I wish I Could Hug You One Last Time chap.2

Mulai dari awal
                                    

Pekikkan Mammon adalah yang terkahir ku dengar karna aku sudah pergi ke arah tangga untuk lantai berikutnya.

Menjelajah di dalam rumah dalam diam aku maupun Satan sama sekali tak mau membuka pembicaraan. Satu persatu ruangan mulai kami buka dan di telusuri. tak ada tanda tanda levi sampai aku melihat lantai paling atas. Tempat belphegor atau lebih nyaman di panggil Belphie ini terkurung.

Aku melangkahkan kaki ku menuju anak tangga satu satunya jalan untuk ke lantai paling atas itu. Tak ada banyak ruangan di sana. Hanya ada sebuah tempat kurungan yang sekarang malah jadi tempat bersantai milik Belphie. Dan satu tempat lagi. Pintu itu tak terkunci tapi aku yang saat itu terlalu fokus untuk membebaskan Belphie dan hal hal lainnya sampai lupa melihat apa isi di dalam sana.

Karna aku akan mati penasaran jika tak melihat isi nya apa

Cklak

Pintu itu terbuka membuat ku menongol kan muka dan melirik sekitar.

Manik mata ku membulat dan merutuki sifat penasaran ku yang memang menyebalkan ini.

Bau anyir yang pekat, nampak terlihat itu luka yang sangat parah bagi seorang iblis. Kaki ku secara refleks mundur dan menutup mulut, Bau nya lebih menyengat dari yang ku duga.

"Ada apa (Name)?" Tanya satan sambil berlari pelan ke arah ku, aku hanya dapat diam dan menunjuk tempat levi mengalami luka fatal itu.

Luka nya terlalu mengerikan, pasti jika itu terjadi padaku jelas jelas aku udah di celestial realm (surga)!

Eh tapi kayaknya ga papa deh kalo ke celestial, aku kepo dengan rupa malaikat yang namanya Michael.

Satan membopong tubuh levi dan membawanya ke ruangan ngumpul tadi. Aku cuma mengikuti dari belakang karna masih syok dengan luka luka yang dialami iblis yang melambangkan dosa ke-irian ini.

"Hei (name), apa kau membenci kami?" Pertanyaan Satan yang tiba tiba membuat ku tertegun sejenak dan mulai memasang wajah pura pura bingung.

"Apa maksud mu? Jika aku membenci kalian, pastinya saat aku pulang ke dunia manusia aku tak akan mau lagi kembali ke sini." Kata kata ku membuat iblis yang melambangkan kemarahan ini terkekeh. Entah merasa dia mulai di bodohi oleh seorang manusia atau merasa bodoh dengan pertanyaan itu.

Aku tak marah sama sekali dengan para iblis ini, emosi ku sudah lama dilatih oleh keluarga untuk tak memendam emosi apapun, jangan sombong, serakah, iri, marah, nafsu, rakus ataupun malas.

Yang boleh ku lakukan hanya lah diam, menyetujui, dan bertahan hidup jika masih memungkinkan.

.

.

Ruang berkumpul itu menjadi sedikit lebih hening. Tak ada yang berani membuka suara selain Mammon yang masih berteriak atau lebih enak di sebut dengan pengakuan utang yang belum ia bayar pada Levi, Tubuh iblis yang melambangkan keirian ini mengalami luka yang tetap parah meski sampai di berikan sihir penyembuhan yang di ketahui lewat buku maupun D.D.D. Dia tak mati (mungkin?), satan bilang luka itu lumayan fatal andai saja aku tak membuka pintu tadi dan tetap membiarkannya di dalam sana. Pasti nama Leviathan akan perlu di berikan rangkaian bunga besok.

"Kalau begitu. (Name) kau jaga leviathan di sini, yang lain berpencar dan temukan-"

BRAK

Suara jatuh berhasil membuat seluruh kakak beradik ini termasuk aku kaget dan melihat ke sumber suara. Nampak Beel seperti menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan kencang.

Belphie mencoba mendekati nya tapi yang di lihat hanyalah mulut kembarannya itu penuh busa dan bersiap untuk mati karna keracunan.

Raut muka lelaki yang pemalas itu langsung panik dan mencoba segala cara agar kembarannya tetap sadar dan hidup tapi caranya tak berhasil sama sekali meski sudah di bantu Lucifer dan yang lain. Aku hanya bisa menatap kaget apa yang terjadi barusan, benar benar tak berguna, inilah diriku. Di saat orang lain sibuk mengerahkan segala tenaga untuk menyelamatkan yang lain, aku hanya berdiri di sini dan tak tau mau membantu dalam hal apa.

Aku hanya manusia biasa yang akan menjadi beban di sini. Aku melirik levi yang seharusnya masih terbaring. Tapi mataku malah melihat hal yang aneh nyaris mirip dengan hal yang terjadi pada beel

"Lucifer! Ini- apa yang terjadi?" Tanya ku sambil menunjuk tubuh Levi yang perlahan menghilang bagai debu itu. Darah nya tetap ada tapi tubuh lelaki itu menghilang perlahan lahan bagai setumpuk debu yang tertiup angin pelan.

Lucifer memandang itu dengan kaget, raut wajah nya mulai memarah dan berteriak di ruangan tersebut untuk mencari pelaku lalu membawa pelaku itu dan di berikan padanya.

Aku hanya dapat memandang kesal pada mayat yang mulai menghilang itu. Bukan kesal pada mereka melainkan pelaku, sebenci apapun aku sama mereka aku tak akan melakukan tindakan segila ini

Dan kuharap tidak akan pernah.

Hope & Dream Project Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang