14 | Ternyata ... ?

22 3 1
                                    

Datang, temani, rasakan, dan nikmati semua lukanya.

Datang, temani, rasakan, dan nikmati semua lukanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Seberat apapun masalahmu, jalani saja. Tuhan tahu yang terbaik."

~ R A Q U E L

14. Ternyata ... ?


"Kenapa gak lo aja yang jagain dia?!" serobot Leon dengan menatap nyalang pada Ricky.

Ricky berdecak. "Ck, buang-buang waktu."

"Katanya, dia biar gue yang jagain, cukup gue aja yang jagain," sindir Garvino dengan nada mengejek seraya melipat kedua tangannya. "Lupa lu?"

Ricky bungkam. Sialan! Ia melupakan kata-katanya dulu! Dirinya jadi malu sekarang!

"Bukan urusan lo, anjing!" Ricky mendorong bahu Garvino. Lantas ia segera masuk kedalam mobil.

Leon berdecih. "Cih, adik durjana."

"Durhaka, Le," koreksi Garvino.

"Yok masuk, kesian Raquel sendiri disana," ajak Denish yang sudah melangkah lebih dulu.

"Siap-siap kebakar api cemburu." Garvino menepuk pundak Leon seraya terkekeh.

"Anjim!"

•••

Raquel memeluk lututnya seraya menangis dalam diam. Di ruangan ini ia hanya sendiri, Ricky benar-benar meninggalkannya.

"Setelah kamu sampai di rumah sakit, tinggalkan saja dia sendiri. Jangan buang waktu kamu hanya untuk mengurusi gadis tidak berguna itu."

Lagi-lagi, ucapan Papihnya semakin membuatnya down. Lagi-lagi, ucapan Papihnya selalu dapat membuat hatinya sakit. Lagi-lagi, Papihnya tidak peduli.

Dan itu menyakitkan.

Raquel mendengar ucapan Winata tadi. Ia tidak tidur, ia hanya pura-pura tidur agar Papihnya tidak berucap terlalu banyak tentang hal yang hanya akan menyakiti hatinya.

Ceklek.

Suara knop pintu membuat Raquel buru-buru menghapus air matanya.

Ia tersenyum lebar pada ketiga pemuda yang berjalan kearahnya.

"Hey." Denish mengusap lembut surai panjang Raquel. "Kenapa bisa sakit, hm?"

Leon menatap sinis Denish yang sok perhatian dengan Raquel. Dirinya terbakar api cemburu. Rasanya, ia ingin sekali membogem wajah Denish.

Kalem, Le, kalem, batin Leon seraya terus menarik nafas berkali-kali karena menahan emosi.

Garvino melirik Leon yang kini wajahnya memerah. Pemuda itu terkikik pelan melihatnya.

RAQUEL (On Going)Where stories live. Discover now