Chap 3

3.9K 501 0
                                    

Don't forget to vote!
===================

"Aku suka tempat yang tidak terlalu terang, ruangan yang akan ku ubah akan menjadi tempat bekerja namun tersedia tempat tidur yang cukup untuk satu orang." Ucap MD.

(Name) mengangguk sembari mengetik apa yang di pinta oleh customernya. "Ada lagi?" Tanya (name) sedikit melirik MD, "ya ada kemungkinan itu akan di jelaskan oleh Chanwoo nanti." Jawab MD, (name) mengangguk paham.

Setelah beberapa jam di cafe menunggu sahabat tercinta selesai bekerja, akhirnya telah tiba saatnya. "Jadi apa yang kau tanyakan." Tanya Chanwoo, "mengenai ruangan tuan tadi, katanya kau akan menjelaskan." Ucap (name).

"Ah! Sepertinya ini akan sedikit mengejutkan dan bersifat rahasia tapi karena kau adalah sahabatku yang sudah ku anggap keluarga sendiri, akan ku beri tahu." Ucap Chanwoo.

(Name) menatap serius wajah Chanwoo bersiap mendengar semua penjelasan sang sahabat. "Apa kau sering nonton siaran langsung?" Tanya Chanwoo, "Live? Tidak, tapi teman kuliahku ada yang merekomendasikan nonton BJ Alex. Kenapa?" Jawab (name).

"Pulang ini kau coba nonton live milik BJ MD, setelah nonton aku akan menjelaskan semuanya." Ucap Chanwoo. "Memangnya tentang apa?" Tanya (name) "em... Aku tidak bisa jelaskan jadi kau nonton sendiri." Jawab Chanwoo. "Baiklah."

∆∆∆∆∆∆∆∆

Apartemen (name)

"Hah segarnyaa." (Name) barusan pulang dari cafe xx lalu dengan cepat mandi karena terlalu gerah "baiklah... Mari kita coba tonton." Dibukanya laptop lalu menekan aplikasi siaran. Tak lupa membuat akun serta nama samaran.
//author ga tau namanya//

"Ah! Ini dia BJ MD." Di kliknya channel tersebut, terpampang dengan jelas seorang lelaki bertopeng hitam dengan pakaian formal sedang menjelaskan sesuatu.

Iris mata biru mudanya membola saat melihat ada lelaki lain di dalam siaran tersebut yang tidak berpakaian namun memakai topeng untuk menutup identitas.

Dengan ingatan (name) yang tajam, melihat rambut puding sang submissive yang tidak asing (name) langsung bergumam, "oh ini yang maksudnya partner, Chan."

(Name) memperhatikan apa yang terjadi di dalam siaran tersebut, bukan hanya orangnya namun ruangan yang mereka pakai juga (name) perhatikan. Dari ranjang, kursi, cat dinding, bahkan lampu. Ruangan tersebut sangat didominasi dengan warna hitam.

"Oh waw, ternyata aku mendapat seorang customer yang sangat tidak disangka-sangka." Ucap (name) menyeringai.

∆∆∆∆∆∆∆∆

Selama mata pelajaran kuliah, (name) selalu melamun untuk mempersiapkan diri bertanya pada sang sahabat atau lebih tepatnya meminta penjelasan.

Drt drt

Alarm yang (name) pasang untuk mengetahui pertukaran mata pelajaran berbunyi, menandakan bahwa kuliahnya hari ini sudah selesai.

Diliriknya arloji di tangan sebelah kiri menunjuk jam 15.20, perutnya sedikit keroncongan karena lupa makan siang tadi.
'karena mumpung sudah pulang, aku akan makan di cafe tempat Chanwoo.' batin (name).

Cafe xx pukul 15.40

Kring!

"Selamat datang!" Teriak barista. (Name) melirik ke kiri dan kanan ternyata cafe hari ini tidak terlalu ramai sekitaran 6-7 orang saja. "Mau pesan apa?" Dilihatnya menu diatas meja "aku mau pesan red velvet cake, cheese cake, oreo cake, dan cafe latte." Ucap (name).

"Baiklah, red velvet cake satu, cheese cake satu, oreo cake satu, dan cafe latte satu ya." Ulang sang barista, setelah membayar (name) pergi mencari tempat duduk yang nyaman untuk mengerjakan tugas hari ini.

'Sepertinya aku terlalu siang hari ini ke cafe. Mungkin aku telepon saja Chanwoo.' batin (name)

Tut
Tut
Klak

"Halo?"
"Chan, apa kau bisa ke cafe xx?"
"Tentu! Kapan?"
"Sekarang, aku sudah ada di sini."
"Oke otw!"

Pip.

Kembali ke laptop dengan ilustrasi bangunan 3D yang sudah dirancang (name) untuk tugas praktek. Helaan nafas lelah (name) keluarkan mencoba perhatikan apa yang kurang pada rumah buatannya ini.

Kring!

"(Name)! Kenapa kau memanggilku?" (Name) memutuskan pandangannya dari laptop lalu menuju Chanwoo. "Duduk dulu, kau ingin pesan apa?" Ucap (name).

"Aku mau pesan cafe latte juga, karena penasaran kau selalu memesan itu." Jawabnya. "Kalau makanan kau ingin pesan apa?" Tanya (name) "aku ambil punya kau saja." Raut datar (name) tunjukan "yeu temen akhlakless."

"Ehem, jadi aku sudah nonton sesuai permintaanmu." Ucap (name), Chanwoo menatap senang sahabat di depannya ini "jadi kau suka tidak?" Tanya Chanwoo dengan senyuman. "Aku tidak benci dan aku juga tidak terlalu suka. Jadi biasa saja." Jawab (name).

"Yah, baik baik selera orang memang berbeda-beda. Jadi karena kau sudah menonton maka akan lebih mudah aku menjelaskan." Ucap Chanwoo. "Sebetulnya... Aku adalah sang submissive di sana."

Chanwoo menunduk tidak ingin melihat ekspresi sahabatnya saat ini, "yah... Aku... Sudah tau sih dari awal." Ucap (name) menggaruk pipi. Chanwoo menatap (name) terkejut, sedangkan (name) tersenyum menatap sahabatnya itu.

"Kau... Tidak marah atau jijik padaku?" Tanya Chanwoo takut, raut bingung (name) keluarkan "huh? Tidak sama sekali." Jawab (name) menggeleng kepala.

"Jadi." (Name) menepuk tangan "bisa kita lanjutkan?" Tanya (name). "Hum, tentu bisa." Jawab Chanwoo dengan senyuman

.

.

.

.

.

.

.

.

To be continued

Hae sorry kalau book ini updatenya lama, karena banyak tugas di sekolah + aku dipaksa oleh guru untuk lomba ༎ຶ‿༎ຶ
Terima kasih atas perhatiannya.

777 Kata

Sab, 9 Oktober 2021

[✓] My Customer (BJ Alex x M! Reader)Where stories live. Discover now