He chap.2

47 11 0
                                    

~Flashback~

Shinichirou Sano.

Aku mengingatnya dengan jelas.

Seorang Lelaki yang jelas lebih tua dariku, bahkan Dia.
Pemilik senyum yang teduh dan Surai sekelam malam.

Jujur saja aku tidak suka dia.

Mengapa? Karena dia merebut semua perhatian Dia.
Bahkan Shinichirou-san bisa membuat Izana berbicara dengan santai ataupun tertawa dengan lelucon yang hampir garing.

Ah, Aku selalu cemburu padanya.

"(Nama)-chan, Ayolah jangan memandang ku dengan wajah seperti itu. Kau membuatku merasa bersalah" dia berujar.

Aku mendengus dingin dan membuatnya meringis.

"Kau benar-benar tidak menyukaiku ya-"

Setelah bergumam, Shinichirou-san kembali pada pekerjaannya- ah, lagi-lagi aku di minta kemari oleh nya padahal dia sudah tau jelas aku tak menyukainya.

Sialnya, dia selalu memintaku kemari dengan membawa-bawa nama Izana!

Shinichirou tau, aku tidak akan mengabaikannya jika nama Dia dilibatkan.

"Kau tau (nama)?, Izana memiliki ibu yang berbeda dari kami semua." Aku menyerit bingung.

Kenapa tiba-tiba?

"Kenapa kau mengatakan semua itu?" Aku menyelanya. Aku bukan penyuka obrolan yang sentimental ataupun berat.

"Aku ingin kamu menenangkannya saat dia tau segalanya" Shinichirou menjawab dengan tenang.

Tangan-tangannya dengan lihai Menganti suku cadang motor yang tengah ia perbaiki.

Lenggang, hanya ada suara peralatan terdengar.

"Izana tidak tau kalau ibunya berbeda-beda dari kami, ah maksud ku dari Emma. Aku tak ingin saat dia mendengar kenyataan itu, ia akan menolak untuk berhubungan saudara dengan ku" Shinchirou kembali melanjutkan ucapannya.

Bahkan ia tidak menunggu persetujuanku dulu.

"Aku takut dia ngga bisa menerimanya, jadi tolong jaga dia untukku ya?"

Aku menyerengit tidak mengerti.

"Izana tidak selemah itu" tentu aku tau itu.

Bahkan aku yakin Shinchirou pun tau itu.

Suara dentingan besi terhenti, Shinichirou meletakan peralatannya dan berbalik arah menatapku.

"Kadang sebuah kenyataan bisa menghancurkan lebih banyak. (Nama) bagaimana jika kau jadi Izana dan mendengar jikalau kau tidak memiliki hubungan darah sedikitpun dengan seseorang yang kau anggap kakak kandung mu? Bagaimana perasaan mu saat itu?"

Shinichirou menatap dengan teduh, tetapi syarat akan gelisah.

"Aku tidak mengerti, Aku tak pernah merasakannya" Aku menjawab.

Tetapi tetap saja, aku gak mengerti apapun.

Aku ini di buang, Perasaan ku hanya rasa suka pada Izana dan selebihnya aku masih belum mengerti.

"Hah~ bagaimana cara ku untuk menjelaskan padamu ya?~" Shinichirou bersuara lirih.

Memandang ku dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Tapi kalau Izana akan merasa hancur, Aku akan tetap di sisinya. Selalu" ujarku tegas mengundang decak gemas dari lelaki di depanku itu.

"Kau ini! Hahahaha jaga Izana ya, saat aku pergi-"



Aku ngga tau, jika apa yang Shinichirou katakan akan terjadi pada kenyataannya. Secara perlahan, apa yang dikatakan lelaki yang memiliki senyum teduh itu menjadi kenyataan.

Rasanya sangat hancur melihat dia Menangis melepas emosinya. Seakan telah Dia telah di khianati seutuhnya.

Izana kurokawa, Raja-ku  menangis.

Lalu, beberapa Minggu setelahnya Kenyataan membuat goncangan hebat di hidup nya.

Baik aku, dan Izana seakan tak bisa mempercayai kabar itu sedikit pun.

Sama sekali -

Kabar bahwa,

Shinichirou Sano telah  meninggal dunia.

dan dunia seakan berhenti bagi Izana.

Semua kenyataan yang ada membuat Izana lama benar-benar mati, Aku bahkan tidak bisa menjaganya seperti yang di minta Shinichirou saat itu.

Aku hanya bisa menahan sesak seraya memeluknya erat, Melihatnya berjuang sendiri Membuat merasa gagal.Terlebih aku tak mampu menarik ya dari jurang depresi!

Aku sangat payah..

--

Aku selalu mengingat masa-masa itu.

Masa dimana senyum Rajaku terambil paksa dan melahirkan sosok dingin nya sekarang sebagai Rajanya Tenjiku.

Sosok yang membiarkan dirinya terpengaruh oleh perkataan Kisaki Tetta.

Dia benar-benar berubah.

Meski tak sepenuhnya jika di hadapan ku dan Kakucho.

Tetapi tetap saja..

Seperti saat ini, aku mendengar semuanya.

Rencana yang di buat Kisaki untuk menjadikan Mikey lemah, dan Izana menyetujuinya dengan senang hati!

Jelas aku tak bisa membenarkan hal itu, tetapi tak bisa mengatakannya langsung pada Izana. Walaupun Dia memperlakukan ku sama seperti dulu, bukan berarti tidak ada yang berubah.

"Emma Sano akan menjadi pion untuk menghancurkan Mikey dan Draken dari dalam, dan kemenangan Tenjiku akan benar-benar terealisasikan"

Aku membeku, sejauh itu kah jalan yang dipilih Izana?

Rajaku?

Ini tidak benar, aku harus menghentikan nya sebelum semuanya terlambat!

Aku melangkah menjauh, berusaha untuk tidak menimbulkan suara sedikitpun.

Harap-harap cemas akan ketahuan. Untung saja di dalam tangga tidak ada siapapun, hingga aku keluar dari gedung itu tanpa seorang pun tau.

Aku menatap langit biru, di atas gedung itu siluet Izana hampir tidak nampak.

"Izana, Aku akan membawamu kembali"

Seperti Apa yang ku janjikan kepada diriku sendiri, juga harapan Shinichirou.

Aku akan membawamu, dan menjagamu Izana.

Pasti.

Hope & Dream Project Where stories live. Discover now