06. Konferensi pers

25 20 10
                                    

"Queensha, what are you doing?"

"Sorry," sesal Queensha.

"Kau ini kenapa? Kau sedang cuti tapi kenapa kau mem-publish video tanpa memberitahu ku?" tanya Fleddy—CEO dari perusahaan Classic Reporters.

Queensha sama sekali tidak merespon pertanyaan dari Fleddy. Ia tahu bahwa dirinya salah, tidak seharusnya ia mengikuti permintaan dari Revandra. Namun ia melakukannya agar lelaki itu tidak menagih uang nya.

Kini, semua publik mulai kembali ramai memperbincangkan masalah Keisha Laquitta dan sekarang perusahaan Classic Reporters—tempat Queensha bekerja tengah di tuduh menyebar video hoax.

Banyak yang tidak percaya dengan video yang di sebar oleh perusahaan Classic Reporters bahkan semua orang mulai berkomentar jahat tentang perusahaan tersebut. Pasalnya, sejak adanya masalah Keisha Laquitta hanya perusahaan Classic Reporters lah yang selalu menjadi yang pertama untuk meng-upload berita tentang Keisha Laquitta.

Fleddy kembali duduk di bangku nya dengan mata yang masih menatap Queensha tajam. "Kau mendapat video itu dari siapa, huh?" Fleddy kembali bertanya.

"Revandra," jawab Queensha dengan kepala masih menunduk.

"What?"

"I'm seiously. Aku mendapatkan video itu dari Revandra." Queensha mulai berani menatap Fleddy untuk meyakinkannya.

"Maksud mu Revandra Altezza Mark Tuan—pacar dari Keisha Laquitta?"

"Ya."

"Do not joke you. You think i'll trust with you?" bantah Fleddy.

"Oh, god." Queensha menatap langit - langit, tidak tahu harus bagaimana lagi untuk meyakinkan atasannya dan kembali menatap Fleddy. "Aku memiliki nomornya jika tidak percaya aku akan menelefon nya," ucapnya lalu mulai merogoh saku celana nya untuk mengambil ponsel miliknya.

Tanpa ragu, ia mulai menekan nomor Revandra untuk melakukan panggilan suara. Panggilan pertama di tolak, Queensha mulai merasa khawatir ia takut jika nomor milik Revandra tiba tiba saja tidak aktif. Ia kembali menelefon Revandra dengan jari telunjuk sebelah kiri nya ia gigit. Sudah menjadi kebiasaan Queensha jika dirinya merasa khawatir ia selalu menggigit jari nya.

Lagi, kali ini panggilannya tidak terjawab. Lebih baik tidak terjawab daripada di tolak seperti sebelum nya. Queensha kembali menekan nomor Revandra untuk yang ketiga kali nya, selama memanggil ia terus berdoa dalam hati semoga panggilannya kali ini di terima.

Tidak terjawab.

Queensha menghela nafas panjang kemudian menatap Fleddy dan di tatap balik oleh Fleddy.

"Come out," usir Fleddy dengan tatapan tajam nya.

"Satu panggilan lagi, please," bujuk Queensha.

"Come out, Queensha." Fleddy sedikit meninggikan suaranya.

Queensha segera bangkit dari duduk nya karena sudah merasa terusir oleh Fleddy. Revandra, ketika lelaki itu membutuhkan bantuan dirinya, ia selalu ada untuk membantunya. Sekarang ia hanya membutuhkan dia untuk menerima panggilan telefon dari dirinya saja tidak bisa. Benar - benar lelaki licik.

Baru saja dirinya mengutuk Revandra karna kesal dengan jemari nya yang sudah menggenggam kenop pintu untuk menarik pintu, tiba - tiba saja ponselnya berdering mendapatkan panggilan dari Revandra. Secepatnya Queensha berbalik dan menerima panggilan dari Revandra.

"Kau kemana saja? Kenapa kau terus menolak panggilan dari ku?" sembur Queensha.

Ia segera memperbesar suara ponsel nya.

Love In San DiegoWhere stories live. Discover now