Bab 11 - Tawaran

16.1K 2.8K 150
                                    

Karina menatap kosong pada sosok yang berada di hadapan dan sampingnya saat ini. Awalnya dia pergi ke kantin sendirian untuk makan siang karena Eve dan yang lainnya memiliki kelas yang berbeda jam darinya, namun saat dia mulai makan, satu persatu orang yang paling tak ingin dia temui malah muncul dan duduk bersamanya. Untunglah setidaknya masih ada Ren Junial yang menemaninya, meski Karina jarang berbicara dengannya, mereka berdua cukup akrab karena tiap hari bertemu di lobi asrama dan seringkali sarapan bersama dengan yang lainnya.

Karina melirik ke sebelah kanannya tempat Jian duduk yang kini hanya tersenyum penuh arti menatapnya. Karina merasa gugup ketika makhluk itu menatapnya, apalagi dia tahu identitas Jian yang sebenarnya adalah Naga. Disebelah kirinya ada Ren. Dihadapannya ada kakak beradik Pangeran Zenith, yaitu Jaesar dan Jaden.

"Minum ini." Jaesar memberinya segelas teh hangat, namun itu malah membuat Karina mengerutkan dahinya tak nyaman. Dia membenci teh semenjak kembali ke masa lalu. Tiap kali dia melihat teh, dia pasti menjadi gugup dan mengingat waktu ketika dia diracuni.

"Karina membenci teh, minum ini." Ren perlahan menyingkirkan teh pemberian Jaesar dan menggantinya dengan sekotak susu strawberi kesukaannya. Melihat itu, Jaesar mengerutkan dahinya dengan tak senang seraya menatap Ren.

Karina mengangguk kecil, "Terimakasih." Balasnya sopan pada Ren.

"Bagaimana keadaanmu kemarin? Apa kau masih demam?" Jaesar dengan lancang mencoba meraih kening Karina, namun tentu saja dia menghindarinya dengan cepat.

"Kau demam? Apakah itu karena kejadian kemarin? Apa kau baik-baik saja?" Jaden menatap Karina penasaran, sementara Jaesar menatap saudara tirinya dengan heran, sekaligus penasaran dengan apa yang dibicarakannya. Sementara Karina memelototi Jaden dengan galak, seakan berkata 'tutup mulutmu'.

"Kau sudah mencapai lingkaran sihir ke tiga? Bagus sekali." Jian tiba-tiba membuka suaranya yang membuat Karina langsung tersedak saat dia masih mengunyah makanannya.

Karina sengaja menyembunyikannya, namun dengan entengnya Jian mengatakan hal itu didepan orang lain. Bahkan Master Zell dan Airen tidak tahu bahwa dia sudah mencapai lingkaran kedua, apalagi lingkaran ketiga.

"Yang benar?!" Jaden lagi-lagi terkejut, dia tak menyangka kalau Karina seberbakat itu. Dia bahkan mulai memperhatikannya berkat Jian yang tertarik padanya.

"Selamat." Jaesar memberinya selamat dengan tenang. Dia tak terkejut dengan hal itu, dia sudah memperkirakan bahwa Karina akan mampu mencapainya karena bakatnya dan afinitasnya dengan mana sangatlah tinggi.

"Kau hebat Karina, aku akan segera menyusulmu sebentar lagi." Ren tersenyum cerah seraya menepuk pelan kepalanya secara refleks.

Karina tak mempermasalahkan hal kecil seperti itu, namun Jaesar dan Jaden yang melihatnya entah mengapa merasa kesal. Jaesar kesal karena dia yang bahkan tunangannya saja tak pernah memperlakukan Karina seperti itu, sementara Jaden kesal karena sepertinya Karina sangat ramah dan menerima kehadiran Ren walau belum lama kenal, sementara itu Karina bahkan bersikap acuh tak acuh terhadap dirinya meski dia pernah menolongnya.

Bagaimana kalau jadi muridku? Kau sangat menarik.

Karina kembali terkesiap saat mendengar suara Jian dikepalanya. Ini telepati satu arah. Karina perlahan menoleh ke arahnya dan menatapnya lekat-lekat.

"Bagaimana?" Jian kembali tersenyum seraya menopang dagunya diatas meja dengan santai, masih dengan pandangan tertuju pada Karina.

Karina ragu-ragu, dia menggigit bibirnya dan menatap Jian dengan serius. Jika dia menjadi muridnya, perkembangannya akan jauh lebih cepat. Dengan begitu, dia akan bisa lulus lebih cepat dari akademi. Itu tawaran yang sangat menggiurkan. Namun, Karina masih belum yakin sepenuhnya karena dia tak tahu apa tujuan Jian melakukannya. Karina takut kalau dia akan dikhianati dan diperalat lagi seperti sebelumnya.

Villainess QueenOnde histórias criam vida. Descubra agora