa? Ahli apa? Jelas-jelas itu adalah soal yang dikerjakan oleh seorang siswa yang datang dari pedesaan bagaimana mungkin tiba-tiba menjadi mahasiswa jenius mau pun seorang ahli?

"Kalian berhenti mengerjai saya, saya tau nilainya pasti nol semua, jelas-jelas soal-soal itu diisi oleh seorang siswa yang ingin masuk ke sekolah ini," jawab kepala sekolah masih belum percaya.

Kali ini gantian para guru yang merasa tercengang, calon siswa baru yang mampu mengerjakan soal-soal serumit ini? Sulit dipercaya, maka jika begitu, ini kesempatan bagus untuk sekolah mereka karena mendapatkan jenius baru.

"Pak jik bapak tidak percaya, bapak bisa mengecek sendiri hasilnya."

Kepala sekolah pun menurut, dia melihat hasil yang telah dikerjakan oleh Selina, dan saat dia memeriksanya dia seolah tak percaya. Selintas pikiran bahwa Selina menyontek muncul dipikirannya, akan tetapi dari mana dia mendapatkan keberanian itu jika saja dia mengerjakan semua soalnya di ruang yang penuh dengan CCTV.

Dan lucunya dia sendiri yang meminta untuk ditempatkan di ruangan seperti itu, benar-benar sulit untuk dipercaya.

•••

Kepala sekolah menatap Selina dengan pandangan malu, jika saja dia tidak menyepelekan potensi anak itu sebelumnya pasti dia tidak akan merasa sangat malu seperti ini, mendadak muncul perasaan menyesal dihatinya. Pasti saat ini Selina sudah mencapnya sebagai orang yang buruk, sayang sekali dia sudah di cap buruk oleh seorang jenius seperti Selina.

"Bagaimana dengan hasil Selina, Pak?" tanya Rachell lebih dulu dengan raut wajah penasaran.

Sedangkan Selina sendiri masih tetap santai, seolah hasil-hasil tersebut bukanlah Miliknya.

"Selina berhasil menjawab semua soal dengan nilai sempurna," jawab Kepala sekolah dengan ekspresi menahan malu yang kentara.

Arthur dan Rachell merasa terkejut sekaligus senang, mereka tidak menyangka bahwa ternyata Selina begitu hebat dan berhasil mendapatkan nilai sempurna sekaligus.

Tiga orang dewasa yang ada di sana melirik kearah Selina, ingin melihat bagaimana reaksi gadis itu. Akan tetapi yang melihat adalah wajah tanpa ekspresi gadis itu, dia seolah tak peduli dan masih tenggelam pada buku bacaannya.

"Nak, kamu dengar itu? Kamu hebat bisa mendapatkan nilai sempurna," ucap Rachell seraya menatap Selina kagum, tak lupa tangannya ia gunakan untuk mengelus puncak kepala Selina sayang.

Sementara gadis itu hanya tersenyum tipis, tidak mengeluarkan suara sama sekali.

"Kalau begitu Selina sudah bisa bersekolah di sekolah ini senin nanti," ucap kepala sekolah.

"Baik pak, kalau begitu kami permisi dulu, terima kasih." Arthur Rachell dan Selina bangkit dari duduknya.

"Sama-sama Tuan Gillbert," ucap kepala sekolah yang ikut bangkit dari duduknya. Tak lupa mereka saling berjabat tangan.

Setelahnya mereka keluar dari ruangan tersebut dan berjalan menuju area parkir mobil setelahnya mereka pun pulang.

•••

"Saudari, bagaimana apakah kau berhasil dalam ujian masuk?" tanya Jesslyn kala melihat Selina yang baru saja sampai.

"Ya," jawab Selina singkat, setelahnya dia langsung masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan Jesslyn begitu saja.

Sedangkan Jesslyn berdecih sinis dalam hati, saat melihat tampang wajah Selina yang tidak ada ekspresi Jesslyn sudah menduga pasti Selina lolos karena bantuan kedua orang tuanya, lagipula mana mungkin Selina yang bodoh dapat mengerjakan semua soal-soal yang terbilang rumit itu dengan mudah? Rasanya sangat tidak mungkin.

Setidaknya itulah yang ada dipikiran Jesslyn dia menjadi tidak sabar bagaimana reaksi anak-anak Hilden tau bahwa Selina dapat masuk ke sekolah itu dengan cara curang, sudah pasti Selina yang anak baru akan menjadi bahan gunjingan murid-murid di sana.

Memikirkan hal itu membuat Jesslyn menjadi bersemangat, dia segera masuk ke kamarnya dengan perasaan yang berbahagia, melihat Selina menderita adalah tujuan Jesslyn saat ini, dia hanya ingin Selina menghilang dari muka bumi dan tidak mengambil apa pun yang sudah menjadi miliknya sedari awal.

•••

Selina masuk ke dalam kamarnya, dia langsung melihat desain-desain baju, yang sudah dia gambar, tak lupa dia juga memeriksa kain-kain yang sudah dia beli sebelumnya. Karena sibuk dengan urusan perpindahannya kemarin dia sampai lupa untuk memulai usahanya, meskipun dia sudah memiliki cukup banyak uang dari hasil meretas kemarin, tetap saja uangnya belum cukup untuk menciptakan alat yang dia inginkan.

Selina melirik ke arah mesin jahit yang ada disekitarnya, kemarin dia sudah membeli mesin jahit dari uang yang dia dapatkan.

"Ya kurasa ini hal yang mudah," monolognya seraya mengambil kain sekaligus desain baju yang sudah dia gambar.

Selina mulai menjahit secara hati-hati agar hasil jahitannya menjadi bagus.


Hai guys, I'm back.

Gimana part ini?

Silakan komen jika masih ada yang merasa kurang.

See you next chapter guys ♥️






Endless Love Fairy Tale : Menjadi Penjahat Genius Sejati.Where stories live. Discover now